Kenapa Burung yang Bermigrasi Tidak Merasakan Jet Lag?

Sudah terbiasa?

Intinya Sih...

  • Jet lag adalah gangguan tidur dan tubuh setelah perjalanan jarak jauh dengan pesawat terbang.
  • Burung bermigrasi melintasi berbagai zona waktu tanpa mengalami jet lag karena adaptasi perilaku dan fisiologi mereka.
  • Penyebab utama jet lag pada manusia ialah perubahan cahaya yang mengganggu produksi hormon melatonin di dalam tubuh.

Jet lag merupakan kondisi saat pola tidurmu jadi terganggu setelah perjalanan jarak jauh dengan pesawat terbang. Kadang, kamu juga mengalami kelelahan hebat, mual, konstipasi, sampai perubahan suasana hati selama beberapa hari. Menurut National Health Service, jet lag bisa dikurangi dampaknya sampai tubuhmu menyesuaikan diri dengan zona waktu baru. 

Menariknya, setiap tahunnya burung melakukan perjalanan jarak jauh di udara. Saat bermigrasi, mereka bisa melintasi samudra dan benua. Tentunya beberapa zona waktunya berbeda. Namun, gak ada tanda-tanda kalau burung mengalami jet lag seperti kita. Kenapa burung yang bermigrasi tidak merasakan jet lag? Benarkah karena mereka sudah terbiasa? Yuk, simak penjelasan ilmiahnya berikut ini!

1. Burung melintasi benua dan samudra saat migrasi

Kenapa Burung yang Bermigrasi Tidak Merasakan Jet Lag?Dara-laut arktik beraksi di udara. (commons.wikimedia.org/AWeith)

Setiap tahunnya, berbagai jenis burung melakukan migrasi atau perjalanan jarak jauh untuk mencari makanan atau lokasi bersarang. Menurut laman All About Birds, jarak migrasi burung bermacam-macam. Ada yang jarak rendah dari dataran tinggi ke dataran rendah di lereng gunung. Ada juga yang jarak jauh sampai melintasi negara, samudra, dan benua.

Nah, burung-burung yang bermigrasi jarak jauh melintasi berbagai zona waktu berbeda. Sebagai contoh, ada burung dara-laut arktik (Sterna paradisaea) atau Arctic tern yang dikenal sebagai burung bermigrasi terjauh di dunia. Burung pantai pemakan ikan ini rutin bermigrasi dari kutub utara ke kutub selatan. Lebih dari 70 ribu kilometer jarak yang mereka tempuh setiap tahunnya. Bisa dibayangkan mereka melintasi banyak negara, samudra, dan benua dalam perjalanannya itu.

Dara-laut arktik merupakan satu dari banyak burung yang melakukan migrasi jarak jauh. Namun, gak ada satu pun dari mereka yang mengalami jet lag. Lantas, kenapa burung yang bermigrasi tidak merasakan jet lag?

2. Kenapa kita merasakan jet lag saat bepergian jarak jauh?

Kenapa Burung yang Bermigrasi Tidak Merasakan Jet Lag?angsa leher pendek di Teluk Hanson, Australia (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Sebelum tahu alasan kenapa burung bermigrasi tidak merasakan jet lag, kamu perlu tahu kenapa jet lag bisa terjadi. Kuncinya ada pada cahaya dan melatonin. Seperti yang diungkapkan laman ZME Science, penyebab utama jet lag ialah perubahan cahaya yang terlalu mendadak sehingga produksi melatonin di dalam tubuh jadi terganggu. 

Melatonin adalah hormon yang dilepas tubuh saat malam hari untuk memberi tahu otak kalau sudah waktunya tidur. Banyaknya cahaya pada pagi dan siang hari menghambat produksi melatonin sehingga kamu senantiasa terjaga. Sebaliknya, minimnya cahaya alami pada malam hari merangsang produksi melatonin sehingga kamu jadi mengantuk dan tertidur. 

Nah, saat bepergian jarak jauh dengan pesawat terbang, kamu melintasi zona waktu berbeda dalam waktu yang terbilang singkat. Jam biologis tubuhmu belum sinkron dengan zona waktu di tempat baru. Siklus tidur dan bangunmu masih mengikuti zona waktu di tempat lama. Bisa dibilang, tubuhmu kebingungan dengan perubahan waktu yang mendadak. Itu sebabnya, kamu merasakan gejala-gejala seperti sulit tidur, sulit bangun, dan gejala umum jet lag lainnya. 

Menariknya, burung juga punya hormon melatonin seperti kita. Bahkan, banyak hewan yang bermigrasi lainnya, seperti ikan dan mamalia, juga punya melatonin. Lalu, kenapa tidak ada satu pun dari mereka yang pernah teramati mengalami jet lag, ya?

Baca Juga: 5 Spesies Hewan di Gurun Mojave, Mereka Tahan Panasnya Gurun

3. Waktu perjalanan punya pengaruh

Kenapa Burung yang Bermigrasi Tidak Merasakan Jet Lag?Burung camar terbang melintasi tebing. (commons.wikimedia.org/Frank Schulenburg)

Pesawat terbang memungkinkan kita bepergian jarak jauh hanya dalam waktu singkat. Dengan teknologi transportasi udara tersebut, kita bisa pergi ke belahan Bumi berbeda hanya dalam hitungan jam. Singkatnya, waktu perjalanan ini membuat tubuh kita gak punya waktu yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan perubahan waktu yang terjadi. Tubuh kita juga gak menyadari adanya perubahan siklus siang dan malam selama perjalanan. 

Ini lain halnya dengan burung dan hewan lain yang bermigrasi. Perubahan zona waktu yang dialami burung bermigrasi sifatnya bertahap dan perlahan, sementara pada manusia terjadi secara tiba-tiba. Perjalanan migrasi burung bisa memakan waktu berminggu-minggu, bahkan sampai berbulan-bulan. Hal ini memberi tubuh mereka waktu yang cukup untuk menyesuaikan produksi melatonin sesuai dengan perubahan siklus siang dan malam.

4. Evolusi juga turut berperan

Kenapa Burung yang Bermigrasi Tidak Merasakan Jet Lag?burung layang-layang asia bertengger (commons.wikimedia.org/Rhododendrites)

Burung dan hewan lain sudah melakukan migrasi sejak dulu kala. Selama ribuan tahun, mereka sudah mengembangkan beberapa adaptasi perilaku dan fisiologi. Hal ini demi migrasi yang lebih efektif dan berhasil. 

Burung layang-layang asia (Hirundo rustica) atau barn swallow, misalnya, bisa mengecilkan ukuran organ pencernaannya sebelum waktunya migrasi. Fungsinya adalah untuk mengurangi berat badan. Sebagai gantinya, ukuran otot terbangnya bertambah. Dengan begini, mereka bisa melakukan penerbangan jarak jauh tanpa mudah kelelahan.

Di samping itu, burung yang bermigrasi juga menyadari fotoperiode atau durasi waktu siang dalam 24 jam. Mereka menggunakan pengetahuan tersebut sebagai pertanda untuk melakukan migrasi. Burung menunjukkan beberapa perilaku yang disebut migratory restlessness. Mereka terlihat mengepakkan sayap berulang-ulang, melompat, atau sering melakukan terbang jarak jauh saat mendekati waktu migrasi. Perilaku ini membantu mempersiapkan diri mereka untuk perjalanan jarak jauhnya. 

Nah, adaptasi-adaptasi inilah yang bikin burung bisa mempersiapkan diri untuk bermigrasi. Dengan begini, jam tubuh atau ritme sirkadian mereka bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zona waktu. Itu alasannya mereka tidak mengalami jet lag meski melakukan perjalanan jarak jauh. 

Sementara itu, kita tidak diciptakan untuk melakukan perjalanan jarak jauh. Tidak seperti burung dan hewan lain yang bermigrasi, kita tidak didukung evolusi dan tidak punya adaptasi khusus untuk melakukan perjalanan jarak jauh dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kita kerap mengalami jet lag kalau melakukan penerbangan jarak jauh.

Baca Juga: 7 Hewan yang Sering Digunakan untuk Membawa Muatan

Ina Suraga Photo Verified Writer Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya