Apa Itu Magnitudo yang Selalu Disebut saat Gempa Bumi?

Teknik pengukuran besar kecilnya peristiwa

Intinya Sih...

  • Indonesia rawan gempa karena lempeng tektonik
  • Magnitudo mengukur besar kecilnya gempa bumi
  • Besaran magnitudo dan dampak energi gempa

Indonesia masuk dalam kategori daerah yang rawan akan gempa bumi karena dilalui tiga lempeng teknonik, yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya Bumi akibat pelepasan energi di dalam Bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Saat peristiwa ini terjadi, pengukuran kekuatan biasanya menggunakan satuan magnitudo. Apa sebenarnya magnitudo? Temukan jawabannya di bawah ini.

Baca Juga: 4 Langkah Jepang Menghadapi Gempa Bumi, Jadi Referensi untuk Indonesia

Teknik pengukuran

Magnitudo gempa merupakan salah satu teknik pengukuran terkait besar kecilnya gempa. Guncangan yang ditimbulkan memiliki banyak nilai yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan jarak, jenis material permukaan dan faktor lainnya, menurut laman Science for a Changing World.

Untuk menghitung magnitudo, amplitudo gelombang pada seismogram diukur dengan mengoreksi jarak antara alat perekam dan pusat gempa. Karena magnitudo mewakili gempa itu sendiri, maka hanya ada satu magnitudo untuk setiap gempa.

Besarannya dinyatakan dalam bilangan bulat dan pecahan desimal. Misalnya, gempa berkekuatan 5,3 SR masuk dalam golongan gempa sedang. Sedangkan 6,3 SR, disebut sebagai gempa yang kuat.

Karena skalanya berbasis logaritmik, setiap peningkatan besaran bilangan bulat mewakili peningkatan 10 kali lipat amplitudo yang diukur pada seismogram.

Saat ini ilmuwan menggunakan pengukuran yang menggambarkan efek fisik gempa bumi daripada pengukuran yang hanya didasarkan pada amplitudo rekaman bentuk gelombang.

Skala magnitudo

Apa Itu Magnitudo yang Selalu Disebut saat Gempa Bumi?ilustrasi gempa (IDN Times/Esti Suryani)

Karena skala magnitudonya adalah logaritmik, pada jarak yang sama, gempa berkekuatan 6 magnitudo menghasilkan getaran dengan amplitudo 10 kali lebih besar dibandingkan gempa berkekuatan 5 magnitudo, dan 100 kali lebih besar dibandingkan gempa berkekuatan magnitudo 4.

Dari segi energi, gempa bumi berkekuatan 6 magnitudo melepaskan energi sekitar 30 kali lebih banyak daripada gempa berkekuatan 5 magnitudo, dan energi sekitar 1.000 kali lebih banyak daripada gempa berkekuatan 4 magnitudo.

Gempa bumi yang berkekuatan kurang dari 5 kecil kemungkinannya akan menimbulkan kerusakan apa pun.

Walaupun secara teoritis tidak ada batasan matematis dengan perhitungan besarnya, namun secara fisik ada batasannya. Besarannya berkaitan dengan luas permukaan lempeng tektonik yang bergesekan sehingga menimbulkan gelombang seismik. Karena lempeng tektonik memiliki dimensi yang terbatas, maka besarnya juga harus mencapai maksimum. Gempa bumi terbesar diyakini bisa mencapai magnitudo 9,5.

“Besaran” sendiri akan berbeda dengan “intensitas”. Skala intensitas dirancang untuk menggambarkan dampak gempa bumi di suatu tempat, terhadap ciri-ciri alam, terhadap instalasi industri, dan terhadap manusia. Intensitasnya berbeda dengan besarnya yang berkaitan dengan energi yang dilepaskan oleh gempa bumi.

Baca Juga: 5 Cara Hewan Mendeteksi Gempa Bumi Sebelum Manusia, Menakjubkan!

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya