5 Fakta Marcus Aurelius, Membantu Menjaga Kejayaan Kekaisaran Romawi

Dilatih menjadi pemimpin dari usia muda

Marcus Aurelius, salah satu kaisar Romawi paling terkenal, tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana tetapi juga sebagai seorang filsuf Stoik yang mendalam. Di balik sosoknya yang kuat sebagai kaisar, terdapat banyak kisah menarik yang jarang dibahas. Kehidupannya penuh dengan tantangan, mulai dari wabah mematikan hingga kesedihan pribadi.

Ulasan ini akan membahas lima fakta menarik tentang Marcus Aurelius yang mungkin belum banyak diketahui, namun sangat berpengaruh pada hidupnya dan masa pemerintahannya. Melalui lima fakta berikut, kita akan lebih mengenal sisi lain dari Marcus Aurelius, baik sebagai seorang pemimpin maupun seorang manusia yang harus menghadapi banyak cobaan hidup.

1. Selamat dari pandemi yang mematikan

5 Fakta Marcus Aurelius, Membantu Menjaga Kejayaan Kekaisaran RomawiMarcus Aurelius (commons.wikimedia.org/Aiwok)

Marcus Aurelius berhasil bertahan dari salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah Kekaisaran Romawi, yaitu Wabah Antoninus. Wabah yang diperkirakan merupakan varian cacar ini menyebar di seluruh wilayah kekaisaran pada masa pemerintahannya, sekitar tahun 165 hingga 180 M.

Dengan jumlah korban diperkirakan mencapai 5 hingga 10 juta orang, wabah ini menghancurkan banyak aspek masyarakat, termasuk militer, yang menyebabkan ketakutan luas dan kekacauan ekonomi. Meskipun ia sendiri jatuh sakit, Marcus Aurelius berhasil pulih dan melanjutkan pemerintahannya.

Pengalaman dari masa sulit ini sangat memengaruhi pandangan filosofisnya, yang tercermin dalam karyanya Meditations. Dalam karya tersebut, ia merenungkan tantangan hidup, penderitaan, dan kematian yang dihadapi saat pandemi ini. Filosofi Stoik yang dianutnya membantunya menjaga ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi krisis.

Baca Juga: 5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan Kontroversial

2. Diadopsi ke dalam keluarga kekaisaran

5 Fakta Marcus Aurelius, Membantu Menjaga Kejayaan Kekaisaran RomawiMarcus Aurelius (commons.wikimedia.org/Merulana)

Pada usia 17 tahun, Marcus Aurelius diadopsi oleh Antoninus Pius, kaisar Romawi saat itu. Pengadopsian ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari rencana Kaisar Hadrian untuk memastikan transisi kekuasaan yang stabil di Kekaisaran Romawi. Hadrian menginstruksikan Antoninus Pius untuk mengadopsi Marcus Aurelius dan Lucius Verus.

Proses adopsi ini menandai awal perjalanan Marcus menjadi salah satu pemimpin terbesar Romawi. Di bawah bimbingan Antoninus Pius, Marcus Aurelius dididik dalam seni kepemimpinan, etika, dan kebijaksanaan, yang pada akhirnya mempersiapkannya untuk menjalani kehidupan sebagai kaisar yang adil dan bijaksana.

3. Kehilangan delapan anak

5 Fakta Marcus Aurelius, Membantu Menjaga Kejayaan Kekaisaran RomawiMarcus Aurelius (commons.wikimedia.org/José Luiz )

Meskipun sukses dalam karier politik dan militernya, Marcus Aurelius harus menghadapi banyak tragedi pribadi. Dari total 13 anak yang ia miliki bersama Faustina, hanya lima yang bertahan hingga dewasa. Kematian delapan anaknya menjadi sumber kesedihan mendalam yang ia harus tanggung di tengah tugasnya sebagai kaisar.

Kesedihan ini tak diragukan lagi memengaruhi tulisan dan pandangan filosofisnya, di mana ia sering kali berbicara tentang ketidakkekalan hidup. Dengan tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, Marcus Aurelius menunjukkan ketangguhan emosional yang luar biasa, tetap setia pada ajaran Stoik yang menekankan penerimaan terhadap takdir.

4. Memiliki nama panggilan Verissimus

5 Fakta Marcus Aurelius, Membantu Menjaga Kejayaan Kekaisaran RomawiMarcus Aurelius (commons.wikimedia.org/Zaqarbal)

Marcus Aurelius dikenal dengan nama panggilan "Verissimus," yang berarti "yang paling jujur" atau "paling benar." Julukan ini diberikan oleh Kaisar Hadrian, yang sangat menghormati kejujuran dan integritas Marcus sejak usia muda. Hadrian menyadari bahwa Marcus memiliki kualitas yang jarang ditemui, yaitu ketulusan dan dedikasi pada kebenaran.

Julukan ini juga merupakan permainan kata dari nama keluarganya, "Verus," yang dalam bahasa Latin berarti "sejati" atau "benar." Gelar ini mencerminkan reputasi Marcus sebagai pemimpin yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan kejujuran, yang kemudian tercermin dalam kebijakan dan keputusan selama masa pemerintahannya.

5. Mendedikasikan pemerintahannya untuk kampanye militer

5 Fakta Marcus Aurelius, Membantu Menjaga Kejayaan Kekaisaran RomawiMarcus Aurelius (commons.wikimedia.org/wes hill)

Masa pemerintahan Marcus Aurelius, yang berlangsung dari tahun 161 hingga 180 M, dipenuhi oleh kampanye militer untuk melindungi dan memperluas kekuasaan Kekaisaran Romawi. Salah satu konflik terbesar adalah Perang Parthia (161-166 M), di mana ia mengutus rekan kaisarnya, Lucius Verus, untuk memimpin serangan terhadap Kekaisaran Parthia.

Selain itu, Marcus Aurelius juga harus menghadapi ancaman dari suku-suku Jermanik selama Perang Marcomannic (166-180 M). Ia secara pribadi memimpin pasukan Romawi dalam konflik ini, yang sangat penting untuk mempertahankan perbatasan utara kekaisaran. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Marcus Aurelius menunjukkan dedikasi luar biasa.

Marcus Aurelius bukan hanya seorang kaisar yang kuat, tetapi juga seorang filsuf yang hidup melalui masa-masa penuh tantangan, baik secara pribadi maupun politik. Dari bertahan dari pandemi mematikan hingga kehilangan sebagian besar anaknya, hidup Marcus penuh dengan ujian yang mengasah pandangan filosofis Stoik yang dianutnya.

Baca Juga: 7 Tokoh yang Disebut sebagai Filsuf Pertama di Dunia, Sudah Tahu?

Zaffy Febryan Photo Verified Writer Zaffy Febryan

Bingung mau nulis bio apaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya