Mengenal Kakapo, Burung Endemik Selandia Baru yang Terancam Punah

Keunikan dan ancaman terhadap burung endemik Selandia Baru

Kakapo (Strigops habroptilus), atau yang sering disebut burung beo malam Selandia Baru, adalah salah satu spesies burung yang paling eksotis dan langka di dunia. Keunikan dan keistimewaan burung ini tidak hanya terletak pada penampilannya yang mencolok, tetapi juga pada perilaku khasnya yang membedakannya dari burung lain. Oleh karena itu, kakapo telah menjadi pusat perhatian dalam upaya konservasi yang intensif.

Namun, apa sebenarnya yang membuat kakapo begitu istimewa? Dalam artikel ini, kami akan mengungkap berbagai aspek menarik dari burung ini, mengeksplorasi keunikan yang dimilikinya, serta tantangan besar yang dihadapi dalam upaya pelestariannya. 

1. Keunikan Fisik Kakapo

Mengenal Kakapo, Burung Endemik Selandia Baru yang Terancam Punahburung beo malam yang tidak bisa terbang (nhm.ac.uk)

Kakapo adalah satu-satunya spesies burung beo yang tidak bisa terbang yang hanya ditemukan di Selandia Baru. Dengan ukuran tubuh yang besar, kakapo adalah spesies beo terberat di dunia dengan berat mencapai 4 kg. Bulunya yang berwarna hijau lumut dengan corak hitam atau coklat gelap memungkinkan burung ini berkamuflase secara efektif di lingkungan tempat mereka tinggal.

Burung ini memiliki struktur wajah unik berupa cakram yang mirip dengan penampilan wajah burung hantu. Paruhnya dikelilingi oleh bulu-bulu halus yang menyerupai vibrissae atau rambut kaku, yang mungkin berfungsi untuk merasakan tekstur tanah saat mereka berjalan dengan kepala menunduk.

Walaupun tidak bisa terbang, kakapo adalah hewan pemanjat yang hebat. Mereka memanfaatkan sayapnya untuk menjaga keseimbangan saat memanjat pohon-pohon tinggi dan melompat dari cabang ke cabang. Dengan kaki yang kuat, kakapo mampu berjalan jauh setiap hari, menunjukkan bahwa meskipun terbang bukan keahliannya, tetapi kakapo memiliki berbagai kemampuan untuk bertahan hidup di habitat alami mereka. 

Baca Juga: 6 Fakta Unik Kakaktua Raja, Paruh Besarnya Sangat Kuat 

2. Perilaku dan Kebiasaan Kakapo

Mengenal Kakapo, Burung Endemik Selandia Baru yang Terancam Punahkakapo berkamuflase dengan bulunya (animalia.bio)

Kakapo adalah burung nokturnal, yang berarti mereka paling aktif di malam hari. Di bawah cahaya rembulan, burung ini menghabiskan waktu untuk mencari makan dan menjelajahi hutan lebat Selandia Baru, dengan bergerak diantara pohon-pohon dan semak-semak. Di siang hari, Kakapo menghindari ancaman predator dengan bersembunyi di bawah pohon atau di tanah, dengan memanfaatkan kamuflase alami mereka untuk bersembunyi dengan aman.

Sebagai herbivora, kakapo memiliki pola makan yang beragam. Mereka memakan berbagai jenis tanaman, mulai dari buah-buahan, biji-bijian, hingga serbuk sari dan bahkan getah kayu dari pohon. Kebiasaan makan ini sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka di hutan Selandia Baru, di mana mereka harus beradaptasi dengan sumber makanan yang tersedia.

Selama musim kawin tiba, kakapo jantan menunjukkan perilaku yang sangat menarik, mereka akan berkumpul di area tertentu dan berkompetisi untuk menarik perhatian betina melalui ritual yang menakjubkan. Mereka akan mengeluarkan suara khasnya yang dalam, seperti "booms" dan "chings". Ritual suara ini bukan hanya menarik betina, tetapi juga menjadi salah satu aspek paling menarik dari perilaku sosial kakapo.

3. Upaya Konservasi dan Program Perlindungan Burung Kakapo

Mengenal Kakapo, Burung Endemik Selandia Baru yang Terancam Punahkakapo mengerami telur (nhm.ac.uk)

Sebelum kedatangan suku Maori pada abad ke-14, kakapo adalah salah satu burung yang paling banyak ditemukan di Selandia Baru. Sayangnya, populasi mereka mulai menurun drastis akibat perburuan untuk dijadikan sebagai makanan serta penggunaan kulit dan bulunya. Penurunan ini diperburuk dengan kehadiran pemangsa baru seperti kucing dan tikus yang dibawa oleh manusia, yang memangsa telur dan anak-anak burung Kakapo.

Dilansir National History Museum, pada tahun 1995, hanya tersisa sekitar 51 ekor kakapo akibat perburuan, serangan pemangsa, dan kerusakan habitat. Untuk menyelamatkan spesies ini, Departemen Konservasi Selandia Baru meluncurkan Program Pemulihan Kakapo. Dalam program ini, kakapo yang tersisa dipindahkan ke lima pulau kecil di Selandia baru yang bebas dari pemangsa dan terlindungi dari spesies invasif. 

Program konservasi ini mencakup program pembiakan, perawatan medis, dan penyediaan makanan tambahan selama musim kawin. Berkat usaha ini, dilansir Scientific American, jumlah kakapo meningkat dari kurang dari 60 pada tahun 1995 menjadi lebih dari 200 ekor saat ini. Pada Juli 2023, kakapo dipindahkan ke Sanctuary Mountain Maungatautari, sebuah kawasan pelindung seluas 8.400 hektar, yang dilindungi dengan pagar penghalang hama, sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan ruang di pulau-pulau kecil di sekitar Selandia Baru.

Kakapo adalah simbol keanekaragaman hayati Selandia Baru yang menakjubkan dan penuh keunikan. Melalui pemahaman lebih mendalam tentang kakapo, kita dapat lebih menghargai upaya pelestarian yang dilakukan untuk melindungi burung luar biasa ini dari ancaman kepunahan, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih baik bagi keanekaragaman hayati kita. 

Baca Juga: 5 Fakta Philippine Trogon, Wujudnya Mirip Burung Mitos di Filipina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya