5 Fakta Gunung Shishapangma, The Last Eight Thousanders

Berada di peringkat terakhir kelompok "eight thousanders"

Intinya Sih...

  • Gunung Shishapangma adalah gunung tertinggi ke-14 di dunia dengan ketinggian 8.027 mdpl dan masuk dalam daftar "eight thousanders" yang tersebar di Himalaya dan Karakoram, Asia.
  • Gunung ini memiliki sejumlah nama seperti Xixabangma, Gosainathan, Shisha, dan Pangma, serta merupakan "eight thousanders" terakhir yang dipuncaki.
  • Pendakian Gunung Shishapangma relatif lebih "mudah" dibandingkan dengan gunung lain dalam kelompok tersebut, namun tetap memiliki tantangan berat dan tingkat fatalitas sebesar 8,85% hingga tahun 2023 lalu.

Gunung Shishapangma adalah salah satu gunung tertinggi di dunia yang terletak di wilayah Tibet. Menjulang dengan ketinggian 8.027 mdpl, menjadikannya sebagai gunung tertinggi ke-14 di dunia dan masuk ke dalam list daftar 14 gunung dengan ketinggian di atas 8.000 mdpl yang memiliki julukan legendaris "The fourteen of eight thousanders" atau cukup disebut dengan"eight thousanders" saja.

Ke-14 gunung"eight thousanders" tersebut tersebar di wilayah Himalaya dan Karakoram, Asia. Bagi para pendaki elite profesional, mendaki dan memuncaki seluruh "eight thousanders" adalah sebuah prestise tersendiri setelah predikat seven summiters atau penakluk tujuh puncak benua diraih.

Berbeda dengan kebanyakan gunung-gunung "eight thousanders" yang lokasinya terletak di perbatasan dua negara, Gunung Shishapangma merupakan salah satu dari 5 gunung "eight thousanders" yang lokasinya berada sepenuhnya di dalam wilayah satu negara yaitu wilayah Tibet yang secara yuridiksi berada di bawah pemerintahan negara China.

Gunung-gunung "eight thousanders" lainnya yang berada di dalam satu negara adalah Gunung Dhaulagiri I (Nepal),  Gunung Manaslu (Nepal), Gunung Nanga Parbat (Pakistan) dan Gunung Annapurna I (Nepal). Seperti Gunung Cho Oyu (8.201 mdpl), Gunung Shishapangma dikenal sebagai "eight thousanders" yang relatif lebih "mudah" dipuncaki dibandingkan dengan gunung-gunung lainnya dalam kelompok tersebut. Namun, pada tahun 2023 lalu terjadi insiden fatal yang tragis dan merenggut nyawa 4 orang pendakinya.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai gunung yang menduduki peringkat terakhir di daftar "eight thousanders" berdasarkan ketinggiannya? Simak lima fakta menarik Gunung Shishapangma berikut ini, yuk!

1. Gunung yang memiliki sejumlah nama

https://www.youtube.com/embed/4vxxl6A9ENQ

Gunung Shishapangma memiliki sejumlah nama. Menurut laman Himalayanclub, gunung yang terletak di sebelah barat dan barat laut Gunung Everest (8.848 mdpl) ini, dalam bahasa China disebut sebagai Xixabangma atau His-hsia peng Ma Feng. Namanya dalam bahasa Sansekerta atau sebagaimana orang-orang Nepal menyebutnya adalah Gosainathan. Gosai berarti Dewa dan Nathan berarti tempat tinggal sehingga membentuk arti sebagai tempat tinggal atau "rumah para dewa". Shishapangma adalah salah satu gunung yang dianggap sakral dan sangat dihormati oleh masyarakat Tibet dan Nepal.

Selain itu menurut geologis asal Swiss, Tony Hagen (1917-2003), yang merupakan orang asing pertama yang melakukan survei geologi dan geografis serta pemetaan di seluruh Nepal atas nama Perserikatan Bangsa-Bangsa di tahun 1952, nama Shisha berarti adalah pegunungan dan Pangma adalah dataran berumput atau padang rumput.

Sejumlah informasi menuliskan pula terdapat nama Tibet lain untuk gunung ini yang menafsirkannya sebagai gunung dengan iklim keras. Shishapangma sebelumnya dikenal dengan penamaan puncak (peak) 23 oleh survei India, ketika dilakukan serangkaian survei triangulasi dari tahun 1846 hingga 1855.

2. "Eight thousanders" terakhir yang dipuncaki

5 Fakta Gunung Shishapangma, The Last Eight Thousanderspotret udara Gunung Shishapangma bersama 5 puncak gunung eight thousanders lainnya: Makalu, Everest, Lhotse, Cho Oyu dan Manaslu (commons.wikimedia.org/Ignat)

Gunung Shishapangma, merupakan "eight thousanders" terakhir yang dipuncaki. Menurut The Armchair Mountaineer,  Gunung Shishapangma merupakan gunung dari kelompok 14 gunung dengan ketinggian 8.000-an mdpl yang paling akhir dipuncaki dibandingkan dengan gunung-gunung lainnya di dalam kelompok tersebut.

Gunung tersebut pertama kali didaki dan berhasil dipuncaki melalui rute utara pada tanggal 2 Mei 1964 oleh eskpedisi pendakian China yang dipimpin oleh  Xǔ Jìng dan beranggotakan sembilan anggota tim lainnya. Alasan mengapa Shishapangma adalah "eight thousanders"  terakhir yang dipuncaki lebih ke alasan politis wilayah Tibet yang berada dalam otoritas negara China dibandingkan dengan masalah teknis pendakian. Gunung Shishapangma tidak dapat diakses oleh pendaki barat (western) selama sebagian besar periode ekspedisi awal, namun sejak tahun 1980-an, Tibet secara bertahap meskipun tidak konsisten menjadi lebih terbuka bagi para pendaki asing.

Urusan perizinan pendakian Gunung Shishapangma hingga hari ini pun masih dirasakan sulit oleh sejumlah pendaki yang masih harus menunggu konfirmasi hingga beberapa hari dari otoritas China, karenanya pendakian Shishapangma seringkali dimasukkan ke dalam list pendakian terakhir bagi para pendaki profesional yang sedang berusaha menggapai puncak seluruh "eight thousanders" tersebut.

Gunung Shishapangma juga dikenal dengan julukan "The last eight thousanders"  karena ketinggiannya yang paling rendah di antara 14 gunung dalam kelompok tersebut. Dengan ketinggian 8.027 mdpl, ia berada di peringkat terakhir atau peringkat ke-14 di dalam kelompok gunung tersebut, di bawah Gunung Gasherbrum II (8.035 mdpl).

Baca Juga: Gunung Everest, Surganya Para Pendaki Dunia yang Menyimpan Bahaya

3. Memiliki dua waktu pendakian terbaik

5 Fakta Gunung Shishapangma, The Last Eight Thousanderspotret Gunung Shishapangma (kiri) dilihat dari penerbangan (commons.wikimedia.org/Swinelin)

Dilansir Peak Promotion Nepal, terdapat dua waktu pendakian terbaik untuk Gunung Shishapangma ini, yaitu musim gugur yang berlangsung dari bulan September hingga awal Desember dan musim semi yang berlangsung dari bulan Maret hingga Mei. Kedua musim tersebut adalah waktu terbaik pendakian Shishapangma karena cuaca dan kondisi angin yang mendukung upaya pendakian.

Untuk pendakian normal tidak direkomendasikan mendaki di musim panas yang berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus yang menyebabkan salju mencair disertai hujan lebat dan tanah longsor di rute pendakian, ataupun di musim dingin yang berlangsung dari akhir Desember hingga Februari yang memiliki ancaman longsoran salju (avalanche) besar, yang mana hal tersebut menjadi penyebab utama kematian pendaki di tempat ini.

Pada musim pendakian yang baik tersebut, para pendaki Shishapangma akan disuguhi pemandangan pendakian yang indah dari gunung-gunung "eight thousanders" lainnya yang berada di sekitarnya seperti pemandangan Gunung Everest, Makalu, Cho Oyu dan Lhotse.

Sejumlah agen pendakian menuliskan informasi bahwa eksplorasi Shishapangma akan dimulai dengan berkendara dari Kathmandu ke kota kecil Timure, Nepal  kemudian melintasi perbatasan China untuk menuju tempat yang dikenal dengan nama Shishapangma Chinese Base Camp di  wilayah Tibet (China) setelah perjalanan darat selama 5 hari. Setelah aklimatisasi di base camp tersebut dan singgah semalam di Shishapangma Intermediate Camp, para pendaki akan sampai di Shishapangma Advanced Base Camp yang berada di ketinggian 5.500 mdpl, dan dari tempat ini para pendaki akan menghabiskan waktu 20 hingga 25 hari periode pendakian.

4. Kaya akan flora dan fauna eksotik

5 Fakta Gunung Shishapangma, The Last Eight Thousanderspotret seorang pendaki dengan alat skinya di Gunung Shishapangma (commons.wikimedia.org/8848hehe)

Wilayah tempat Gunung Shishapangma berada kaya akan flora dan fauna yang eksotik. Menurut Mountain Field Guide, Gunung Shishapangma bukan hanya surga bagi para pendaki gunung dan penjelajah alam tetapi juga tempat yang sangat menakjubkan bagi para ahli biologi serta pecinta alam yang terpesona oleh keanekaragaman flora dan faunanya yang eksotik.

Flora di Gunung Shishapangma dicirikan oleh vegetasi dataran tinggi yang telah beradapatasi dengan kondisi iklim Himalaya yang keras. Lereng bagian bawah Shishapangma dihiasi dengan hutan konifer lebat yang sebagian besar terdiri atas cemara himalaya, cemara fir dan pohon juniper yang kesemuanya merupakan ciri khas vegetasi hutan konifer.

Di ketinggian yang lebih tinggi lanskapnya berubah menjadi padang rumput alpine (alpine meadow) dan semak belukar dengan berbagai bunganya. Di ketinggian yang lebih tinggi didominasi oleh vegetasi tundra dengan berbagai spesies lumutnya. Untuk faunanya, terdapat hewan-hewan yang telah beradaptasi dengan sempurna untuk bertahan hidup di tempat ini hingga ketinggian tertentu di antaranya yang terkenal: antelop tibet, macan tutul salju, kambing himalaya, serigala tibet dan beruang coklat himalaya. Untuk spesies burungnya terdapat burung nasar himalaya, burung bangau leher hitam dan burung salju tibet (tibetian snowcock).

5. Mencatatkan insiden fatal di tahun 2023

5 Fakta Gunung Shishapangma, The Last Eight Thousanderspotret panorama Gunung Shishapangma dilihat dari kejauhan (commons.wikimedia.org/Manuel Velazquez)

Sama seperti Gunung Cho Oyu, pendakian Gunung Shishapangma dikenal relatif "lebih mudah" bila dibandingkan dengan pendakian kebanyakan "eight thousanders"  lainnya,  karena rute langsung menuju puncaknya meskipun tentu saja mendaki gunung dengan ketinggian 8.000-an mdpl jelas memiliki tantangan beratnya tersendiri.

Dengan ketinggian yang dikenal sebagai "death zone"  tentu saja bukanlah habitat manusia biasa untuk bertahan hidup tanpa alat bantu. Seperti penggunaan tabung oksigen misalnya, yang sangat krusial di ketinggian tinggi karena oksigen di atas yang sangat tipis. Berdasarkan informasi dari laman Statista, setidaknya hingga tahun 2023 lalu Gunung Shishapangma mencatatkan fatality rate pendakian sebesar 8,85 %  atau sekitar 27 kematian dari 305 upaya pendakian menuju puncak.

Salah satu insiden pendakian fatal Shishapangma terjadi pada tahun 2023 lalu ketika 4 orang pendaki dinyatakan tewas. Laman Climber  melansir pada tanggal 7 Oktober 2023 dua orang pendaki wanita Amerika bernama Anna Gutu dan Gina Rzucidlo bersama 2 orang guide sherpa mereka terkena longsoran salju (avalanche) di ketinggian 7.800 mdpl dan dinyatakan tewas oleh otoritas berwenang.

Menurut informasi di laman tersebut, 2 orang pendaki wanita tersebut tengah berupaya dan bersaing untuk menjadi wanita Amerika pertama yang berhasil menaklukkan 14 gunung "eight thousanders" . Masing-masing dari mereka telah berhasil mendaki 13 gunung dalam kelompok tersebut. Peristiwa tersebut mengajarkan untuk tidak menjadikan "death zone" sebagai ajang pembuktian diri karena terkadang alam tidak dapat diprediksi bahkan ketika di dalam musim pendakian terbaik sekalipun.

Mengikuti perjalanan para pendaki di tengah keindahan dan kemegahan alam Himalaya seringkali memberikan inspirasi dan kesadaran kepada kita untuk ikut menjaga kelestarian alam ini melalui apa pun yang kita bisa untuk menghindari kerusakan dan pencemaran alam baik ketika beraktifitas sehari-hari atau pun ketika beraktifitas di alam terbuka seperti ketika hiking atau mendaki gunung.

Bagaimana, apakah berani untuk menjelajahi keindahan dan kemegahan alam Gunung Shishapangma ini?

Baca Juga: 5 Fakta Cho Oyu, Gunung Tinggi dengan Fatality Rate Pendakian Terendah

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka sejarah dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya