5 Peristiwa Bersejarah di Asia yang Terjadi Selama Masa Perang Dingin

Dari sinilah sejarah Korea Utara dan Korea Selatan bermula

Perang Dingin kerap disebut sebagai pertarungan ideologis antara Amerika Serikat, Uni Soviet, beserta sekutu masing-masing kedua negara tersebut. Situasi ini bermula ketika Amerika Serikat mulai khawatir dengan komunisme Uni Soviet yang mulai menguasai kawasan Eropa Timur pada tahun 1948, dilansir dari Britannica.

Perang Dingin nyatanya tidak hanya seputar ketegangan ideologis dan politis antara Blok Barat dan Blok Timur. Meski tidak sebanyak Perang Dunia II, periode yang berlangsung antara 1947 hingga 1991 ini sebenarnya juga tak lepas dari peperangan terbuka, invasi militer, bahkan genosida. 

Sejarah mencatat 5 peristiwa bersejarah di Benua Asia yang terjadi di masa Perang Dingin. Simak uraian lengkapnya di bawah ini.

1. Perang Sipil Tiongkok (1945—1949)

5 Peristiwa Bersejarah di Asia yang Terjadi Selama Masa Perang Dinginkiri-kanan : Chiang Kai-shek dan Mao Zedong (neespix.com/Peter Griffin)

Deklarasi Potsdam tahun 1945 menandai mundurnya Jepang dari wilayah Tiongkok. Meskipun masa pendudukan Jepang berakhir, bukan berarti Tiongkok bebas dari konflik berkepanjangan.

Tiongkok pada saat itu dikuasai oleh dua partai politik yaitu Partai Nasionalis dengan Chiang Kai-shek sebagai pemimpinnya, dan Partai Komunis yang dipimpin Mao Zedong. Dengan bantuan Amerika Serikat, Partai Nasionalis berhasil menguasai sebagian besar wilayah bekas jajahan Jepang yang berada di Tiongkok bagian timur dan utara. 

Sementara itu, Partai Komunis lebih populer di kawasan pinggiran kota dan pedesaan. Dilansir dari New World Encyclopedia, masyarakat kalangan bawah lebih mendukung Partai Komunis karena tidak setuju terhadap sikap Partai Nasionalis yang malah bergabung dengan para bangsawan pendukung Jepang.

Peperangan pun pecah antara tahun 1946 hingga 1949. Meskipun mendapat bantuan dana dan persenjataan dari Amerika Serikat, Partai Nasionalis kehilangan dukungan dari masyarakat sipil-nya akibat kasus korupsi. 

Situasi Partai Nasionalis semakin terjepit ketika ibukota Republik Tiongkok yaitu Nanjing, berhasil dikuasai Partai Komunis. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong mengumumkan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Sementara itu, Chiang Kai-shek beserta pasukannya meninggalkan daratan Tiongkok menuju Taiwan dan mendirikan pemerintahan Republik Tiongkok.

2. Perang Korea

5 Peristiwa Bersejarah di Asia yang Terjadi Selama Masa Perang Dinginfoto Zona Demiliterisasi diambil dari sisi Korea Selatan (commons.m.wikimedia.org/Daniel Oberhaus)

Seperti halnya Tiongkok, sejarah Korea juga tak lepas dari penjajahan Jepang. Pasca Perang Dunia II, kawasan Semenanjung Korea terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Democratic People's Republic of Korea atau Korea Utara dan Republic of Korea atau Korea Selatan.

Pemerintahan Korea Utara didukung oleh Uni Soviet, begitupula dengan Amerika Serikat yang mendukung pemerintahan Korea Selatan. Kedua kawasan tersebut menjadi saksi nyata pengaruh perang dingin di Semenanjung Korea hingga akhirnya terjadilah Perang Korea di tahun 1950.

Dilansir dari History Channel, lebih dari 70 ribu pasukan Korea Utara menembus wilayah perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan pada 25 Juni 1950, sekaligus menandai dimulainya Perang Korea. Amerika Serikat mengirimkan tentaranya dan membantu tentara Korea Selatan yang saat itu masih kurang terlatih untuk terjun langsung dalam peperangan.

Meski peperangan berlangsung, upaya untuk gencatan senjata sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1951. Hanya saja, saat itu kedua belah pihak masih belum menemukan kesepakatan mengenai nasib para tahanan perang. 

Pada tanggal 27 Juli 1953, akhirnya Korea Utara dan Korea Selatan menandatangani perjanjian gencatan senjata dan membebaskan para tahanan perang dari kedua sisi untuk memilih negara tujuannya. Perjanjian tersebut sekaligus menghasilkan DMZ atau zona demiliterisasi selebar 2 mil yang kini dapat dikunjungi wisatawan.

3. Perang Vietnam

5 Peristiwa Bersejarah di Asia yang Terjadi Selama Masa Perang Dinginreruntuhan pesawat tempur Amerika Serikat di Vietnam Military History Museum, Hanoi (commons.m.wikimedia.org/dronepicr)

Buat orang-orang kelahiran tahun 80an atau 90an awal, kamu pasti tidak asing dengan film Rambo yang dibintangi Silvester Stallone. Tokoh utama dalam film ini diceritakan mengalami trauma mendalam setelah kepulangannya dari Perang Vietnam. Memangnya, separah apa sih Perang Vietnam?

Pasca Perang Dunia II, tepatnya di tahun 1954, Vietnam terbagi menjadi dua wilayah yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Vietnam Utara menganut ideologi komunis dengan Ho Chi Minh sebagai pemimpinnya dan Vietnam Selatan dipimpin oleh Ngo Dinh Diem dengan Amerika Serikat sebagai sekutunya.

Dilansir dari History Channel, pada waktu tersebut, Amerika Serikat sudah mulai menyokong Vietnam Selatan dengan perlengkapan persenjataan termasuk mengirimkan sekitar 800 tentara. Jumlah tentara yang dikirimkan Amerika Serikat terus berkembang hingga 9000 personel di tahun 1962 dan hampir 500 ribu personel di tahun 1967.

Situasi perang yang berkepanjangan lambat laun berdampak secara psikologis terhadap tentara Amerika Serikat. Banyak diantara mereka yang mengidap post traumatic stress disorder, kecanduan obat-obatan terlarang, juga alkohol.

Setelah mendapat banyak tekanan dari publiknya sendiri, akhirnya pada awal tahun 1973, Amerika Serikat menyepakati perjanjian damai dengan Vietnam Utara sekaligus menarik seluruh tentaranya dari Vietnam. Akan tetapi, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan masih terlibat peperangan sebelum akhirnya bersatu sebagai Republik Sosialis Vietnam pada tahun 1976.

4. Rezim Khmer Merah

5 Peristiwa Bersejarah di Asia yang Terjadi Selama Masa Perang DinginPenjara Tuol Sleng yang jadi tempat penyiksaan warga sipil Kamboja oleh rezim Khmer Merah. (commons.m.wikimedia.org/uhooep)

Mungkin kamu pernah mendengar sejarah Kamboja yang tak lepas dari pembantaian massal oleh rezim Khmer Merah. Tapi, apakah kamu tahu bahwa ada hubungan antara Khmer Merah dengan situasi Perang Dingin?

Dikutip dari Britannica, pasca Perang Dunia II, Kamboja sebenarnya sudah menjadi negara independen di bawah kepemimpinan Pangeran Norodom Sihanouk. Akan tetapi, pemerintahan monarki konstitusional tersebut dikudeta oleh pemerintahan Khmer yang didukung Amerika Serikat pada tahun 1970.

Khmer Merah yang merupakan Partai Komunis dan sebelumnya kerap bersebrangan dengan pemerintahan Sihanouk, kemudian berbalik mendukungnya pasca kudeta yang didukung Amerika Serikat. Atas sikapnya yang menentang keterlibatan Amerika Serikat, Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot meraup banyak dukungan dari masyarakat sipil Kamboja.

Di tahun 1975, Pol Pot mendirikan rezim Khmer Merah setelah menguasai ibukota Phnom Penh. Dikutip dari BBC, Pol Pot menerapkan kebijakan "Year Zero" dalam rangka mengubah total Kamboja yang sudah tersentuh kehidupan modern menjadi komunitas agraria utopia.

Dalam rangka mewujudkan visinya, Pol Pot melakukan berbagai cara ekstrim seperti mengosongkan kawasan perkotaan, mengisolasi masyarakat Kamboja dari dunia luar, menghancurkan mata uang, termasuk melarang kepemilikan properti individu dan menekan kebebasan beragama. Masyarakat kaum menengah dan kalangan intelektual menjadi korban pembantaian, begitu pula dengan etnis vietnam dan komunitas cham muslim.

Khmer Merah berhasil digulingkan setelah invasi tentara Vietnam ke Kamboja pada tahun 1979. Pol Pot meninggal pada 1998 dalam kondisi belum sempat diadili atas pembantaian lebih dari 1 juta masyarakat sipil Kamboja.

5. Invasi Uni Soviet ke Afganistan

5 Peristiwa Bersejarah di Asia yang Terjadi Selama Masa Perang DinginDesa di Afganistan yang dihancurkan oleh Uni Soviet. (commons.m.wikimedia.org/Todd Huffman)

Afganistan dan Uni Soviet sebenarnya memiliki hubungan baik di awal abad 20. Uni Soviet adalah negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik pasca kemerdekaan monarki Afganistan di tahun 1919. Begitu pula, Afganistan menjadi satu dari beberapa negara awal yang mengakui pemerintahan Uni Soviet pasca Revolusi Bolshevik. 

Hubungan yang harmonis tersebut mulai berubah saat di tahun 1973, Muhammad Daud Khan memproklamirkan berdirinya Republik Afganistan. Dikutip dari History Channel, Uni Soviet menawarkan bentuk pemerintahan komunis untuk Afganistan akan tetapi ditolak oleh Muhammad Daud Khan.

Situasi tersebut menyulut kemarahan Uni Soviet setelah selama puluhan tahun mendukung pemerintahan Afganistan yang pro-komunis. Muhammad Daud Khan pun pada akhirnya kembali dikudeta oleh Partai Komunis Afganistan dengan Nur Muhammad Taraki sebagai pemimpinnya.

Komunisme di Afganistan mulai menghadapi penolakan intens dari komunitas Muslim yang dikenal sebagai mujahidin. Sementara itu, situasi internal pemerintahan komunis Afganistan mengalami pergolakan dan lahirlah pemimpin baru bernama Hafizullah Amin.

Meski berasal dari Partai Komunis, Hafizullah Amin diduga oleh Uni Soviet akan menjalankan pemerintahan yang condong ke Amerika Serikat. Oleh karena itu, dikirimlah 3000 tentara Uni Soviet di tahun 1979 untuk menguasai Afganistan dan menempatkan pemerintahan boneka dengan Babrak Kamal sebagai pemimpinnya, dikutip dari Britannica.

Tentara Uni Soviet saat itu menghadapi perlawanan dari kelompok mujahidin yang didukung oleh Amerika Serikat. Setelah 9 tahun berusaha menciptakan rezim komunis, pada tahun 1989 Uni Soviet memutuskan untuk menarik semua pasukannya dari Afganistan.

Perlawanan mujahidin Afganistan menginspirasi gerakan kemerdekaan beberapa bangsa sesama mayoritas Muslim yang tergabung di wilayah Uni Soviet seperti Uzbek, Kazakh dan Tajik. Tak butuh lama bagi bangsa-bangsa tersebut untuk mendeklarasikan kemerdekaannya dari Uni Soviet.

Rangkaian peristiwa ini membuktikan besarnya pengaruh Perang Dingin terhadap situasi politik di Asia. Pembubaran Uni Soviet pada 26 Desember 1991 menandai berakhirnya masa Perang Dingin selama lebih dari empat dekade. 

Baca Juga: 4 Rekomendasi Buku tentang Perang untuk Pemula

Nisa Istiqomah Photo Verified Writer Nisa Istiqomah

menulis sebagian dari hobi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya