Fosil Larva Usia 520 Juta Tahun, Ditemukan dengan Anatomi Utuh

Jadi petunjuk spesies nenek moyang artropoda

Intinya Sih...

  • Fosil cacing bayi seukuran biji wijen ditemukan di China, merupakan genus dan spesies euarthropoda baru.
  • Fosil terawetkan dengan sempurna, memberikan informasi penting tentang evolusi artropoda.
  • Fosil 3D dari larva ini mengungkap anatomi internal yang utuh, memberikan petunjuk tentang evolusi artropoda yang sangat sukses.

Fosil cacing bayi seukuran biji wijen ditemukan terbungkus batu di China. Berasal dari periode Kambrium sekitar 520 juta tahun yang lalu, larva tersebut merupakan genus dan spesies euarthropoda baru yang disebut Youti yuanshi.

Mengutip situs Science Alert, fosil ini telah terawetkan dengan sempurna di mana anatomi internalnya dalam kondisi utuh.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Ulat Tenda, Larva Ngengat yang Berperilaku Sosial

Fosil langka

Larva ini merupakan spesies nenek moyang artropoda yang banyak ditemukan di seluruh planet kita saat ini–kepiting, laba-laba dan serangga. Penemuan ini dapat memberi tahu tentang sejarah evolusi hewan-hewan yang hanya dapat diungkapkan oleh fosil yang jumlahnya sedikit.

"Ketika saya berkhayal tentang satu fosil yang paling ingin saya temukan, saya selalu membayangkan larva artropoda, karena data perkembangan sangat penting untuk memahami evolusi mereka," kata paleontolog Martin Smith dari Universitas Durham di Inggris.

Dia menyebut larva sangat kecil dan rapuh, sehingga peluang untuk menemukan fosilnya hampir nol. Sampai akhirnya peneliti menemukannya.

"Fosil mirip cacing sederhana ini adalah sesuatu yang istimewa, tetapi ketika saya melihat struktur menakjubkan yang terawetkan di bawah kulitnya, saya ternganga–bagaimana mungkin fitur rumit ini terhindar dari pembusukan dan masih ada di sini untuk dilihat setengah miliar tahun kemudian?" katanya.

Anatomi yang masih utuh

Fosil Larva Usia 520 Juta Tahun, Ditemukan dengan Anatomi UtuhFosil larva Youti yuanshi (Jurnal Nature/Organ systems of a Cambrian euarthropod larva)

Fosil tiga dimensi itu ditemukan di batuan serpih yang dikenal kaya akan fosil, yang disebut Formasi Yu'anshan. Fosil itu diekstraksi dengan hati-hati menggunakan asam asetat, lalu dipindai dengan resolusi tinggi untuk mengambil gambarnya secara menyeluruh.

Meskipun ukurannya tidak lebih besar dari beberapa milimeter, fosil itu sendiri memiliki detail yang spektakuler. Bagian luarnya memiliki kulit, kepala, dan kaki yang bertekstur.

Sementara di bagian dalam, tomografi komputer sinar-X mengungkapkan anatomi internalnya yang utuh, termasuk otak larva, kelenjar pencernaan, sistem peredaran darah, dan sistem saraf.

Karena larva tersebut sangat tua, dan mewakili tahap perkembangan dalam siklus hidup artropoda yang jarang terlihat pada fosil purba, para ilmuwan yakin bahwa Y. yuanshi dapat membantu mempelajari tentang perkembangan awal dan evolusi filum kerajaan hewan yang sangat sukses ini.

Anatominya masih sederhana

Cacing itu sendiri tampak sederhana jika dibandingkan dengan tubuh artropoda yang kompleks saat ini. Tetapi petunjuk tentang hewan ini dapat dilihat dari anatomi internalnya.

Protoserebrumnya, misalnya–wilayah otak cacing–menandakan anatomi tengkorak yang lebih kompleks, berkembang seiring dengan evolusi artropoda

Selain itu, anatomi peredaran darah dan pencernaan Y. yuanshi dapat dikaitkan dengan perkembangan fitur artropoda selanjutnya.

Anatomi awal ini, kata para peneliti, menyoroti betapa cemerlangnya artropoda dalam melakukan diversifikasi, mengembangkan kemampuan untuk mengkhususkan diri dalam berbagai tatanan ekologi dan berhasil diterapkan di seluruh dunia.

Meskipun fosil Y. yuanshi tunggal ini akan tampak kecil di telapak tangan, penemuan yang diterbitkan di Nature ini memiliki implikasi besar bagi pemahaman kita tentang kehidupan di Bumi.

Baca Juga: Kenapa Kucing Perlu Diberi Obat Cacing secara Rutin? Ini Alasannya!

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi
  • Untsi Khairi

Berita Terkini Lainnya