5 Fakta Tumbleweed, Gulma yang Menyerupai Semak-Semak Raksasa

#ANGPOIN Gulma menggelinding ini sering nongol di film koboi

Jika kamu adalah penyuka film barat bergenre country, pastinya tidak asing dengan kehadiran tanaman yang menyerupai semak-semak raksasa, yaitu tumbleweed. Tanaman ini sering terlihat menggelinding akibat sapuan angin di hamparan area kering.

Dilansir Santa Fe Botanical Garden, tumbleweed dapat menghasilkan 250 ribu biji dan berkoloni yang dapat tersebar luas hanya dengan tiupan angin. Ternyata, ketika mereka berguling-guling, sebenarnya hal ini dilakukan untuk menyebarkan biji, lho.

Meskipun penampilannya selalu mencuri atensi penggemar film country dan bergenre ala koboi, pada kenyataannya tanaman ini bisa menjadi gulma yang merugikan bagi lahan pertanian. Mau tahu lebih lanjut soal fakta menarik dari tumbleweed? Berikut ini penjelasannya!

1. Asal muasal tumbleweed bukan dari Amerika Serikat, melainkan Rusia

5 Fakta Tumbleweed, Gulma yang Menyerupai Semak-Semak RaksasaTumbleweed yang berada di hamparan tanah rerumputan (commons.wikimedia.org/JonRichfield)

Sebagian orang mengira bahwa tumbleweed adalah tanaman invasif dari Amerika Serikat. Namun, jika ditelusuri dari asal usul penyebarannya, mereka sebenarnya berasal dari Rusia Tenggara dan Siberia Barat. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tumbleweed memiliki sebutan lain, yaitu russian thistle.

Integrated Pest Management Program, University of California menyebut tanaman ini pertama kali diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1873 oleh imigran Rusia. Ia membawanya sebagai kontaminan dalam biji rami di South Dakota.

Tumbuhan dengan nama Latin Salsola tragus ini sangat cocok dengan iklim kering, khususnya di negara bagian California yang memiliki curah hujan musim dingin dan musim kemarau. Dengan adaptasi yang kuat terhadap kondisi iklim tersebut, saat ini mereka tumbuh subur di sepanjang wilayah barat Amerika Serikat dan menginvasi sekitar 100 juta hektar lahan.

2. Tumbleweed masuk dalam keluarga goosefoot (Chenopodiaceae)

5 Fakta Tumbleweed, Gulma yang Menyerupai Semak-Semak RaksasaTumbleweed masuk dalam keluarga Chenopodiaceae (commons.wikimedia.org/JonRichfield)

Nature Collective melaporkan bahwa tumbleweed termasuk dalam keluarga goosefoot (Chenopodiaceae) bersama dengan ragam tanaman lain. Contohnya bit, bayam, pickleweed, dan fat hen. Umumnya, tanaman-tanaman dalam keluarga ini memiliki ciri-ciri berdaging atau bersisik dan seringkali menyerupai gulma.

Tanaman-tanaman di keluarga goosefoot (Chenopodiaceae) memiliki kemampuan khusus untuk mengatasi kondisi tanah yang mengandung kadar garam tinggi. Contohnya, tanah rawa atau daerah pesisir yang terkena pengaruh air laut.

Tumbleweed adalah tanaman tahunan musim panas yang tumbuh sebagai semak dengan batang yang mulai mengeras saat matang. Daun mudanya memiliki tekstur halus yang menyerupai jarum pinus. Sementara itu, daun yang lebih tua justru pendek dan berduri dengan ujung yang tajam.

Karakteristik lain dari tumbleweed adalah mereka memiliki bunga tunggal, tidak mencolok, dan tanpa kelopak. Selain itu, bijinya dapat tersebar ketika tanaman kering terlepas dari tanah dan tersapu oleh angin.

Baca Juga: 6 Tanaman Hias Pengganti Pohon Natal, Cocok buat Dekorasimu!

3. Punya cara yang unik untuk melakukan dispersi biji

5 Fakta Tumbleweed, Gulma yang Menyerupai Semak-Semak RaksasaTumbleweed yang berkoloni (commons.wikimedia.org/Kaibab National Forest)

Tumbleweed mengadopsi strategi penyebaran biji dengan cara yang unik. Bagian yang terletak dekat dengan pangkal batangnya satu per satu akan rapuh seiring bertambahnya usia tanaman. Angin yang kencang dapat membuat bagian itu terlepas dari tanah dan berguling-guling untuk melepaskan cabang sekaligus biji kecilnya.

Satu tumbleweed saja, mampu menghasilkan sekitar 250 biji dengan cara berguling-guling, lho. Bahkan jumlah itu bisa lebih. Tak heran, si russian thistle ini punya kemampuan untuk berkoloni ke area yang luas dengan cepat.

Keistimewaan dalam metode reproduksi ini memungkinkan tumbleweed beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan menyebar ke berbagai lokasi. Sebab, biji yang terlepas akan dihanyutkan oleh angin ke lokasi yang jauh dari tanaman induknya. Fenomena tumbleweed yang sering terlihat menggelinding di hamparan gurun atau tanah terbuka merupakan wujud dari strategi dispersi biji ini.

4. Tumbleweed mekar antara bulan Juli hingga Oktober

5 Fakta Tumbleweed, Gulma yang Menyerupai Semak-Semak RaksasaPenampang visual tanaman Tumbleweed (commons.wikimedia.org/Renji Shino)

Tumbleweed adalah tumbuhan tahunan yang memiliki bentuk bundar dengan banyak cabang. Biasanya, mereka mencapai tinggi setara dengan 1,2 meter. Selain itu, tumbuhan ini memiliki beberapa batang utama yang berasal dari akar tunggang.

Pada tahap pertumbuhan muda, kita bisa mengenali dari tekstur yang agak lentur dan berwarna hijau, batangnya bergerigi, dan memiliki garis-garis merah. Ciri lainnya adalah mereka berdaun sempit dan berbentuk silindris. Namun, seiring dengan bertambahnya usia tumbuhan, tumbleweed justru punya ujung daun yang tajam, keras, dan dapat menyebabkan rasa sakit bila disentuh.

Tumbleweed tergolong tanaman hermafrodit yang memungkinkan tanaman ini menghasilkan biji dengan memanfaatkan serbuk sari dari bunga yang sama. Struktur bunga tumbleweed yang mencolok adalah tanpa kelopak, hanya memiliki sepal, lima benang sari, dan satu putik.

Sepuluh sepal kecil berwarna hijaunya membentuk cawan ovarium superior. Ujung-ujungnya membentuk struktur menyerupai tenda di sekitar bagian tengah bunga. Tumbleweed biasanya mekar antara bulan Juli dan Oktober.

5. Gulma yang menggelinding ini memunculkan masalah serius dalam bidang pertanian

5 Fakta Tumbleweed, Gulma yang Menyerupai Semak-Semak RaksasaTumbleweed yang berperan menjadi gulma (commons.wikimedia.org/Renji Shino)

Walau punya daya tarik tersendiri, jangan buru-buru terperdaya oleh tumbleweed. Nyatanya, mereka dapat menimbulkan masalah serius, terutama di sektor pertanian. Tumbuhan ini dapat menimbulkan ancaman kebakaran serius, terutama di daerah sepanjang saluran air dan tepi jalan.

Selain risiko kebakaran, tumbleweed juga merugikan lahan pertanian dengan mengurangi produktivitas dan kualitas tanaman, terutama alfalfa (medicago sativa) dan biji-bijian kecil. Tanaman ini juga dapat menghambat operasi pertanian dan menjadi tempat perlindungan serta sumber makanan bagi serangga, hama vertebrata, dan penyakit tanaman.

Jika dilihat dari aspek lain, tumbleweed dapat mengancam habitat makhluk hidup lain dan keanekaragaman hayati. Mereka yang suka menggelinding di jalanan juga mengganggu jarak pandang para pengendara sehingga meningkatkan risiko kecelakaan. 

Selain itu, gangguan yang ditimbulkan dari keberadaan tumbleweed ini berdampak pula pada ekosistem air setempat, termasuk keberlanjutan hidup bagi organisme air dan keseimbangan ekosistem air. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pengelolaan khusus untuk mengurangi dampak negatif pada ekosistem lingkungan dan kehidupan sehari-hari masyarakat akan keberadaan gulma raksasa yang satu ini. 

Baca Juga: Mengenal 4 Tanaman Endemik yang Terancam Punah di Indonesia

Reyvan Maulid Photo Verified Writer Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya