Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyah

pemimpin sekaligus panglima perang dalam peradaban Islam

Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi merupakan khalifah pertama sekaligus pendiri Dinasti Ayyubiyah. Selama masa pemerintahannya, ia dikenal memiliki kepribadian yang bijaksana dan tegas dalam menentukan langkah kehidupannya. Sikap ini juga ia terapkan selama masa pemerintahan, sehingga menjadi sosok pemimpin sekaligus panglima yang disegani oleh prajurit serta masyarakatnya.

Shalahuddin juga merupakan khalifah yang berpikiran maju. Terdapat kemajuan dan pembaharuan dari berbagai bidang yang ia lakukan. Mulai dari penguasaan Baitul Maqdis, menyokong perkembangan ilmu pengetahuan, serta sebagai cikal bakal pendirian madrasah dan rumah sakit di wilayahnya. 

Seperti apa kehidupan dan sistem pemerintahannya?. Berikut kisah dari Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi, seorang pemimpin dalam sejarah Islam sekaligus panglima perang dalam sejarah perkembangan Islam.

1. Biografi singkat Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi

Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyahilustrasi potret Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi (Unknown author, Public Domain, via Wikimedia Commons)

Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi memiliki nama asli Abul Muzhaffar Yusuf bin Najmuddin Ayyub bin Syadzi. Ia lahir pada tahun 1137 M di sebuah benteng daerah Tikrtit, suatu wilayah di tempat ayahnya menjabat sebagai seorang pemimpin. Shalahuddin memiliki garis keturunan dari seorang pemimpin besar dan suku terhormat, yaitu suku Rawadiyyah dari kawasan Hadzyaniyyah.

Dimasa kecilnya ia mendapatkan pendidikan yang baik, tak heran jika pada masa dewasanya menjadi seorang pemimpin yang menggunakan segenap ilmu pengetahuannya untuk mengatur tatanan pemerintahan. Bermula mendapatkan amanah sebagai pemimpin keamanan di wilayah Mesir, perdana menteri Kekhalifahan Dinasti Fatimiyah, kemudian dipercaya mendirikan Dinasti Ayyubiyah.

2. Pendiri Dinasti Ayyubiyah

Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyahilustrasi masyarakat Dinasti Ayyubiyah (youtube.com/Data Fakta)

Salahuddin Yusuf Al Ayyubi merupakan pendiri sekaligus khalifah yang berhasil membawa Dinasti Ayyubiyah pada puncak kejayaan. Setelah khalifah terakhir pada Dinasti Fatimyah, Khalifah Al Adid wafat pada tahun 1171 M, Salahuddin berkuasa penuh untuk menjalankan peran keagamaan dan politik. Sejak itu Dinasti Ayyubiyah berkuasa hingga sekitar 75 tahun lamanya.

Dalam menjalankan pemerintahannya, ia dibantu oleh keluarganya untuk melakukan ekspansi ke berbagai wilayah. Seperti, saudaranya dikirim ke Yaman pada tahun 1173 M, ponakannya bernama Taqiyuddin diperintahkan untuk melawan tentara Salib di Dimyat, dan pamannya bernama Syihabuddin diberi kekuasaan untuk menduduki salah satu kota di Mesir. Sehingga, Salahuddin berhasil menyatukan negara-negara muslim dan berhasil menguasai Damaskus, Aleppo, dan Mousul pada tahun 1174 sampai 1186 M.

3. Disebut sebagai pembaharu Mesir

Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyahilustrasi potret Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi (youtube.com/Data Fakta)

Selain melakukan ekspansi wilayah, Salahuddin Yusuf Al Ayyubi juga melakukan penataan terhadap sistem pemerintahan. Seperti mengembalikan mazhab Sunni, mendirikan madrasah-madrasah yang menganut mazhab Syafi'i dan mazhab Maliki, mengganti pegawai pemerintahan yang melakukan korupsi, serta memecat pegawai yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok.

Keberhasilannya dalam menata pemerintahan, Salahuddin dianggap sebagai pembaharu Mesir. Ia juga diberi gelar oleh Khalifah Al Mustadi dari Dinasti Abbasiyah yaitu al Mu’izz li Amiiril mu’miniin yang berarti "penguasa yang mulia". Setelahnya, Khalifah Al Mustadi juga menyerahkan Mesir, an-Naubah, Yaman, Tripoli, Suriah dan Maghrib sebagai wilayah kekuasaannya pada tahun 1175 M. Sejak itu, ia juga disebut sebagai Sultanul Islam Wal Muslimiin atau "Pemimpin Umat Islam dan Kaum Muslimin".

4. Terlibat dalam Perang Salib dan kuasai Baitul Maqdis 

Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyahilustrasi potret pasukan muslim pada Perang Salib (youtube.com/Data Fakta)

Perang Salib terjadi disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari agama, politik, sosial, dan ekonomi. Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi merupakan salah satu panglima yang terlibat dalam perang ini. Di bawah kekuasaannya, Baitul Maqdis berhasil dikuasai oleh umat muslim.

Setelah dikuasainya Baitul Maqdis, ia juga kembali menguasai sebagaian besar wilayah yang masih dalam penguasaan kaum salib. Momen jatuhnya Baitul Maqdis pada umat muslim bertepatan dengan malam isra’ mi’raj yaitu 27 Rajab 538 H. 

5. Menyokong ilmu pengetahuan Dinasti Ayyubiyah

Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyahilustrasi sedang membaca Al-Qur'an (pexels.com/Abdullah Ghatasheh)

Tidak hanya fokus pada penguasaan wilayah, Salahuddin Yusuf Al Ayyubi juga memajukan pendidikan di negerinya. Dalam mengembalikan mazhab Sunni, ia melakukannya melalui pendidikan. Salahuddin menaruh perhatiannya terhadap pemeliharaan pokok-pokok akidah Islam yang sesuai dengan mazhab Sunni. 

Pada masa Salahuddin, kota Syria merupakan kota pendidikan yang besar. Terdapat sekitar 20 madrasah di Kairo, salah satunya akademi Ash Shalahiyah. Upaya pembangunan madrasah juga dilakukan di wilayah lain, melalui berbagai kerjasama dengan para ulama mazhab Sunni yang saat itu berbondong-bondong datang ke Mesir .

6. Juga fokus pada bidang kesehatan dan arsitektur

Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyahilustrasi potret benteng di masa Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi di Mesir (Zahra2123, Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0, via Wikimedia Commons)

Pada masa pemerintahannya, Salahuddin Yusuf Al Ayyubi juga mendirikan beberapa rumah sakit di Kairo. Ia merancang bangunan rumah sakit mengikuti model Rumah Sakit Nuriyah di Damaskus. Meski sebelumnya pemerintah pada masa dinasti Iksidiyah sudah mendirikan lembaga dengan fungsi yang sama, pembangunan rumah sakit akan memberi manfaat lebih baik untuk masyarakat. 

Selain bangunan kesehatan, pada masa pemerintahannya juga menunjukkan kemajuan di bidang arsitektur. Terdapat benteng Kairo yang dibangun pada tahun 1183 M menggunakan batu-batu alam yang berbentuk balok, serupa dengan yang dipakai pada bangunan piramida. Konstruksi pada bangunan terlihat mirip dengan benteng-benteng pertahanan Normandia yang terdapat di Palestina.

7. Keistimewaan Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi

Kisah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, Khalifah dan Panglima Ayyubiyahilustrasi potret Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi (Michel Bakni, Public Domain, via Wikimedia Commons)

Setiap manusia tentu memiliki berbagai kelebihan, begitu pun dengan Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi. Bukan hanya sebagai seorang khalifah dan panglima perang, ia juga memiliki sikap baik yang bisa kita teladani.

Dimulai dengan ketakwaannya kepada Allah SWT. Dimana ia memiliki akidah yang kuat, ketakwaannya dalam menjalankan Rukun Islam, kegemarannya dalam membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan Hadist Nabi, tak lupa selalu mengagungkan syiar agama. Sikap baik ini sudah ditanamkan dalam dirinya sejak kecil yang gemar menuntut ilmu dan mempelajari pengetahuan baru dari lingkungan yang ia tempati.

Shalahuddin juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan murah hati. Dibuktikan dengan semangatnya mendirikan madrasah dan rumah sakit untuk mempermudah dan memberdayakan masyarakat yang berada di wilayahnya. Kontribusinya dalam Perang Salib dan mendamaikan pemberontakan di awal kepemimpinan, juga menggambarkan sikapnya yang pemberani sekaligus cinta perjuangan untuk agama Islam.

Demikianlah kisah singkat dari Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi. Seorang panglima perang Islam yang juga memilih berkontribusi untuk menegakkan peradaban Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah. 

Baca Juga: Kisah Khalifah Abdullah Al Makmun, Puncak Kejayaan Bani Abbasiyah

Maisix Dela Desmita Photo Verified Writer Maisix Dela Desmita

https://lynk.id/maisixdela

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya