TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidak lagi Pakai Popok, Astronot Bisa Ubah Urine jadi Air Minum

Akan segera diuji coba di Bumi dan luar angkasa

ilustrasi astronot di luar angkasa (pixabay.com/WikiImages)

Intinya Sih...

  • Para ilmuwan menemukan cara baru mendaur ulang urine astronot menjadi air minum dalam lima menit, mengatasi masalah popok sekali pakai yang tidak nyaman dan tidak mendaur ulang.
  • Sistem baru melibatkan pakaian dalam dengan sensor kelembapan, pompa vakum, dan alat penyaring yang mengubah urine menjadi air tawar untuk disalurkan ke kantong minuman.
  • Teknologi ini masih diuji coba namun diharapkan dapat membantu para astronot menjaga kesehatan dan memenuhi pasokan air saat melakukan perjalanan luar angkasa yang panjang.

Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah menemukan cara baru untuk menampung air seni astronot dan mendaur ulangnya menjadi air minum dalam hitungan menit.

Selama bertahun-tahun, para astronot yang melakukan perjalanan luar angkasa di sekitar Stasiun Luar Angkasa (ISS) buang air menggunakan popok sekali pakai di dalam pakaian antariksa mereka, yang dikenal sebagai pakaian dengan daya serap maksimum (MAG).

Pakaian ini pertama kali dirancang pada awal tahun 1980-an, untuk menampung dan menyimpan urine, sehingga para astronot dapat membuang kotoran saat bepergian. 

Baca Juga: Misi Pertahanan Planet, China akan Tabrak Asteroid Sebelum 2030

Bisa jadi solusi

Mengingat perjalanan luar angkasa terkadang dapat memakan waktu hingga delapan jam, MAG dapat membuat para astronot merasa tidak nyaman secara fisik dan berisiko mengalami iritasi kulit dan infeksi.

MAG juga tidak mendaur ulang air dalam urine, sehingga saat berjalan, para astronot harus mengandalkan persediaan tetap sebanyak 0,2 galon (0,95 liter) air yang mereka bawa dalam tas minuman di pakaian antariksa.

Dikutip dari situs Live Science, kini para ilmuwan punya solusi untuk masalah ini, berupa sistem baru dan ringan yang bisa mengumpulkan dan memurnikan sekitar 1,69 ons cairan (500 mililiter) air dari urine di dalam pakaian antariksa seseorang, hanya dalam waktu lima menit.

Ubah air seni jadi air tawar

ilustrasi urine (unsplash.com/Elevate)

Jika diterapkan, sistem ini akan melibatkan astronot mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan kompresi fleksibel dan dilapisi kain antimikroba. Sistem ini juga mencakup sensor kelembapan yang mendeteksi urin yang berada di dalam cangkir silikon di bawah alat kelamin pemakainya.

Deteksi kencing akan mengaktifkan pompa vakum yang kemudian menyedot urine ke dalam alat penyaring yang dibawa di punggung astronot. Saringan tersebut punya tinggi sekitar 15 inci (38 cm) dan lebar 9 inci (23 cm).

Di dalam alat penyaring seberat 17,6 pon (8 kilogram), urine akan diubah menjadi air tawar yang selanjutnya dapat disalurkan ke dalam kantong minuman pakaian antariksa.

Dalam tahap pengujian

Sistem baru ini masih dalam tahap pengujian awal. Namun jika berhasil dikembangkan, teknologi ini dapat membantu memecahkan dilema bagi para astronot yang terlibat dalam eksplorasi ruang angkasa.

Masalah tentang bagaimana menangani urine saat berjalan di luar angkasa sangat relevan mengingat Badan Penerbangan dam Antariksa (NASA) berencana untuk membangun pos permanen di bulan pada akhir dekade ini.

Tim tersebut memaparkan perangkat baru mereka dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Space Technology. Sejauh ini, di laboratorium, perangkat tersebut telah terbukti mampu menghilangkan komponen utama urine secara efektif dan mengurangi kadar garamnya agar memenuhi standar kesehatan.

"Mengeluarkan urine dari tubuh secepat mungkin akan mengurangi beberapa komplikasi kesehatan yang saat ini dialami astronot seperti ruam, infeksi saluran kemih, dan gangguan pencernaan," kata Sofia Etlin, penulis utama studi dan peneliti di Weill Cornell Medicine.

Kemudian, pasokan air yang lebih besar secara keseluruhan yang dihasilkan sistem akan menjaga para astronaut tetap terhidrasi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya