4 Spesies Kukang Asli Indonesia, Primata yang Terancam Punah

Mumpung belum punah, mari kita lestarikan mereka

Intinya Sih...

  • Kukang adalah primata berbisa yang hidup di Asia Tenggara dan Selatan
  • Kukang sunda, kukang jawa, kukang filipina, dan kukang kayan merupakan jenis-jenis kukang yang tersebar di wilayah habitatnya
  • Semua jenis kukang di Indonesia mengalami ancaman punah akibat hilangnya habitat dan perdagangan ilegal

Kukang adalah salah satu primata yang hidup di Asia Tenggara dan Selatan. Kukang pun adalah satu-satunya primata berbisa di dunia. Mereka bersifat arboreal artinya menghabiskan hidupnya tinggal di pepohonan.

Kukang adalah primata bersifat nokturnal atau aktif di malam hari, soliter dan cenderung teritorial. Kukang dikenal sebagai pemburu terampil memanfaatkan gerakan yang lambat untuk menangkap mangsanya seperti serangga dll.

Ada banyak jenis kukang yang tersebar di wilayah habitatnya. Dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah rumah bagi banyak spesies kukang di mana banyak subspesies kukang berada di Indonesia. Mari simak seperti apa masing-masing karakter dari berbagai kukang ini.

1. Kukang sumatera atau sunda

4 Spesies Kukang Asli Indonesia, Primata yang Terancam PunahKukang sunda (commons.wikimedia.org/desertnaturalist)

Kukang sumatera atau sunda (nycticebus coucang) yang berdiam di Indonesia khusus Sumatra termasuk Batam, kepulauan Riau, kepulauan Natuna. Selain itu, mereka tersebar di Malaysia (semenanjung), Singapura dan selatan Thailand. Kukang sunda berada di hutan hujan tropis dataran rendah. Mereka juga ditemukan di perkebunan.

Dilansir Neprimateconservancy, kukang sunda memiliki bulu putih dan di sekitar matanya terdapat cincin hitam tua. Bulunya berwarna cokelat kemerahan kecuali di punggungnya memiliki garis cokelat gelap. Panjangnya 38 cm dan beratnya 600 g.

Kukang sunda senang memakan buah-buahan, nektar, laba-laba, serangga, telur burung bahkan tokek yang dimakan merupakan sumber protein. Jarang sekali kukang berinteraksi dengan sesamanya kecuali untuk kawin.   

Pembangunan perkebunan dan kelapa sawit menghancurkan sumber makanan kukang sunda. Kukang sunda juga diburu manusia untuk diambil dagingnya. Saat ini status kukang sunda adalah terancam punah.

2. Kukang jawa

4 Spesies Kukang Asli Indonesia, Primata yang Terancam PunahKukang jawa (commons.wikimedia.org/Dr. K.A.I. Nekaris)

Ncticebus javanicus adalah primata yang hanya ditemukan di pulau Jawa di bagian barat dan selatan pulau tersebut. Mereka berdiam di hutan primer, sekunder, bambu dan bakau. Kukang jawa awalnya dianggap sebagai subspesies dari kukang sunda, namun dipisahkan sebagai spesies tersendiri pada tahun 2008.

Wajah kukang jawa putih atau cokelat muda dan matanya dikelilingi oleh garis-garis cokelat tebal. Bulunya berwarna krem kekuningan dan memiliki garis punggung cokelat di sepanjang tulang belakangnya. Mereka umumnya memiliki panjang 29 cm dan beratnya 600 g. Ukuran jantan sedikit lebih besar daripada betina.

Mereka memiliki pembuluh darah yang memberikan oksigen tambahan kepada otot-otot di pergelangan tangannya untuk berpegangan di dahan berjam-jam tanpa merasa lelah. Seperti kukang sunda, kukang jawa juga termasuk dalam spesies yang terancam punah oleh IUCN.

Baca Juga: 5 Fakta Kukang Sunda, Hewan Lucu yang Gigitannya Beracun

3. Kukang kelamasan kalimantan atau filipina

4 Spesies Kukang Asli Indonesia, Primata yang Terancam PunahKukang filipina (commons.wikimedia.org/Wich’yanan L)

Nycticebus menagensis adalah spesies kukang yang tersebar di wilayah pesisir utara dan timur pulau Kalimantan. Mereka juga disebut kukang filipina karena tinggal di kepulauan Sulu, Filipina. Awalnya memang masih termasuk dalam spesies kukang sunda. Tahun 2006, mereka dianggap penuh sebagai kukang kalimantan.

Kukang filipina memiliki panjang sebanyak 27 cm dan beratnya mencapai 300 gram. Hewan ini memiliki bulu berwarna emas hingga merah. Ia dapat dijumpai di ketinggian 100 meter di hutan dataran rendah primer dan sekunder, jelas Animalia bio.

Seperti semua kukang, kukang Filipina juga menyebarkan racun melalui bulunya dengan lidah. Ini dilakukan untuk menahan serangan dari predator. Sebaliknya, kukang Filipina adalah omnivora memakan berbagai daun, buah-buahan, bijian-bijian, telur burung dan kadal.

Yang membedakannya dengan kukang lain adalah kukang filipona tidak mempunyai gigi seri kedua bagian atas. Menurut IUCN, kukang filipina diklasifikan sebagai rentan. Semua disebabkan oleh hilangnya habitatnya dan perdagangan illegal kukang.       

4. Kukang kayan

4 Spesies Kukang Asli Indonesia, Primata yang Terancam PunahKukang kayan (commons.wikimedia.org/Jmiksanek)

Kukang kayan (nycticebus kayan) di mana namanya diambil dari sungai kayan. Awalnya kukang kayan dianggap sebagai subspesies dari kukang filipina. Mereka juga mirip dengan kukang filipina yaitu tidak memiliki gigi seri kedua bagian atas.

Kukang kayan adalah hewan khas ditemukan di Kalimantan timur, tengah dan utara. Jangkauan juga meluas hingga sungai Mahakam. Mereka pun tersebar di provinsi Sabah, Malaysia. Hewan ini memiliki panjang 27 cm dan beratnya mencapai 410 g. Tubuhnya berbulu, kepala bulat dan memiliki telinga pendek.

Pra kawinnya, betina menarik perhatian jantan dengan meninggalkan tanda aroma kepada jantan sebagai kesiapannya untuk kawin. Setelah itu, penetrasi seksual dilakukan sambil bersiul dan bergelantungan terbalik di dahan.

Seperti semua jenis kukang di Indonesia, populasi kukang kayan juga tidak stabil. Saat ini mereka dianggap rentan oleh IUCN. Sebab hilangnya habitatnya akibat kebakaran hutan, penggundulan hutan dan perdagangan kukang ilegal.

Semua jenis kukang di Indonesia memiliki persamaan buruk yakni populasinya yang sudah tidak berlimpah lagi. Meskipun dikenal beracun, manusia sudah mengetahui kelemahan dari kukang yakni dengan mencabut giginya yang mengandung racun tersebut.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik tentang Kukang, Hewan yang Beraktivitas di Malam Hari

FAISAL Faitoshi Ahmad Photo Verified Writer FAISAL Faitoshi Ahmad

1.JPop Showa enthusiasm, 2. sejarah (Nusantara, dunia, dll), 3. Trivia. Seorang self employed yang sedang berjuang untuk sukses.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya