7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kuno

Ternyata tidak sedemokratis yang diketahui, lho

Seperti yang kita ketahui, masyarakat modern sangat erat dengan sistem demokrasi. Demokrasi, yang berasal dari bahasa Yunani, demos ("rakyat") dan kratos ("kekuasaan"), berarti kekuasaan rakyat. Istilah ini menjadi alasan mengapa orang-orang mengutip Yunani kuno, khususnya Athena, sebagai pewaris sistem demokrasi kepada dunia.

Namun pada kenyataannya, sistem demokrasi modern justru lebih dekat pada tradisi Inggris daripada Yunani kuno. Mengapa seperti itu? Mari kita simak penjelasannya di bawah ini.

1. Yunani kuno sebelum era demokrasi

7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kunocommons.wikimedia.org

Sebelum era demokrasi, Yunani kuno adalah peradaban yang sedikit "barbar." Tak heran kalau pertikaian berdarah sering digunakan untuk menyelesaikan perselisihan pada saat itu. 

Baru sekitar abad ke-5 SM, sang bapak tragedi Yunani, Aeschylus, membuat trilogi drama OresteiaAgamemnon, The Libation Bearers, dan The Eumenides—yang menggambarkan kelahiran demokrasi di Yunani.

Namun, banyak juga yang menganggap kalau drama itu hanya dibuat sebagai alat propaganda untuk menunjukkan superioritas hukum, konstitusi ala Athena, dan sistem pengadilan yang "adil" di Yunani.

2. Kekaisaran "demokratik" pertama

7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kunogreece-is.com

Sebagian besar orang sering menyebut Athena sebagai tempat lahirnya demokrasi. Pada kenyataannya, Kekaisaran Athena, yang secara resmi disebut Liga Delos, dianggap tidak lebih dari konfederasi polis yang pro-Athena.

Melansir dari Ancient History Encyclopedia, Liga Delos didirikan dua tahun setelah kemenangan Yunani atas Persia di Salamis pada 480 SM. Bisa dibilang kalau mereka semua bersatu untuk memukul mundur Persia dari wilayah Yunani. Pada puncak kejayaannya, sekitar 200 polis atau negara-kota masuk ke dalam liga tersebut. 

Setelah Perang Yunani-Persia berakhir, Athena menggunakan liga itu untuk memperluas kekuasaannya di Mediterania. Pada akhirnya, Liga Delian dijadikan alat untuk menjatuhkan saingan terbesar Athena di Yunani, Sparta, dalam Perang Peloponnesos.

3. Hanya terbatas pada kalangan tertentu saja

7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kunogrunge.com

Kaum bangsawan Athena tidak pernah menyukai sistem hoi polloi. Sayangnya, sentimen mereka terhadap kaum "rendahan" malah diteruskan oleh bangsawan Romawi dan para perumus konstitusi Amerika Serikat. Menurut History, pada awalnya sebagian besar pemilik suara dalam sistem demokrasi di Athena hanyalah para perwira militer saja.

Setelah reformasi dari Solon, semua pria di atas usia 20 tahun dapat ikut dalam pemilihan umum. Secara kasar, 10 persen dari keseluruhan populasi Athena bisa ikut serta dalam iklim demokrasi Athena. Dua demografi terbesar Athena—wanita dan budak—tidak mendapatkan hak untuk memilih.

Demokrasi Athena juga terbatas, di mana hanya warga Athena sepenuhnya yang dapat memberikan suara. Ini berarti seseorang yang memiliki ibu atau ayah non-Athena tidak memiliki suara untuk memilih.

Baca Juga: 7 Miskonsepsi tentang Yunani Kuno yang Sering Dipercaya, Apa Saja?

4. Demokrasi ala Sparta

7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kunothoughtco.com

Sebagian besar orang hanya tahu kalau Athena adalah satu-satunya polis di Yunani kuno yang menerapkan demokrasi. Nyatanya, polis saingan Athena, yaitu Sparta, justru menjadi polis pertama yang menerapkan demokrasi.

Lama dipandang sebagai polis militer dan dianggap berseberangan dengan iklim demokrasi Athena, pemerintah Sparta justru menetapkan konstitusi demokratis pertama dalam sejarah dunia.

Perbedaan utama antara demokrasi keduanya adalah posisi monarki. Sementara Athena tidak memiliki monarki, konstitusi Sparta justru mempertahankan monarki tetapi membatasi kekuasaannya.

Meski rezim militernya seringkali brutal, belum lagi sistem perbudakannya yang kejam, Sparta tetap menjadi polis pertama yang menerapkan demokrasi partisipatoris pertama di daratan Yunani. Selain kedua polis tersebut, polis Yunani lainnya yang juga menerapkan demokrasi adalah Argos dan Rhodes. 

5. Demokrasi di luar Yunani

7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kunotheimaginativeconservative.org

Demokrasi bukanlah sistem eksklusif yang dimiliki oleh polis-polis Yunani saja. Di Sisilia, tepatnya di Kota Syracuse, sebuah sistem pemerintahan yang demokratis lahir setelah perang saudara di sana berakhir. Selain itu, Kota Metapontum yang berada di utara Italia juga menerapkan demokrasi.

Bahkan, bisa dibilang kalau Metapontum adalah "negara" pertama yang menerapkan sistem tersebut. Tidak lama setelah keruntuhan Athena, Metapontum mendukung Hannibal selama Perang Punisia Kedua demi mempertahankan kemerdekaannya dari Republik Romawi.

6. Tiran di dalam demokrasi

7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kunoclassicalwisdom.com

Sebagian besar orang melihat tiran sebagai kebalikan dari sistem demokrasi. Lagipula, para tiran paling terkenal di abad ke-20 terkenal anti-demokrasi, entah itu komunis seperti Joseph Stalin dan Pol Pot atau fasis seperti Benito Mussolini dan Adolf Hitler.

Namun, sejarah revisionis semacam itu telah membutakan kita terhadap fakta kalau para tiran dan demagog ini justru sering "membantu" sistem demokrasi. Hal ini pernah terjadi di Yunani kuno, ketika seorang tiran bernama Solon mereformasi sistem hukum Athena pada abad ke-6 SM.

Pada saat itu, Solon memperkenalkan liberalisasi hukum perbudakan (yang membebaskan banyak budak), mencoba menyeimbangkan kembali kekuatan politik antara bangsawan dan penduduk miskin, dan menciptakan sistem kelas baru di Athena berdasarkan pendapatan yang diperoleh. Dia melakukan semua ini dengan amanat dari rakyat Athena.

Reformasi besar Solon lainnya adalah pembentukan boule, sebuah dewan yang terdiri dari 400 orang Athena. Selain Solon, tiran demokratik lainnya adalah Peisistratos yang memperjuangkan kelas bawah Athena. Tentunya, kalian dapat melihat bayangan awal dari demokrasi yang dibalut populisme dalam kasus Solon dan Peisistratos.

7. Demokrasi di Yunani kuno hanya bertahan sebentar saja

7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kunothoughtco.com

Untuk semua pujian yang telah diberikan pada Athena kuno, nyatanya " zaman keemasan demokrasi" di Yunani hanya berlangsung sebentar saja. Kurang lebih, demokrasi Athena mencapai puncaknya antara 480 dan 404 SM. Selama waktu itu, Athena adalah penguasa Yunani yang tak terbantahkan, dengan wilayah koloni hingga Spanyol dan Krimea.

Tak hanya itu, Athena juga menjadi polis yang paling makmur dalam hal kekayaan aktual dan prestise budayanya. Athena juga menjadi rumah bagi penyair, penulis drama, dan filsuf hebat. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Sophocles, Plato, Socrates, Euripides, dan Aristophanes.

Athena juga dapat membanggakan kehebatan teknik arsitektur mereka, yang terlihat pada Kuil Zeus atau Acropolis. Sayangnya, "zaman keemasan" ini harus berakhir karena keangkuhan Athena sendiri.

Pertama, akibat kekalahan Athena atas Sparta di Perang Peloponnesos. Selanjutnya, setelah pemberontakan yang meluas melawan pemerintahan baru Sparta, Athena kembali menikmati "kehidupan kedua" sebagai entitas terkuat di Yunani. Namun, hal ini tidak berlangsung lama.

Setelah Alcibiades gagal menginvasi Sisilia, Angkatan Laut Athena hancur dan tidak pernah pulih lagi sejak saat itu. Pada abad ke-4 SM, Kerajaan Makedonia berhasil menaklukkan sebagian besar Yunani dan akhirnya menyebarkan kebudayaan Hellenisme di benua Eropa, Afrika, dan Asia.

 

Setelah membaca artikel di atas, kalian jadi tahu lebih banyak tentang sistem demokrasi di Yunani kuno kan? Jadi, masih mau menyamanan sistem demokrasi Athena dengan sistem demokrasi modern?

Baca Juga: Fakta Sains: Membedah Sejarah tentang 5 Makhluk Mitos Yunani Kuno

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya