5 Fakta Menakjubkan Kunang-kunang, si Mini Penghasil Cahaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kunang-kunang, hewan unik yang bisa mengeluarkan cahaya yang bisa dilihat dengan sangat jelas di malam hari. Namun, saat ini kunang-kunang semakin jarang terlihat karena habitat mereka yang sudah mulai hilang. Padahal hewan eksotis yang bersinar karena reaksi kimia ini menjadi salah satu indikator kualitas lingkungan, lho!
Tidak hanya itu, kunang-kunang juga punya fakta menakjubkan lain. Yuk simak penjelasan berikut ini!
1. Tidak Semua Kunang-kunang Bersinar
Kunang-kunang hidup di habitat beriklim sedang dan tropis, dan tersebar di seluruh dunia, kecuali Antartika. Ada lebih dari 2.000 spesies kunang-kunang yang telah ditemukan, dan sekitar 165 didokumentasikan di Amerika Serikat dan Kanada saja.
Di Amerika Serikat, habitat kunang-kunang terkonstrasi di East Coast yang memiliki lingkungan basah. Namun, ada juga yang hidup di West Coast, meski tidak semuanya bisa bersinar, seperti disebutkan TreeHugger.
2. Penghasil Cahaya Paling Efisien di Dunia
Dilansir pestworld, kunang-kunang memiliki organ cahaya yang terletak di bawah perutnya. Kunang-kunang akan mencampurkan osigen dengan pigmen yang disebut luciferin untuk menghasilkan cahaya dan sedikit panas. Enzim luciferase bekerja pada luciferin karena adanya ion magnesium, bahan kimia yang disebut adenosin trifosfat (ATP) dan oksigen.
Hasil pencampuran tersebut menjadi cahaya paling efisien di dunia, karena hampir 100% berasal dari energi reaksi kimia. Warna cahaya yang dihasilkan kunang-kunang pun beragam, seperti hijau, kuning, juga oranye.
3. Masa Hidup yang Cukup Singkat
Editor’s picks
Dilansir TreeHugger, kunang-kunang dapat hidup hingga satu tahun mulai dari telur hingga dewasa. Namun, kunang-kunang hanya mampu terbang dan bertelur sekitar dua bulan dalam jangka waktu tersebut.
Selama berada dalam tahap larva, kunang-kunang akan bersembunyi di liang bawah tanah dan muncul kembali ketika sudah dewasa. Kunang-kunang betina kemudian akan bertelur dengan kisaran rata-rata sekitar 500 butir, dan akan mati setelah lima hingga 30 hari.
4. Kanibalisme
Dijelaskan firefly.org, kunang-kunang merupakan karnivora. Larva kunang-kunang biasanya akan memakan siput dan cacing. Sementara, beberapa spesies menjadi kanibal dengan memakan kunang-kunang lain.
Kunang-kunang Photuris betina yang dikenal sebagai kanibal senang memakan pejantan kunang-kunang lain. Ia akan menggunakan teknik mimikri untuk mencari makanannya. Ketika pejantan dari genus lain memancarkan cahayanya, Photuris betina akan membalas dengan pola kilatan kunang-kunang jantan, yang menunjukkan bahwa ia adalah pasangan yang reseptif terhadap kunang-kunang tersebut. betina Photuris akan terus memikatnya hingga kunang-kunang jantan berada dalam jangkauannya, kemudian memakannya, jelas ThoughtCo.
5. Fungsi Cahaya Kunang-Kunang
Dilansir EarthSky, cahaya kunang-kunang berfungsi untuk menghindari pemangsa. Beberapa ahli berpendapat bahwa cahaya kunang-kunang yang mencolok menjadi peringatan bagi predator akan rasa pahit serangga tersebut. Selain itu, cahaya pada tubuh kunang-kunang juga berfungsi sebagai penarik perhatian pasangan. Cahaya pada kunang-kunang jantan menndakan bahwa serangga tersebut ingin kawin. Sementara, betina yang tertarik akan membalas kilatan cahaya kunang-kunang jantan.
Cahaya pada kunang-kunang juga sering kali digunakan sebagai penarik mangsa, dan biasanya ini dilakukan oleh kunang-kunang kanibal.
Nah, itu dia beberapa fakta menakjubkan tentang kunang-kunang. Tetap jaga lingkungan agar mereka tetap lestari, ya!
Baca Juga: 5 Penyebab Kunang-kunang Sudah Jarang Terlihat, Saatnya Peduli!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.