7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!

Ketonggeng punya bau yang khas

Jika kamu pernah menemukan ketonggeng, pada awalnya kamu pasti mengira hewan ini adalah kalajengking. Pasalnya, sekilas kedua hewan ini memiliki tampilan fisik yang mirip. Terlebih, ketonggeng mengeluarkan semacam racun berbau menyengat yang mungkin disalahartikan sebagai racun kalajengking.

Sebenarnya, ketonggeng adalah persilangan antara kalajengking dan laba-laba. Baik ketonggeng maupun kalajengking termasuk arakhnida, yang berarti mereka memiliki delapan kaki dan dua bagian tubuh (cephalothorax dan perut). Keduanya juga mempunyai sepasang mulut yang disebut pedipalpus, dengan cakar besar untuk memanipulasi makanan.

Di sini, kita akan membahas perbedaan paling signifikan antara ketonggeng dan kalajengking.

1. Penampilan

7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!ilustrasi kalajengking (pixabay.com/Andreas)

Sekilas, ketonggeng dan kalajengking memiliki penampilan yang mirip. Akan tetapi, kamu dapat membedakan keduanya dengan melihat ekornya. Ketonggeng memiliki ekor yang panjang, tipis, seperti cambuk tanpa alat penyengat. Sementara, kalajengking memiliki ekor melengkung dan beruas-ruas dengan alat penyengat di ujungnya. Ekor kalajengking biasanya berupa tabung yang dibentuk oleh segmen.

Ketonggeng memiliki warna hitam atau coklat, sementara warna kalajengking bervariasi tergantung tempat tinggalnya, dikutip dari A-Z Animals. Kalajengking sering menyatu dengan pasir, kulit kayu, dan batu. Beberapa warna kalajengking yang paling umum adalah kuning dan hitam, tetapi bisa juga berwarna oranye, merah, atau coklat. Kalajengking hutan cenderung berwarna hitam, sedangkan kalajengking gurun biasanya berwarna lebih terang.

2. Ukuran

7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!ilustrasi ketonggeng (pixabay.com/Josch13)

Diterangkan A-Z Animals, panjang ketonggeng berkisar antara 25 hingga 84 mm. Kebanyakan spesies ketonggeng memiliki tubuh tidak lebih dari 30 mm. Spesimen terberat yang tercatat memiliki berat 12,4 g.

Sementara, panjang kalajengking berkisar antara 8,5 hingga 231 mm. Beratnya mencapai kira-kira 10-100g, membuatnya sedikit lebih berat daripada ketonggeng.

3. Distribusi

7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!ilustrasi kalajengking (pixabay.com/41330)

Habitat ketonggeng pada umumnya adalah di gurun dan semak belukar, dikutip dari Hearts Pest Management. Akan tetapi, ketonggeng betina lebih menyukai tempat yang lembap dan gelap untuk membuat liang, misalnya di bawah kayu lapuk, bebatuan, dan/atau serasah daun.

Sementara, dilansir National Geographic, kalajengking umumnya dianggap sebagai penghuni gurun, tetapi mereka juga tinggal di hutan Brazil, British Columbia, North Carolina, dan bahkan Himalaya. Arthropoda yang tangguh dan mudah beradaptasi ini telah ada selama ratusan juta tahun.

Baca Juga: 9 Fakta Menarik Ketonggeng yang Sering Dikira Kalajengking

4. Bisa

7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!ilustrasi ketonggeng (commons.m.wikimedia.org/Btibbets)

Ketonggeng sebenarnya tidak berbisa. Namun, bila terancam, mereka dapat menyemprotkan cairan asam asetat dari kelenjar di perutnya. Cairan mirip cuka ini paling efektif jika bersentuhan dengan mata predator, sehingga dapat menyebabkan kebutaan sementara. Namun, menurut National Geographic, cairan ini terkadang juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit manusia.

Ada hampir 2.000 spesies kalajengking dan semuanya memiliki bisa. Namun hanya 30 atau 40 spesies yang memiliki racun cukup kuat untuk membunuh seseorang. 

5. Masa hidup

7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!kalajengking (pixabay.com/andrey_barsukov)

Dijelaskan Animal Diversity, ketonggeng memiliki umur rata-rata 4 hingga 7 tahun, meskipun terkadang beberapa dapat hidup lebih lama. Ketonggeng betina bahkan dapat hidup mencapai 20 tahun.

Sementara, umur kalajengking bervariasi menurut spesies. Akan tetapi, mereka biasanya hidup antara 5 hingga 8 tahun di penangkaran, dan berpotensi lebih lama di alam liar. Baik ketonggeng maupun kalajengking sama-sama rentan dimangsa oleh kadal, sigung, musang, dan burung.

6. Perilaku kawin

7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!ilustrasi ketonggeng (amh.org)

Diterangkan A-Z Animals, ketonggeng jantan akan mengawali ritual kawin dengan tarian. Selanjutnya, ketonggeng jantan akan menggunakan chelicerae mereka untuk memegang kaki si betina guna memfasilitasi pergerakan sperma yang efisien. Beberapa spesies ketonggeng menangkap betina, menyeretnya ke belakang, lalu mengelusnya menggunakan pedipalpusnya. Seperti kalajengking, ketonggeng jantan dapat menyimpan spermanya di tanah, yang kemudian diambil oleh betina menggunakan area genitalnya.

Sementara, kalajengking menunjukkan perilaku kawin yang bervariasi antara merayu dan menyerang. Kalajengking jantan akan memimpin betina untuk menari, kemudian menggendongnya menggunakan pedipalpusnya. Pada titik ini, kalajengking jantan akan menyengat pasangan kawinnya untuk menaklukkannya. 

7. Ukuran telur

7 Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking, Sering Dikira Sama!ilustrasi kalajengking (pixabay.com/Foto-RaBe)

Diterangkan A-Z Animals, ketonggeng betina menghasilkan 40 butir telur di dalam kantung induk berselaput yang menjaga kelembapan. Setelah beberapa bulan, sel telur berkembang menjadi postembrio, dan pelengkap muncul. Antara 30 dan 40 nimfa ditetaskan, yang kemudian akan segera naik ke punggung induknya dan menempel di sana menggunakan pengisap khusus.

Sementara, kalajengking melahirkan antara 6 hingga 12 ekor kalajengking. Kalajengking betina menetaskan telur di dalam tubuhnya, selanjutnya ia akan melahirkan keturunan berbentuk kalajengking sempurna.

Gimana? Sekarang kamu sudah tahu kan perbedaan keduanya? Jika suatu saat kamu bertemu dengan ketonggeng maupun kalajengking, sebaiknya berhati-hati dan langsung menjauh karena keduanya sama-sama memiliki cairan yang bisa melukai manusia, meskipun luka akibat ketonggeng biasanya tidak serius.

Baca Juga: Kenali 7 Kalajengking Terbesar di Dunia, Apakah Berbahaya?

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya