12 Tanaman Karnivora 'Pemakan Segala', Pernah Liat?
Intinya Sih...
- Tanaman karnivora memiliki mekanisme perangkap unik
- Beberapa tanaman karnivora terkenal, seperti Venus flytrap, sundew, dan nepenthes
- Masing-masing tanaman memiliki cara yang berbeda untuk menarik, menangkap, dan mencerna mangsa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanaman karnivora telah mengembangkan serangkaian adaptasi unik dan menakjubkan yang membantu mereka bisa hidup di lingkungan yang minim nutrisi.
Mereka telah berevolusi untuk menarik, menangkap, dan mencerna mangsa, terutama serangga, sebagai sumber nutrisi utama mereka. Dari perangkap berbentuk rahang hingga kantung berisi cairan enzimatik, setiap spesies memiliki metode tersendiri yang menakjubkan.
Berikut adalah 12 tanaman karnivora yang dikenal dengan kemampuan mereka sebagai "pemakan segala."
1. Venus flytrap (Dionaea muscipula)
Venus flytrap adalah salah satu tanaman karnivora paling terkenal di dunia. Tanaman ini memiliki daun yang dimodifikasi menjadi perangkap berbentuk rahang dengan duri di tepinya.
Ketika serangga atau makhluk kecil lainnya menyentuh rambut pemicu yang terletak di permukaan perangkap, rahang akan menutup dengan cepat. Tanaman ini kemudian akan menjebak mangsa di dalamnya.
Proses penutupan ini hanya memakan waktu kurang dari satu detik. Setelah perangkap tertutup, tanaman mengeluarkan enzim pencernaan untuk melarutkan tubuh mangsa. Tanaman venus kemudian menyerap nutrisinya selama beberapa hari. Setelah proses pencernaan selesai, perangkap akan terbuka kembali, siap untuk menangkap mangsa berikutnya.
2. Sundew (Drosera)
Sundew adalah tanaman karnivora yang memiliki daun dengan tentakel lengket yang mengeluarkan cairan kental seperti embun. Cairan ini akan menarik serangga dengan aroma dan penampilannya yang berbentuk seperti tetesan embun pagi.
Begitu serangga mendarat di daun, tentakel akan melengkung ke arah mangsa dan mengurungnya. Proses ini mempercepat sekresi enzim pencerna yang akan melarutkan bagian tubuh serangga. Ini memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi yang diperlukan.
Sundew dikenal memiliki kemampuan adaptasi tinggi dan dapat ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia.
3. Tanaman kantong semar (Nepenthes)
Nepenthes, atau tanaman kantong semar, memiliki daun yang termodifikasi menjadi kantong berisi cairan enzimatik. Serangga dan makhluk kecil lainnya tertarik ke kantong ini oleh aroma manis dan warna mencolok.
Saat mereka merayap ke tepi kantong untuk mendapatkan nektar, mereka sering tergelincir ke dalam cairan di dalam kantong. Dinding bagian dalam kantong yang licin dan mengandung lilin membuat mangsa sulit untuk melarikan diri.
Cairan di dalam kantong mengandung enzim dan mikroorganisme yang membantu mencerna mangsa, memberikan nutrisi penting bagi tanaman.
4. Butterwort (Pinguicula)
Butterwort adalah tanaman karnivora yang menggunakan permukaan lengket pada daunnya untuk menangkap serangga. Daun butterwort mengeluarkan sekresi lengket yang menarik serangga dengan aroma manis.
Begitu serangga terperangkap di permukaan lengket, daun akan mengeluarkan enzim pencerna yang melarutkan bagian tubuh serangga. Ini memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisinya.
Butterwort sering ditemukan di daerah beriklim sedang hingga tropis, dan dapat hidup di tanah yang miskin nutrisi.
5. Bladderwort (Utricularia)
Bladderwort adalah tanaman air yang menggunakan kantung kecil atau bladders sebagai perangkap vakum untuk menangkap mangsa. Kantung ini dilengkapi dengan pintu jebakan yang sangat sensitif.
Ketika serangga air atau makhluk kecil lainnya menyentuh rambut pemicu di sekitar kantung, pintu jebakan terbuka dengan cepat, menciptakan vakum yang menyedot mangsa ke dalam kantung.
Setelah di dalam, mangsa dicerna oleh enzim yang dilepaskan oleh tanaman. Bladderwort adalah salah satu tanaman karnivora dengan mekanisme penangkapan tercepat di dunia.
6. Waterwheel plant (Aldrovanda vesiculosa)
Waterwheel plant adalah tanaman air bebas yang menggunakan perangkap berbentuk rahang untuk menangkap mangsa. Mirip dengan Venus Flytrap, tanaman ini memiliki daun yang dimodifikasi menjadi perangkap berbentuk rahang. Daun ini akan menutup dengan cepat saat serangga air atau makhluk kecil lainnya menyentuh rambut pemicu di permukaan daun.
Perangkap ini kemudian mengeluarkan enzim pencerna untuk melarutkan tubuh mangsa dan menyerap nutrisinya. Waterwheel plant biasanya ditemukan di perairan yang minim nutrisi di seluruh dunia.
Editor’s picks
7. Darlingtonia (Darlingtonia californica)
Darlingtonia, atau Cobra Lily, memiliki daun yang termodifikasi menyerupai kepala ular kobra, lengkap dengan "lidah" dan "mata". Serangga akan tertarik ke perangkap tubular oleh aroma manis dan nektar yang diproduksi oleh tanaman.
Begitu masuk ke dalam perangkap, serangga akan menemukan jalan keluar yang sulit karena adanya rambut ke bawah yang mencegah mereka memanjat kembali. Cairan di dalam perangkap membantu melarutkan dan mencerna mangsa, menyediakan nutrisi bagi tanaman. Darlingtonia tumbuh di daerah berawa di Amerika Utara.
8. Cephalotus (Cephalotus follicularis)
Cephalotus, juga dikenal sebagai Australian Pitcher Plant, memiliki daun yang termodifikasi menjadi kantong kecil dengan tutup. Serangga akan tertarik ke kantong oleh nektar yang diproduksi di tepi tutup.
Begitu masuk ke dalam kantong, serangga akan menemukan dinding licin yang membuat mereka sulit melarikan diri. Cairan di dalam kantong mengandung enzim yang mencerna tubuh serangga, memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi penting.
9. Heliamphora
Heliamphora, atau sun pitcher plant, memiliki perangkap berbentuk kantung dengan air di dalamnya. Serangga tertarik oleh aroma dan nektar yang diproduksi oleh tanaman. Ketika serangga masuk ke dalam kantung, mereka tenggelam dalam cairan yang ada di dalamnya.
Cairan ini mengandung enzim pencerna yang melarutkan tubuh serangga, sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi yang diperlukan. Heliamphora tumbuh di dataran tinggi Guyana Shield di Amerika Selatan.
10. Roridula
Roridula adalah tanaman unik yang menggunakan daun lengket untuk menangkap serangga, tetapi tidak menghasilkan enzim pencerna sendiri. Sebaliknya, tanaman ini membentuk hubungan simbiotik dengan serangga pemangsa yang hidup di daun Roridula.
Serangga pemangsa ini akan memakan mangsa yang terjebak, dan kotoran mereka kemudian diserap oleh tanaman sebagai sumber nutrisi. Roridula tumbuh di daerah beriklim Mediterania di Afrika Selatan.
11. Brocchinia reducta
Brocchinia reducta adalah tanaman bromelia yang memiliki daun membentuk corong. Tanaman ini mengisi corong dengan air hujan dan cairan pencerna. Serangga tertarik oleh aroma dan warna cerah daun, dan ketika mereka masuk ke dalam corong, mereka tenggelam dalam cairan pencerna.
Enzim dalam cairan ini melarutkan tubuh serangga, memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi yang dihasilkan. Brocchinia reducta biasanya ditemukan di tanah yang miskin nutrisi di Amerika Selatan.
12. Triphyophyllum peltatum
Triphyophyllum peltatum adalah tanaman karnivora langka yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah bentuk daunnya untuk menangkap mangsa. Pada fase vegetatif awal, daun tanaman ini berfungsi seperti sundew, dengan tentakel lengket yang menjebak serangga.
Seiring pertumbuhannya, daun berubah bentuk menjadi lebih panjang dan tangkai, memungkinkan tanaman untuk menangkap mangsa yang lebih besar.
Enzim pencerna kemudian dilepaskan untuk melarutkan tubuh mangsa dan menyerap nutrisi. Triphyophyllum peltatum tumbuh di daerah tropis Afrika Barat.
Tanaman karnivora adalah contoh luar biasa dari adaptasi dan evolusi alam. Dengan berbagai mekanisme canggih yang mereka gunakan, mereka menunjukkan betapa kreatifnya alam dalam menciptakan cara untuk bertahan hidup.
Baca Juga: 7 Penyebab Kematian Anak Kucing, Ternyata Karena ini!
Referensi
National History Museum. Diakses pada Juli 2024. Carnivorous plants: the meat-eaters of the plant world.
Britannica. Diakses pada Juli 2024. Carnivorous plant.
Bringmann, Gerhard, et al. “Cultivation of Triphyophyllum peltatum (Dioncophyllaceae), the part-time carnivorous plant.” Carnivorous Plant Newsletter 28, no. 1 (March 1, 1999): 7–13.
Givnish, Thomas J., Elizabeth L. Burkhardt, Ruth E. Happel, and Jason D. Weintraub. “Carnivory in the Bromeliad Brocchinia reducta, with a Cost/Benefit Model for the General Restriction of Carnivorous Plants to Sunny, Moist, Nutrient-Poor Habitats.” The American Naturalist 124, no. 4 (October 1, 1984).