Penjelasan dari Fenomena Bulan Biru yang Super Langka

Bukan berarti bulan terlihat biru

Intinya Sih...

  • Bulan biru terjadi saat ada dua bulan purnama dalam satu bulan kalender atau saat ada empat bulan purnama dalam satu musim astronomi.
  • Bulan biru sebenarnya tidak berwarna biru, namun akan tampak merah atau kuning karena pembiasan cahaya di atmosfer.
  • Supermoon terjadi saat bulan purnama bertepatan dengan titik terdekatnya dengan Bumi pada orbitnya, dan peristiwa ini akan terjadi beberapa kali setahun.

Beberapa waktu yang lalu, dunia disuguhi dengan peristiwa supermoon biru yang langka. Penampakan ini membuat bulan akan tampak sekitar tujuh kali lipat lebih besar dan lebih terang karena bersamaan dengan bulan purnama dan bulan biru.

Blue moon bukan berarti bulan berwarna biru di mana ini hanya sebuah istilah. Berikut penjelasannya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Mengenai Bulan Purnama, Ada Orbitnya!

Apa itu bulan biru?

Bulan biru terjadi setiap dua hingga tiga tahun ketika ada dua bulan purnama dalam satu bulan kalender. Namun bulan biru juga didefinisikan sebagai bulan purnama ketiga dalam satu musim astronomi ketika terdapat empat bulan purnama, dengan musim astronomi dimulai dan berakhir pada titik ekuinoks dan titik balik matahari.

Namun bulan tidak akan tampak biru. Faktanya, saat senja, ia akan tampak lebih merah atau kuning karena pembiasan cahaya di sekitar atmosfer di cakrawala.

Jadi biasanya kita mengalami tiga bulan purnama setiap musim. Jika ada empat, maka bulan purnama ketiga diberi status bulan biru. Karena bulan biru tidak terlalu umum, diperkirakan dari sinilah idiom "once in a blue moon" berasal.

Bertepatan dengan supermoon

Penjelasan dari Fenomena Bulan Biru yang Super LangkaSupermoon di Kreuzenstein (commons.wikimedia.org/HLFan)

Melansir dari situs The Guardian, bulan purnama ini juga merupakan “supermoon”. Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan saat bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi pada orbitnya–perigee.

Bulan bergerak mengelilingi Bumi dalam orbit yang tidak terlalu melingkar, sehingga dalam orbitnya terdapat satu titik yang paling dekat dengan Bumi dan ada juga titik yang terjauh.

Bulan biasanya terletak sekitar 384.000 km dari Bumi, tetapi saat peristiwa tersebut terjadi, benda luar angkasa ini berada 23.000 km lebih dekat–hampir dua kali lipat diameter Bumi.

Ketika bulan melintas dalam titik terdekatnya saat sedang purnama atau bulan baru, ia tampak menjadi besar dan paling terang hingga terjadilah supermoon. Peristiwa 19 Agustus itu menjadi supermoon pertama dari empat supermoon tahun ini.

Bulan purnama di bulan September, Oktober dan November juga akan menjadi supermoon.

Agenda berikutnya

Supermoon terjadi tiga atau empat kali setahun dan peristiwa serupa berikutnya akan terjadi pada 18 September, 17 Oktober, dan 16 November. Supermoon di bulan September akan lebih dekat lagi dengan Bumi, pada jarak 27.000 km.

Namun bulan biru jauh lebih jarang terjadi, sehingga tidak akan ada lagi bulan biru hingga Mei 2026. Karena tidak akan ada supermoon pada bulan tersebut, diperlukan waktu setidaknya tiga tahun sebelum supermoon biru lainnya terjadi.

Istilah bulan biru dan bulan super tidak bersifat ilmiah, yang berarti definisi kedua istilah tersebut masih diperdebatkan.

Baca Juga: 3 Fakta Pink Moon, Bulan Purnama yang Muncul pada 24 April 2024

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya