TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Dengan Lindungi 1,2% Daratan Bumi, Bisa Cegah Kepunahan Massal

Upaya konservasi harus terfokus

ilustrasi Bumi (unsplash.com/Francesco Gallarotti)

Intinya Sih...

  • Penelitian menemukan perlunya fokus pada kandungan keanekaragaman hayati daripada ukuran zona lindung
  • 1,2 persen lahan Bumi yang dilindungi dapat menghindari kepunahan spesies
  • Situs-situs penting bagi spesies langka dan terancam punah hanya mencakup 1,2 persen dari permukaan daratan Bumi

Keanekaragaman Bumi sedang menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia yang mengancam kehidupan tumbuhan dan hewan. Manusia secara tidak sengaja sedang 'menghancurkan' pohon kehidupan. 

Namun, ada secercah harapan melalui upaya konservasi yang tepat. Pada akhir tahun 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkenalkan 'perjanjian damai dengan alam' yang bersejarah.

Melalui perjanjian ini, negara-negara berjanji untuk menjadikan 30 persen planet ini sebagai zona lindung pada tahun 2030. Meskipun masih jauh dari tujuan tersebut, penelitian baru menunjukkan bahwa kita harus fokus pada kandungan keanekaragaman hayati daripada ukuran zona lindung tersebut.

1. Pentingnya konservasi terfokus

ilustrasi cagar alam (pexels.com/Johannes Plenio)

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Science ini menemukan bahwa dengan melindungi hanya 1,2 persen lahan Bumi, kita dapat menghindari kepunahan.

"Sebagian besar spesies di Bumi tergolong langka, artinya spesies tersebut memiliki wilayah jelajah yang sangat sempit atau kepadatan yang sangat rendah, atau keduanya," ucap Eric Dinerstein, penulis utama studi tersebut dalam sebuah rilis (25/6/2024). 

Oleh karena itu, jika kita memusatkan upaya konservasi kita pada area-area ini, kita bisa menyelamatkan banyak spesies sekaligus. Penelitian ini menunjukkan bahwa kelangkaan spesies sangat terfokus pada wilayah tertentu.

Dengan begitu, tindakan perlindungan yang terfokus bisa memberikan dampak besar dalam menjaga keanekaragaman hayati.

2. Penemuan lokasi penting

Para peneliti dari berbagai negara, termasuk AS, Inggris, China, Saudi Arabia, India, Brazil, dan Indonesia, telah mengidentifikasi lebih dari 16.000 situs yang tidak terlindungi di daratan.

Situs-situs ini, meskipun terdengar banyak, secara kolektif hanya mencakup 1,2 persen dari permukaan daratan Bumi.

Menariknya, setengah dari lokasi ini berada di daerah tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati. Banyak dari situs-situs ini berada di dekat cagar alam yang sudah ada.

Ini berarti upaya konservasi bisa dilakukan dengan lebih efektif jika kita fokus pada area-area penting bagi spesies langka dan terancam punah.

3. Kesalahan dalam upaya konservasi saat ini

ilustrasi harimau Sumatera (unsplash.com/Nick Karvounis)

Antara tahun 2018 dan 2023, dunia berhasil melindungi 1,2 juta kilometer persegi lahan. Namun, menurut analisis baru, cagar-cagar ini hanya mencakup 7 persen dari situs-situs 'tak tergantikan'. Situs ini memiliki keanekaragaman hayati langka dan terancam punah.

Ini menunjukkan bahwa upaya konservasi yang ada saat ini tidak cukup efisien dan memerlukan strategi yang lebih baik.

Fokus saat ini lebih pada luas area yang dilindungi daripada kualitas keanekaragaman hayati yang dimiliki area tersebut. Penelitian baru ini menekankan pentingnya merubah pendekatan konservasi.

Hal ini penting untuk memastikan area yang dilindungi benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi spesies yang paling membutuhkan perlindungan.

Baca Juga: 12 Tanaman Karnivora 'Pemakan Segala', Pernah Liat?

4. Keuntungan konservasi terfokus dari segi ekonomi

Melindungi situs-situs yang paling penting di daerah tropis diperkirakan memerlukan biaya sekitar $34 miliar per tahun selama lima tahun ke depan. Sebagai perbandingan, jumlah ini kurang dari 0,2 persen dari PDB Amerika Serikat.

Angka ini relatif kecil dibandingkan dengan keuntungan ekonomi dari sektor-sektor lain. Investasi dalam konservasi ini bisa memberikan hasil yang luar biasa dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan mencegah kepunahan spesies.

5. Masalah yang sering terabaikan

ilustrasi orangutan (unsplash.com/Dimitry B)

Krisis keanekaragaman hayati termasuk isu yang telah lama diabaikan. Kehilangan habitat adalah masalah bagi sekitar 88 persen dari semua spesies yang terancam punah.

Dari semua lahan yang dilindungi antara tahun 2018 dan 2023, hanya 2,4 persen yang terletak di hutan tropis atau subtropis.

Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya konservasi, di mana area yang paling membutuhkan perlindungan sering kali diabaikan. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya perhatian lebih besar dan investasi yang lebih tepat sasaran dalam upaya konservasi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya