5 Fakta Menarik Kiwikiu, Endemik Pulau Maui yang Terancam Punah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kiwikiu atau maui parrotbill merupakan spesies Hawaiian honeycreeper, burung endemik Pulau Maui di Hawaii. Mereka berada dalam famili Fringillidae dan memiliki nama ilmiah Pseudonestor xanthophrys. Ukurannya cukup kecil, panjang tubuhnya mencapai 14 sentimeter dan beratnya hanya 20--25 gram. Agar kamu bisa mengenalinya, ada beberapa ciri dari kiwikiu yaitu bagian dada, pipi dan perutnya berwarna hijau zaitun.
Sementara itu, sayap, ubun-ubun, ekor dan punggungnya berwarna kuning cerah. Jantan punya sayap lebih panjang, paruhnya lebih besar dan mereka lebih berat dari betina. Berbeda dengan burung muda yang bagian atasnya berwarna abu-abu kehijauan dan perutnya abu-abu muda. Yuk, kenalan lebih jauh melalui fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran kiwikiu
Penyebaran kiwikiu berada di wilayah hutan basah tidak terganggu yang didominasi oleh ʻōhiʻa lehua (Metrosideros polymorpha) dan hutan mesik ʻōhiʻa -koa (Acasia koa). Habitatnya memiliki tumbuhan bawah yang lebat, berupa pepohonan kecil, semak belukar, epifit, pakis dan sedimen.
Animalia menginformasikan bahwa itu berpusat di antara Pu'u 'Alaea, Lembah Kuhiwa, Danau Waianapanapa dan bagian atas Lembah Kipahalu dengan luas kurang dari 2.020 hektar di ketinggian 1.310--2.070 meter.
2. Mandibula multifungsi
Berdasarkan informasi dari American Bird Concervancy, paruh kiwikiu yang berat mirip dengan burung beo, terdiri dari mandibula atas panjang dan melengkung serta mandibula bawah yang lebih panjang. Paruhnya tersebut memiliki banyak fungsi, memungkinkannya membelah dan memahat kayu maupun dahan mati. Berguna mencungkil kayu dan lumut serta mengiris buah untuk mencari serangga maupun larvanya.
3. Makanan utamanya adalah serangga
Editor’s picks
Sebagai burung pemakan serangga, kiwikiu memanfaatkan paruh besar dan otot rahangnya yang kuat untuk menghilangkan kulit kayu dari pohon kecil serta semak seperti ʻākala (Rubus hawaiensis). Berlaku juga pada tanaman kanawao (Broussaisia arguta), dan ʻōhiʻa lehua (Metrosideros polymorpha) untuk memakan serangga di bawahnya.
Kiwikiu menyukai kepompong ngengat dan larva kumbang. Sepasang burung akan mencari makan di wilayah seluas 2,3 hektar. Area itu mereka pertahankan dari burung lain yang selalu mencoba bersaing untuk mendapatkan wilayah tersebut.
4. Sistem perkawinan kiwikiu
Sistem perkawinan kiwikiu adalah monogami, kawin dengan satu pasangan seumur hidupnya. Musim kawinnya terjadi antara bulan November dan Juni. Saat tiba waktunya, betina membangun sarang berbentuk mangkok menggunakan lumut usnea dan ranting pūkiawe (Styphelia tameiameiae). Biasanya ditempatkan 12 meter di atas permukaan tanah hutan.
Pasangan kiwikiu membesarkan satu anak burung per musimnya. Betina bertugas mengerami telurnya selama 16 hari. Setelah menetas, anaknya tetap bersama induk selama lima hingga delapan bulan untuk belajar mencari makan.
5. Keberadaannya terancam punah
Sama seperti palila, puaiohi dan semua burung asli di pulau tersebut, kiwikiu terancam oleh keberadaan spesies invasif yang baru diperkenalkan. Selain itu, kehilangan habitat dan juga perubahan iklim berkontribusi atas berkurangnya populasi mereka. Meluasnya deforestasi untuk pertanian dan pengembalian ternak telah mengurangi tutupan hutan di Pulau Maui.
Kiwikiu ternyata spesialis pemakan serangga yang memanfaatkan fungsi paruhnya dengan baik. Mereka sangat suka makan kepompong ngengat dan larva kumbang. Sayangnya, kiwikiu diklasifikasikan sebagai Critically Endangered dan tren populasinya mengalami penurunan. Telah diprediksi bahwa jika populasi nyamuk terus meningkat, maka mereka akan mengalami kepunahan di alam liar pada tahun 2027.
Karenanya, beberapa usaha konsevarasi telah direncanakan oleh Maui Forest Bird Working Group. Termasuk membina populasi penangkaran dalam jumlah besar di Kebun Binatang di daratan Amerika Serikat termasuk National Aviary di Pennsylvania, Smithsonian Conservation Biology Institute di Virginia dan Tracy Aviary di Utah.
Baca Juga: 6 Hewan Asli Indonesia yang Sudah Punah, Harimau Jawa hingga Kuau
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.