5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan Kontroversial

Memiliki julukan sebagai bapak perang kimia

Fritz Haber adalah salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah kimia,. Lahir pada 9 Desember 1868 di Breslau, Prusia (sekarang Wrocław, Polandia), Haber dikenal atas penemuan penting dalam bidang kimia yang mengubah dunia, terutama melalui proses Haber-Bosch yang memungkinkan produksi pupuk nitrogen secara massal.

Sayangnya, kontribusinya dalam mengembangkan senjata kimia selama Perang Dunia I juga meninggalkan warisan yang gelap. Terlepas dari kontroversi tersebut, kehidupan dan pencapaiannya merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Berikut ini adalah lima fakta Fritz Haber yang jarang diketahui.

1. Lahir dari keluarga Yahudi yang kaya raya

5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan KontroversialFritz Haber (commons.wikimedia.org/German Federal Archives)

Fritz Haber lahir dalam keluarga Yahudi yang makmur pada tanggal 9 Desember 1868. Ayahnya, Siegfried Haber, merupakan pedagang sukses di bidang pigmen pewarna, cat, dan farmasi, sehingga memberikan stabilitas ekonomi yang kuat bagi keluarganya. Keberhasilan bisnis ini memungkinkan Fritz mendapatkan pendidikan yang berkualitas tinggi.

Ibu Fritz, Paula Haber, yang juga merupakan sepupu pertama dari ayahnya, menghadapi berbagai tantangan sosial karena pernikahan antar kerabat dianggap tidak lazim pada masa itu. Keluarga Haber adalah contoh klasik dari asimilasi sosial di Jerman. Meskipun berasal dari latar belakang Yahudi, keluarga ini berbaur dalam masyarakat luas, termasuk dalam hal pendidikan.

Fritz bersekolah di Johanneum, sebuah sekolah yang menerima siswa dari berbagai latar belakang agama, termasuk Katolik, Protestan, dan Yahudi. Lingkungan multikultural ini berperan penting dalam membentuk pandangan dunia Fritz di kemudian hari.

2. Menerima gelar doktor tahun 1891

5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan KontroversialFritz Haber (commons.wikimedia.org/Photographisches Institut der ETH Zürich)

Pada tahun 1891, Fritz Haber meraih gelar doktor dari Universitas Friedrich Wilhelm di Berlin, sebuah pencapaian besar yang membuka jalan bagi kariernya di dunia akademik dan sains. Tesis doktoralnya berfokus pada turunan piperonal, di mana ia bekerja di bawah bimbingan Carl Liebermann di Sekolah Tinggi Teknik Charlottenburg.

Meskipun institusi ini tidak memberikan gelar doktor, karya ilmiahnya begitu menonjol sehingga ia berhasil mendapatkan gelarnya dari Universitas Berlin. Keberhasilan Haber di bidang akademik menjadi landasan untuk penelitian-penelitian pentingnya. Karyanya tentang sintesis amonia dari nitrogen dan hidrogen adalah salah satu temuan terpenting dalam sejarah kimia.

Baca Juga: 6 Fakta Konferensi Solvay, Tempat Bertemunya para Ilmuwan Terkemuka

3. Dianugerahi hadiah Nobel Kimia

5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan Kontroversialilustrasi medali nobel (commons.wikimedia.org/Adam Baker)

Pada tahun 1918, Fritz Haber dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Kimia untuk karyanya dalam mengembangkan proses Haber-Bosch, yang mensintesis amonia dari nitrogen dan hidrogen. Temuan ini sangat revolusioner karena memungkinkan produksi pupuk dalam skala besar, yang pada gilirannya membantu meningkatkan produksi pangan secara global.

Meskipun secara resmi menerima penghargaan tersebut pada tahun 1919, Nobel tersebut dianugerahkan untuk prestasi yang dicapai pada tahun 1918. Namun, ironisnya, di balik keberhasilannya di bidang sains, kontribusi Haber di masa perang, terutama dalam pengembangan senjata kimia, membuat reputasinya tetap kontroversial hingga saat ini

4. Sering dijuluki sebagai father of chemical warfare

5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan Kontroversialilustrasi sebotol klorin (commons.wikimedia.org/W. Oelen)

Meskipun dikenal sebagai seorang inovator di bidang kimia, Fritz Haber juga dijuluki sebagai bapak perang kimia karena perannya dalam mengembangkan dan memperkenalkan senjata kimia selama Perang Dunia I.

Ia berperan besar dalam menciptakan senjata gas beracun seperti klorin, yang pertama kali digunakan oleh pasukan Jerman selama Pertempuran Ypres Kedua pada tahun 1915. Gas ini menyebabkan ribuan korban jiwa di medan perang dan menjadi salah satu senjata yang paling ditakuti saat itu.

Kontribusi Haber dalam perang kimia membayangi banyak karyanya yang lain, terutama proses Haber-Bosch yang membantu menciptakan pupuk. Meski demikian, keterlibatannya dalam perang kimia tetap menjadi bagian tak terelakkan dari warisannya, menciptakan dilema etis yang rumit mengenai peran sains dalam konflik militer.

5. Seorang nasionalis Jerman yang gigih

5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan KontroversialTulisan Fritz Haber (commons.wikimedia.org/EinDao)

Fritz Haber dikenal sebagai nasionalis Jerman yang sangat loyal. Ia menunjukkan patriotisme yang kuat, terutama selama Perang Dunia I, dengan mendukung upaya militer Jerman.

Ia bahkan menandatangani Manifesto of the Ninety-Three, sebuah deklarasi yang ditandatangani oleh para intelektual Jerman untuk mendukung perang, dan percaya bahwa ilmuwan memiliki kewajiban untuk mendukung negara mereka selama masa perang.

Pernyataan terkenal dari Haber, "selama masa damai, seorang ilmuwan adalah milik dunia, tetapi selama perang, ia adalah milik negaranya," mencerminkan pandangan tegasnya mengenai peran ilmuwan dalam masa-masa konflik. Nasionalismenya yang gigih membuatnya terlibat aktif dalam pengembangan senjata kimia untuk militer Jerman.

Fritz Haber adalah sosok yang penuh kontradiksi. Di satu sisi, ia adalah ilmuwan jenius yang menemukan proses Haber-Bosch, yang secara signifikan membantu pertanian global dengan memungkinkan produksi pupuk dalam skala besar. Namun, di sisi lain, ia juga berperan dalam pengembangan senjata kimia yang menimbulkan banyak korban selama Perang Dunia I.

Baca Juga: 5 Fakta Stephen Hawking, Ilmuwan yang Menaklukkan Tantangan Hidupnya

Zaffy Febryan Photo Verified Writer Zaffy Febryan

Bingung mau nulis bio apaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya