TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dry Food vs Wet Food, Mana yang Terbaik untuk Kucing?

Kalau kamu lebih suka ngasih yang mana?

ilustrasi kucing makan dry food (pixabay.com/AmberShadow)

Dear cat lover, makanan apa yang kamu berikan untuk kucingmu? Ada dua jenis makanan utama, yaitu makanan kering (dry food) dan makanan basah (wet food). Terkadang, kucing diberi lauk seperti ayam atau ikan goreng, tetapi ini tidak banyak dipilih karena jatuhnya lebih mahal.

Antara dry food dan wet food, mana yang terbaik untuk kucing kesayangan kita? Geser layarmu ke bawah untuk menemukan jawabannya!

1. Sebelum memilih, ketahui dulu kebutuhan kucingmu

ilustrasi anak kucing (pexels.com/Helena Lopes)

Sebagai pemilik yang baik, kita perlu mengetahui terlebih dahulu kebutuhan kucing kita. Mengutip International Cat Care, parameternya adalah:

  • Tahap kehidupan: anak kucing (kitten), dewasa, dan senior atau geriatri
  • Kecukupan gizi: lengkap atau komplementer
  • Sensitivitas dan gaya hidup: tinggal di dalam ruangan (indoor), telah dikebiri (neutered), memiliki kulit sensitif, pencegahan hairball, dan lain-lain
  • Ras: domestik, ragdoll, british shorthair, persia, maine coon, bengal, dan sebagainya
  • Harga: ekonomis, standar, premium, super premium

Sedikit penjelasan untuk melengkapi poin di atas, makanan lengkap memberi kucing semua nutrisi yang dibutuhkan dan dirancang untuk menjadi makanan utama. Sedangkan, makanan pendamping biasanya berupa camilan (treats) dan hanya boleh diberikan maksimal 10 persen dari porsi makanan utamanya.

Anak kucing memerlukan lebih banyak protein dan kalori, sementara kucing yang disteril atau indoor justru membutuhkan lebih sedikit kalori. Di sisi lain, kadar fosfor pada makanan kucing senior dikurangi untuk menurunkan beban ginjal.

Makanan kucing juga disesuaikan untuk kebutuhan tertentu. Seperti penambahan asam lemak untuk memperbaiki kulit dan bulu kucing atau penambahan psyllium untuk mencegah pembentukan hairball.

2. Perbedaan dry food dan wet food

ilustrasi kucing makan dry food (unsplash.com/Anna Kumpan)

Makanan kucing diklasifikasikan berdasarkan kandungan airnya. Dry food memiliki kadar air di bawah 14 persen, semi-moist 14-59 persen (treats masuk kategori ini), dan wet food kadar airnya di atas 60 persen.

Wet food dimasak pada suhu tinggi untuk sterilisasi, sehingga umur simpannya lebih panjang daripada dry food (sebelum dibuka). Tetapi, setelah kemasannya dibuka, lebih mudah rusak dan basi.

Sedangkan dry food diolah dengan metode ekstrusi atau dipanggang. Wet food lebih mahal daripada dry food. Contohnya, satu pouch wet food dengan berat 85 gram dari brand ternama harganya Rp6.000. Dengan merek yang sama, harga dry food seberat 450 gram adalah Rp28.500.

3. Dry food bisa dibiarkan di tempat terbuka tanpa menurunkan kualitasnya

ilustrasi dry food kucing (pixabay.com/Crepessuzette)

Keuntungan utama dry food ialah kemudahan dan biaya yang lebih rendah. Bahkan, saking praktisnya, dry food kerap disimpan dalam botol untuk street feeding. Baik kucing peliharaan maupun kucing jalanan bisa hidup lama dan sehat dengan dry food.

Dry food bisa ditaruh di tempat terbuka selama berjam-jam tanpa menurunkan kualitasnya. Selain itu, bisa diletakkan di food dispenser atau automatic pet feeder yang bisa mengisi sendiri, cocok untuk pemilik kucing yang sibuk atau mudah lupa.

Baca Juga: 7 Tanda Kucingmu Terkena Diabetes, Coba Periksa Sekarang!

4. Selain itu, dry food memperlambat pembentukan plak pada gigi kucing

ilustrasi gigi kucing (unsplash.com/Bill Aboudi)

Mayoritas dry food berdampak positif pada gigi, seperti mengurangi pembentukan karang gigi dan memperlambat akumulasi plak. Namun, tidak semua dry food memiliki tekstur kibble yang baik untuk mengatasi plak. Sehingga, pemilik tetap disarankan untuk menyikat gigi kucingnya.

Keunggulan lainnya adalah dry food memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi. Cocok diberikan pada kucing yang kurus, memiliki nafsu makan rendah, sedang sakit, atau pilih-pilih makanan (picky eater). Dry food memberi energi dan nutrisi yang cukup dalam takaran kecil.

Sebaliknya, ini akan menyulitkan bagi kucing yang tidak bisa mengatur asupan makanannya, selalu lapar, dan kelebihan berat badan atau obesitas. Selain itu, karena kadar air dry food sangat rendah, pemilik harus selalu menyediakan air bersih supaya kucing sering minum dan terhindar dari masalah kemih.

5. Wet food memiliki kadar air yang tinggi untuk bantu cegah dehidrasi

ilustrasi kucing makan wet food (pixabay.com/rotbart94)

Dengan kadar air di atas 60 persen, wet food bisa menjadi alternatif untuk mencukupi kebutuhan cairan (di samping minum air langsung). Diharapkan bisa bantu cegah dehidrasi pada kucing, yang mengarah pada risiko penyakit ginjal.

Sebaliknya, jika memutuskan memberi dry food, pemilik harus memastikan bahwa kucingnya minum air yang cukup. Apalagi, jika tinggal di tempat yang beriklim panas dan kering.

Satu lagi poin plus wet food: aromanya lebih kuat dan menggugah selera, membuat kucing makan lebih lahap! Selain itu, bisa merangsang selera makan kucing yang sedang sakit.

6. Wet food bisa cegah masalah saluran kemih, sembelit, dan bantu turunkan berat badan

ilustrasi kucing obesitas (pixabay.com/islandworks)

Mau tahu manfaat wet food lainnya? Ada tiga yang paling menonjol, yaitu:

  • Manajemen berat badan: wet food memiliki kepadatan energi atau kalori yang lebih rendah. Rata-rata kalori pada dry food adalah 3-4 kkal per gram, sementara wet food hanya 0,8-1,5 kkal per gram. Sehingga, wet food bisa membantu menurunkan sekaligus mencegah kenaikan berat badan kucing.
  • Mengatasi sembelit: salah satu faktor risiko sembelit adalah dehidrasi. Wet food dipercaya memiliki efek positif terhadap konstipasi.
  • Baik bagi saluran kemih: menurut studi yang dilakukan di WALTHAM Center for Pet Nutrition, pola makan dengan kelembapan tinggi dapat meningkatkan asupan air harian kucing. Asupan air yang lebih tinggi bisa meningkatkan volume dan pengenceran urine, yang terbukti bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit batu kemih pada kucing.

Baca Juga: 7 Cara Menghentikan Kucing yang Melakukan Zoomies di Rumah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya