Gempa Bumi Mampu Ciptakan Emas, Bagaimana Proses Terbentuknya?

Adanya sifat listrik mineral yang tidak biasa

Intinya Sih...

  • Gempa bumi menghasilkan emas dari urat kuarsa, yang membuka retakan dan disusupi oleh cairan bawah tanah yang menyimpan kuarsa dan emas.
  • Kuarsa memiliki sifat piezoelektrik yang menghasilkan listrik saat diberi tekanan, menyebabkan emas terkonsentrasi di titik tertentu.
  • Kristal kuarsa dalam larutan emas dan dikocok pada frekuensi gempa kecil mengendapkan dan mengumpulkan nanopartikel emas, menjadikannya penarik ion dalam larutan.

Bongkahan batu emas yang kerap ditemui penambang mungkin merupakan hasil dari gempa bumi yang berulang kali mengguncang urat kuarsa, karena adanya sifat listrik mineral yang tidak biasa.

Gagasan ini sulit dibuktikan, tetapi hasil di laboratorium menunjukkan bahwa hal itu masuk akal dan akan menjelaskan anomali yang telah lama diabaikan. Bagaimana proses gempa bumi yang menghasilkan emas? Simak ulasan di bawah ini.

Baca Juga: Sejarah Gua Jepang di Klungkung, Peninggalan Romusha

Proses adanya emas

Sebagian besar emas dunia ditambang dari jaringan lapisan mineral bercabang—atau urat—yang sebagian besar terbuat dari kuarsa, disebut endapan emas orogenik.

Endapan ini dibangun sepotong demi sepotong oleh gempa bumi, biasanya sekitar 6 hingga 12 kilometer di bawah tanah. Gempa bumi membuka retakan, yang kemudian disusupi oleh cairan bawah tanah yang menyimpan kuarsa dan emas, membentuk urat.

Gempa bumi berikutnya menciptakan lebih banyak retakan dan membuka kembali urat yang ada, secara bertahap membengkak dan endapannya bercabang dari waktu ke waktu.

Ahli geologi telah menunjukkan bagaimana proses ini dapat membentuk emas dalam jumlah kecil dan tersebar, tetapi belum menunjukkan bagaimana logam tersebut terkonsentrasi dalam bongkahan besar. Cairan yang terlibat mengandung sedikit emas, dan kuarsa merupakan media yang tidak reaktif.

"Penjelasan standarnya adalah bahwa emas mengendap dari cairan panas yang kaya air saat mengalir melalui retakan di kerak Bumi," kata Chis Voisey, peneliti di Universitas Monash.

Memiliki sifat piezoelektrik

Gempa Bumi Mampu Ciptakan Emas, Bagaimana Proses Terbentuknya?Ilustrasi Emas. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kuarsa sejauh ini merupakan mineral paling umum yang memiliki sifat piezoelektrik, yang berarti ia menghasilkan listrik saat diberi tekanan.

Perilaku piezoelektrik disebabkan oleh fakta bahwa kristal kuarsa tidak memiliki pusat simetri, sehingga menjadi tidak seimbang secara elektrik saat terdistorsi oleh tekanan. Semakin kuat gaya, semakin besar potensi listrik yang dihasilkan oleh ketidakseimbangan ini. Semua kristal mineral umum lainnya memiliki pusat simetri.

Kuarsa adalah isolator. Artinya, saat tekanan yang diberikan pada kuarsa meningkat, kuarsa tidak punya tempat untuk berpindah, kecuali jika ada konduktor di dekatnya. Namun, jika ada, muatan dapat dipindahkan.

Para peneliti menduga hal ini bisa menyebabkan emas terkonsentrasi di titik tertentu, ditarik oleh listrik yang potensial. Jika kuarsa ditekan berulang kali, seperti yang mungkin terjadi di zona gempa bumi, emas dapat terbentuk di urat-uratnya.

Uji gagasan

Untuk menguji gagasan tersebut, mereka menaruh kristal kuarsa dalam larutan emas dan mengocoknya pada frekuensi yang mirip dengan besaran yang umum terjadi pada gempa bumi kecil. 

"Hasilnya menakjubkan. Kuarsa yang diberi tekanan tidak hanya mengendapkan emas secara elektrokimia pada permukaannya, tetapi juga membentuk dan mengumpulkan nanopartikel emas," kata Andy Tomkins.

Dia mencatat, emas memiliki kecenderungan untuk mengendap pada butiran emas yang sudah ada daripada membentuk yang baru. Listrik yang mengalir di sepanjang emas, menjadikannya sebagai penarik ion dalam larutan.

Itu tidak berarti bahwa bongkahan emas terbentuk secara alami, tetapi sekarang tampaknya itulah penjelasan yang paling mungkin. Tim tersebut tidak menghasilkan bongkahan emas yang besar, meskipun menggunakan cairan yang lebih kaya akan emas daripada yang biasanya terjadi di alam.

Tetapi tentu saja, mereka tidak memiliki waktu geologis yang lama untuk melakukan penelitian. Berdasarkan pengamatan, semakin besar bongkahan emas, semakin banyak emas tambahan yang akan ditariknya setiap kali terjadi gempa bumi, sementara ada emas dalam cairan di sekitarnya.

"Pada dasarnya, kuarsa bertindak seperti baterai alami, dengan emas sebagai elektrodanya, yang perlahan-lahan mengakumulasi lebih banyak emas pada setiap kejadian seismik," jelas Voisey.

Jika ingin menemukan bongkahan emas, tempat yang tepat untuk mencarinya bukan hanya di sekitar urat kuarsa, seperti yang sudah diketahui, tetapi urat yang pernah terkena banyak gempa bumi saat masih dikelilingi cairan panas.

Voisey juga menyebut bahwa piezoelektrik dapat berguna untuk memproses bijih emas saat alam belum menciptakan bongkahan emas untuk kita.

Baca Juga: Ini 7 Ras Kucing Tertua yang Ada di Bumi

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya