5 Kalender Peradaban Kuno Dunia, Punya Sistem Kabisat Tersendiri

Ada kalender yang penanggalannya sempat menghebohkan dunia

Saat ini, hampir seluruh negara di dunia menggunakan sistem penanggalan yang sama, yaitu kalender Gregorian. Kalender ini memiliki masa 1 tahun sebanyak 365 hari dan membagi 1 tahun ke dalam 12 bulan.

Namun di masa kuno, setiap kelompok masyarakat memiliki sistem penanggalan yang berbeda-beda. Simak beberapa sistem penanggalan yang digunakan masyarakat dari peradaban kuno di dunia berikut ini. 

1. Babilonia

5 Kalender Peradaban Kuno Dunia, Punya Sistem Kabisat Tersendiritablet catatan astronomi gerhana bulan Babilonia kuno (commons.wikimedia.org/Zunkir)

Orang-orang Babilonia Kuno menggunakan sistem kalender lunisolar. Sistem penanggalan ini umum dijumpai pada masyarakat kuno di wilayah timur tengah, dan merupakan penanggalan gabungan dari kalender lunar dan solar. Kalender ini membagi masa satu tahun ke dalam dua belas bulan.

Bagi masyarakat Babilonia Kuno, masa 1 tahun terhitung sebanyak 354 hari. Agar sesuai dengan tahun solar, di waktu yang tak tentu, orang Babilonia Kuno menambah 1 bulan sebagai bulan kabisat pada kalender mereka. Ketidaktentuan penambahan bulan ini sangat tidak efisien dan membingungkan, hingga akhirnya disederhanakan dengan adanya penemuan siklus metonik. 

Siklus metonik merupakan siklus di mana fase bulan akan berulang di hari yang sama dalam kurun waktu 19 tahun, atau 235 bulan lunar. Ahli astronomi Babilonia menyadari bahwa dalam satu siklus metonik, mereka dapat menentukan tujuh tahun tertentu yang akan ditambahkan satu bulan kabisat. Hal ini membuat kalender Babilonia menjadi salah satu kalender kuno yang menggunakan siklus metonik.

2. Mesir

5 Kalender Peradaban Kuno Dunia, Punya Sistem Kabisat Tersendiripahatan kalender kuno Mesir (commons.wikimedia.org/Warren LeMay)

Peradaban Mesir Kuno membagi masa setahun ke dalam siklus bulan dan musim panen. Mirip seperti penanggalan modern, kalender Mesir kuno memiliki 365 hari dalam setahun. Kalender mereka juga disebut-sebut sebagai kalender pertama yang menggunakan 365 hari dalam setahun. 

Dilansir Met Museum, masyarakat Mesir kuno membagi satu tahun ke dalam 12 bulan. Bedanya, masa 1 bulan hanya terdiri dari 3 minggu, dan masa satu minggu adalah sepuluh hari. Mereka juga membagi masa 1 tahun dalam 3 musim, di mana tiap musim terdiri berlangsung selama 4 bulan. Sistem penanggalan ini membuat kalender Mesir harus menambahkan 5 hari pada akhir tahun agar sesuai dengan tahun matahari.

Dilansir Journey to Egypt, lima hari tambahan tersebut digunakan sebagai hari libur. Di hari libur tersebut, masyarakat Mesir Kuno merayakan hari kelahiran dewa mereka. Selain membagi kalender tahun dalam bulan dan minggu, bangsa Mesir Kuno juga diketahui membagi waktu 1 hari ke dalam jam. Mereka membagi 1 hari ke dalam 24 jam, yang terdiri atas 12 jam siang dan 12 jam malam. 

Baca Juga: Mengapa Kalender Tahun 2024 Sama Seperti Tahun 1996?

3. Sumeria

5 Kalender Peradaban Kuno Dunia, Punya Sistem Kabisat Tersendiribagan bintang bangsa Sumeria (commons.wikimedia.org/Itu)

Bangsa Sumeria adalah masyarakat kuno yang berdiam di wilayah Mesopotamia selatan. Kelompok masyarakat ini menggunakan kalender yang cukup unik, di mana mereka menggunakan sistem seksagesimal untuk membagi waktu. Hal ini membuat kalender Sumeria Kuno identik dengan angka 6, 12, dan 60. 

Kalender Sumeria membagi satu tahun dalam 12 bulan, setiap bulan terdiri atas 30 hari, sehingga 1 tahun terdiri dari 360 hari. Uniknya, dilansir CalendarWorld, kalender Sumeria kuno tidak membagi bulan ke dalam minggu. Agar sesuai dengan tahun matahari, seperti kalender modern, kalender Sumeria juga memiliki tahun kabisat setiap 4 tahun, di mana pada tahun tersebut terdapat bulan tambahan atau bulan kabisat.

Hal unik lain dari pembagian waktu yang dilakukan masyarakat Sumeria kuno adalah pembagian waktu harian yang mendetail. Dilansir World History, dengan sistem seksagesimal, masyarakat kuno ini membagi hari ke dalam 12 jam siang dan 12 jam malam. Pembagian tersebut berkembang menjadi lebih detail, dengan membagi 1 jam ke dalam 60 menit, dan 1 menit ke dalam 60 detik.

4. Maya

5 Kalender Peradaban Kuno Dunia, Punya Sistem Kabisat Tersendirikalender 260 hari suku Maya (commons.wikimedia.org/Matthew G. Bisanz)

Dalam menentukan masa dan waktu, peradaaban suku Maya tak hanya menggunakan satu jenis kalender. Bangsa kuno ini menggunakan tiga kalender sekaligus, yaitu kalender Tzolkin, Haab, dan Long Count. Setiap kalender tersebut memiliki fungsi dan masa penanggalan yang berbeda-beda. 

Salah satu kalender paling umum digunakan suku Maya adalah Tzolkin. Kalender ini juga disebut sebagai kalender ilahi, dan memiliki masa satu tahun sebanyak 260 hari. Archeology melansir bahwa kalender ini diduga berdasarkan pada masa kehamilan manusia. Kalender ini terdiri atas 13 minggu, dimana masa satu minggu berlangsung selama 20 hari.

Kalender Haab, yang juga disebut kalender sekunder, mirip seperti kalender modern. Kalender ini memiliki masa satu tahun sebanyak 365 hari yang dibagi dalam 18 bulan, masing-masing bulan berlangsung selama 20 hari. Selain itu, terdapat satu bulan tambahan atau kabisat dengan masa terpendek, sepanjang 5 hari yang disebut Uayeb .

Kalender ketiga yang dimiliki suku Maya adalah kalender Long Count. Kalender ini merupakan kalender dengan masa penanggalan terpanjang, sekaligus paling populer. Dilansir AAAS, dalam sistem penanggalannya, masa kalender Long Count berakhir tepat di akhir baktun ke-13. Pada saat tersebut kalender ini akan di-reset menjadi tahun 0.0.0.0.0, Berdasarkan perhitungan para ahli, akhir baktun ke-13 tersebut jatuh pada 21 Desember 2012. Penemuan ini kemudian menimbulkan asumsi yang sempat menggegerkan dunia, karena dianggap meramalkan akhir dunia. 

5. Aztec

5 Kalender Peradaban Kuno Dunia, Punya Sistem Kabisat Tersendirikalender Tonalpohualli bangsa Aztec kuno (commons.wikimedia.org/Tovar, Juan de, circa 1546-circa 1626)

Mirip seperti suku Maya, bangsa Aztec memiliki dan menggunakan lebih dari satu kalender sekaligus. Walau kedua kalender tersebut berbeda, keduanya saling berkaitan. Kedua kalender tersebut adalah kalender Tonalpohualli yang disebut juga sebagai kalender ritual atau kalender suci, dan Xiuhpohualli atau kalender matahari.

Tonalpohualli merupakan kalender yang memiliki masa 260 hari, mirip seperti kalender Tzolkin suku Maya. Kalender suci ini dibagi ke dalam 13 bulan, yang masing-masing terdiri atas 20 hari. Dalam penanggalan kalender Tonalpohualli, setiap hari dalam 1 bulan memiliki nama tersendiri, dan diikuti angka 1--13. Kalender ini digunakan untuk menentukan waktu upacara-upacara ritual.   

Xiuhpohualli sebagai kalender matahari, memiliki penanggalan yang mirip seperti kalender Haab milik suku Maya. Kalender ini memiliki masa setahun sebanyak 365 hari, dan terdiri atas 18 bulan, yang masing-masing sepanjang 20 hari. Bedanya, lima hari tambahan di akhir tahun, dianggap sebagai "hari sial", dan disebut sebagai Nemontemi. 

Kedua kalender yang saling berkaitan ini akan membentuk satu siklus yang berlangsung selama 52 tahun yang disebut Xiuhmopilli. Dilansir History Skills, siklus ini dianggap sebagai satu siklus penuh kehidupan. Di setiap akhir siklus ini masyarakat Aztec Kuno akan mengadakan upacara perayaan yang disebut sebagai New Fire Ceremony.

Sejak zaman kuno, manusia telah berusaha membagi masa dan waktu. Setiap budaya dan kelompok masyarakat memiliki standar dan sistem penanggalan yang berbeda, yang tidak lepas dari kepercayaan kelompok masyarakat tersebut. Seperti apa tanggal lahirmu jika menggunakan kalender peradaban kuno?

Baca Juga: Kalender Kalkulator China: Cara Kerja dan Tingkat Akurasinya

MONICA GRACIA R P Photo Verified Writer MONICA GRACIA R P

@itsmonica92

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya