Kenapa Bangunan Romawi Kuno Tetap Kokoh selama Ribuan Tahun?

Kuncinya ada pada material bangunannya

Peradaban Romawi Kuno dikenal dengan bangunan-bangunannya yang megah dan kokoh, seperti Pantheon, Diocletian's Palace, juga Castel Sant'Angelo. Meskipun beberapa bagiannya sudah hancur, Colosseum Roma masih berdiri tegak sejak abad ke-8 Masehi.

Dalam sejarahnya, peradaban Romawi kuno tak lepas dari bencana alam, seperti banjir dan gempa bumi. Selain itu, Roma sebagai sebuah kota, juga beberapa kali menjadi arena pertempuran. 

Walau tidak selalu berada dalam kondisi lingkungan yang ideal, bangunan Romawi Kuno sudah terbukti bertahan melewati perkembangan zaman. Lantas, kenapa bangunan Romawi Kuno tetap berdiri kokoh selama ribuan tahun? Yuk, simak penjelasannya!

Baca Juga: 5 Penemuan Romawi Kuno yang Jadi Inspirasi Teknologi Modern

1. Beton yang digunakan berasal dari material khusus

Kenapa Bangunan Romawi Kuno Tetap Kokoh selama Ribuan Tahun?batuan pozzolan dari Gunung Vesuvius, Italia (commons.m.wikimedia.org/Jebulon)

Dilansir Britannica, beton-beton dari bangunan Romawi Kuno tersusun dari suatu bahan bernama pozzolan. Pozzolan merupakan material halus berwarna merah kecokelatan yang berasal dari abu gunung berapi. 

Diambil dari kata pozzuoli, Pozzolan adalah kota tempat pozzolana pertama kali ditemukan. Masyarakat Romawi Kuno menggunakan semen dari campuran dua bagian pozzolan dan satu bagian batuan kapur untuk dicetak menjadi beton. 

2. Selain pozzolan, terdapat elemen batuan kapur dalam campuran beton Romawi Kuno

Kenapa Bangunan Romawi Kuno Tetap Kokoh selama Ribuan Tahun?ilustrasi batuan kapur (needpix.com/grantugrant)

Gabungan peneliti dari MIT, Harvard University, serta laboratorium di Italia dan Swiss, telah melakukan penelitian bertahun-tahun untuk mengidentifikasi jenis material bangunan yang digunakan masyarakat Romawi Kuno. Dari penelitian tersebut, mereka mendapati material lime clasts yang menjadi campuran pozzolan.

Dikutip MIT News, lime clasts merupakan mineral kecil berwarna putih yang berasal dari batuan kapur. Penambahan lime clasts sebelumnya dianggap oleh para peneliti sebatas ketidaksengajaan masyarakat Romawi kuno saat membuat campuran semen. Akan tetapi, mineral kecil tersebut uniknya justru ditemukan di seluruh bangunan Romawi Kuno.

3. Meski komposisinya tidak banyak, lime clasts berperan penting menjaga kualitas bangunan

Kenapa Bangunan Romawi Kuno Tetap Kokoh selama Ribuan Tahun?ilustrasi bangunan retak (commons.m.wikimedia.org/Tobyc75)

Semula, para ilmuwan menduga bahwa masyarakat Romawi Kuno menggunakan lime clasts yang dicampur dengan air untuk menghasilkan produk pasta slaked lime. Akan tetapi, penelitian terbaru dengan spektroskopi menunjukkan keberadaan lime clasts jenis quicklime atau kalsium oksida. 

Dilansir MIT News, quicklime memiliki fungsi self-healing ketika digunakan sebagai campuran material bangunan. Ketika terdapat suatu retakan yang membuat air masuk ke celah bangunan, quicklime akan bereaksi dengan air dan menghasilkan kristal kalsium karbonat.

Kristal kalsium karbonat selanjutnya akan mengisi celah-celah retakan. Selain itu, senyawa dari reaksi quicklime dan air tersebut juga bisa bereaksi dengan pozzolana untuk memperkuat struktur materialnya. Rangkaian reaksi kimia ini terjadi secara spontan sehingga dapat mengurangi risiko penyebaran retakan.

Baca Juga: 10 Arsitektur Paling Menakjubkan dari Romawi Kuno, Megah dan Antik

4. Lime clasts tidak ditemukan pada struktur bangunan modern

Kenapa Bangunan Romawi Kuno Tetap Kokoh selama Ribuan Tahun?ilustrasi pabrik semen modern (pexels.com/Mica Asato)

Perbedaan bangunan Romawi Kuno dan era modern ternyata ada pada penggunaan lime clasts. Di era modern kita lebih mengenal portland cement sebagai bahan utama pembuatan beton. 

Dilansir WorldAtlas, portland cement terdiri dari berbagai mineral dengan ukuran bervariasi yang meliputi pasir silika, batu kapur, tanah liat, dan mineral calcite. Seluruh mineral di atas dipanggang dalam temperatur tinggi sebelum dihancurkan menjadi butiran-butiran halus. 

Portland cement sama sekali tidak mengandung quicklime, sehingga bangunan era modern tidak memiliki kemampuan self-healing layaknya bangunan era Romawi Kuno. Dengan kata lain, ketika terjadi retakan, bangunan modern akan lebih rentan mengalami kerusakan.

Selain portland cement, bangunan era modern juga menggunakan reinforced bar berbahan baja untuk memperkuat konstruksinya. Karena berbahan logam, penggunaan reinforced bar rentan mengalami korosi seiring waktu. 

5. Apakah mungkin komposisi beton ala Romawi kuno diterapkan kembali untuk pembangunan gedung era modern?

Kenapa Bangunan Romawi Kuno Tetap Kokoh selama Ribuan Tahun?ilustrasi gedung pencakar langit (unsplash.com/Sebastien Gabriel)

Dibandingkan campuran pozzolan dan quicklime, portland cement memiliki keunggulan tersendiri yaitu cepat kering. Meski punya kemampuan self-healing terhadap retakan, bangunan Romawi kuno tidak bisa langsung digunakan karena membutuhkan waktu lebih lama untuk menunggu betonnya kering, seperti dilansir WorldAtlas.

Selain itu, penggunaan reinforced bar juga membuat bangunan lebih kuat dalam menahan beban didalamnya. Gedung pencakar langit dengan ribuan pekerja didalamnya tidak bisa dibangun dengan sistem Romawi kuno yang hanya mengandalkan tumpukan beton. 

Karena tetap kokoh untuk waktu yang sangat lama, bangunan Romawi kuno juga lebih ramah lingkungan. Bangunan era modern lebih cepat rusak sehingga lebih banyak semen diproduksi untuk memenuhi permintaan.

Dilansir MIT News, aktivitas produksi semen berkontribusi terhadap kenaikan global emisi gas rumah kaca sebesar 8 persen. Meskipun tidak semua jenis bangunan dapat menggunakan semen ala Romawi Kuno, penelitian terus dilakukan supaya dapat dihasilkan formula semen tertentu dengan kualitas self-healing dan mampu menyerap karbon dioksida di udara. 

Nisa Istiqomah Photo Verified Writer Nisa Istiqomah

menulis sebagian dari hobi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya