5 Fakta Basilika St. Laurensius di Luar Tembok, Gereja Kuno di Roma

Bagian dari 7 gereja peziarah di Roma

Intinya Sih...

  • Roma kaya sejarah Kekristenan, memiliki banyak gereja kuno dan bersejarah yang menjadi saksi bagaimana para pimpinan jemaat Kristen perdana membangun jemaat di sana.
  • Basilika St. Laurensius di luar tembok merupakan gereja paroki dengan status kehormatan sebagai papal minor basilica.
  • Basilika ini merupakan salah satu dari 7 gereja peziarah di Roma, terkenal karena mengalami kerusakan parah akibat pengeboman udara Sekutu selama Perang Dunia II.

Kota Roma dikenal kaya akan sejarah Kekristenan dan merupakan pusat Kekristenan utamanya Gereja Katolik Roma. Sebagai kota yang kaya akan sejarah Kekristenan, Roma memiliki banyak gereja kuno dan bersejarah yang telah berusia ratusan tahun. Gereja-gereja tersebut menjadi saksi bagaimana para pimpinan jemaat Kristen perdana membangun jemaat di sana dengan meneruskan warisan dan semangat iman Kristen dari para rasul Yesus Kristus sendiri. Iman Kristen yang berpusat pada Yesus Kristus dan ajaran-Nya terus tumbuh subur dan bertahan dari represi dan persekusi Kekaisaran Romawi pagan yang tidak suka dengan iman dan para penganut Kristen saat itu.

Salah satu gereja bersejarah di Kota Roma tersebut adalah Basilica Papale di San Lorenzo fuori le mura atau yang lebih dikenal dengan nama Basilika St. Laurensius di luar tembok. Disebut "di luar tembok" karena bangunan gereja tersebut berada di luar tembok kuno bernama Aurelian walls yang mengelilingi Kota Roma yang dibangun sebagai bagian pertahanan Kekaisaran Romawi di masa lalu. Basilika St. Laurensius di luar tembok merupakan gereja paroki yang memiliki status kehormatan sebagai papal minor basilica yang menunjukkan tingginya nilai sejarah serta siginifikasi gereja tersebut sebagai pusat peribadatan dan peziarahan umat. 

Ingin tahu lebih lanjut tentang basilika yang dikenal sebagai salah satu dari seven pilgrim churches of Rome ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Sejarahnya bisa ditelusuri hingga abad ke-4 M

https://www.youtube.com/embed/88iZIy4nPr4

Dalam sejarahnya, jejak Basilika St. Laurensius di luar tembok dapat ditelusuri hingga abad ke-4 M. Sejumlah sumber informasi sejarah menuliskan bahwa Kaisar Konstantinus Agung (bertakhta 306-337 M) yang merupakan Kaisar Romawi pertama yang menganut agama Kristen dan mengakui Kekristenan di wilayah Kekaisarannya, membuat sebuah tempat berdoa di atas tempat yang diyakini sebagai makam St. (Santo/Orang Kudus) Laurensius. Menurut laman Liturgical Arts Journal, St. Laurensius merupakan diakon atau salah satu pimpinan jemaat umat Kristen di Roma yang menjadi martir dalam penganiayaan orang-orang Kristen oleh Kaisar Romawi Valerian pada sekitar tahun 258 M. St. Laurensius merupakan orang Kudus penting bagi orang-orang Roma saat itu setelah St. Petrus dan St. Paulus serta dianggap Santo pelindung ketiga Kota Roma.

Dalam perjalanan waktu, sejumlah Paus dari abad ke-4, abad ke-6 dan abad ke--13 Masehi melakukan sejumlah restorasi dan pembangunan hingga gereja basilika tersebut menjadi bangunan yang dapat dilihat seperti saat ini. Selain terkenal sebagai makam St. Laurensius, di basilika ini juga terdapat tempat persemayaman martir pertama dalam sejarah Kekristenan, yaitu St. Stefanus. St. Stefanus menjadi martir di Yerusalem karena mempertahankan imannya akan Yesus Kristus tidak lama setelah peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus. Kisah tradisi menceritakan, relikui atau bagian jasad St. Stefanus berpindah-pindah tempat selama berabad-abad hingga dibawa sampai Eropa dan bagian terbesarnya disemayamkan di Basilika St. Laurensius di luar tembok ini.

2. Salah satu dari 7 gereja peziarah di Roma

5 Fakta Basilika St. Laurensius di Luar Tembok, Gereja Kuno di Romapeta dari pertengahan abad ke-17 yang menggambarkan Seven Pilgrim Churches of Rome (commons.wikimedia.org/Giacomo Lauro)

Basilika St. Laurensius di luar tembok juga dikenal sebagai salah satu dari 7 gereja peziarah di Roma atau seven pilgrim churches of Rome. Museum of The Bible melansir, sepanjang sejarah orang-orang telah melakukan perjalanan ziarah keagamaan untuk alasan-alasan spiritual, mencari berkat, pengampunan dosa hingga penyembuhan atas suatu penyakit. Ziarah memiliki berbagai bentuk dari kunjungan singkat hingga perjalanan panjang. Dalam agama Kristen, utamanya umat Katolik Roma, ziarah telah menjadi hal yang penting selama berabad-abad, para peziarah melakukan perjalanan ke sejumlah tempat ziarah penting Kekristenan, seperti: Tanah Suci di Timur Tengah, Katedral Santiago de Compostela di Spanyol dan sejumlah gereja di Kota Roma untuk mencari penyegaran dan pembaharuan spiritual. Sejak abad ke-16 di Roma, salah satu tujuan peziarahan umat Katolik paling populer di kota tersebut dikenal dengan nama "tur 7 gereja di Roma".

Ketujuh gereja (rute klasik abad ke-16) tersebut meliputi 4 basilika utama (major basilica) Kepausan saat ini yaitu: Basilika Agung Santo Yohanes Lateran yang merupakan katedral resmi untuk Sri Paus sebagai Uskup Agung Kota Roma, Basilika Santo Petrus di Vatikan, Basilika Santo Paulus di luar tembok, Basilika Santa Maria Maggiore. Kemudian terdapat 2 buah gereja dengan status basilika minor (minor basilica) yaitu: Basilika Santo Laurensius di luar tembok dan Basilika Salib Suci Yerusalem serta sebuah gereja paroki bernama Gereja Santo Sebastian di luar tembok (saat ini Gereja Santo Sebastian dari rute klasik telah diganti dengan Gereja della Madonna del Divino Amore sejak tahun 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II). Ketujuh gereja tersebut terus menerima aliran banyak umat peziarah setiap tahunnya.

Baca Juga: 5 Fakta Basilika St. Antonius Padua, Gereja Ikonik kota Padua, Italia

3. Mengalami kerusakan parah saat Perang Dunia II

5 Fakta Basilika St. Laurensius di Luar Tembok, Gereja Kuno di Romapotret interior Basilika Santo Laurensius di luar tembok (commons.wikimedia.org/Hugo DK)

Salah satu fakta dari Basilika St. Laurensius di luar tembok ini adalah pernah mengalami kerusakan parah akibat terdampak pengeboman udara Sekutu selama Perang Dunia (PD) II. Menurut laman Romanchurche-Fandom, gereja tersebut rusak parah selama PD II dan salah satu peristiwanya terjadi pada tanggal 19 Juli 1943 ketika angkatan udara Sekutu melakukan pengeboman besar-besaran atas jaringan rel kereta api di Kota Roma. Sekutu menyerang Roma kala itu, karena Italia dipimpin oleh seorang pimpinan fasis Benito Mussolini yang bersekutu dengan pimpinan Nazi Jerman: Adolf Hitler. Sejumlah pesawat tempur Italia diketahui terlibat bersama Luftwaffe (AU Jerman) ketika mereka menyerang Inggris secara besar-besaran dari udara selama periode waktu Juli hingga Oktober 1940 dalam sebuah peristiwa yang dikenal dengan nama "The Battle of Britain".

Basilika St. Laurensius merupakan satu-satunya gereja di Roma yang menderita kerusakan paling parah selama perang, selain Gereja Santa Maria Consolatrice al Tiburtino yang saat itu masih dalam proses pembangunan dan mengalami kerusakan akibat serangan udara yang sama. Bom-bom tersebut juga merusak lantai gereja yang merupakan sebuah karya seni mozaik Cosmatesque yang tidak ternilai harganya. Kolom-kolom pilar megah gereja rusak oleh pecahan bom yang juga merusak lukisan dinding dari abad ke-19. Setelah PD II selesai, Basilika St. Laurensius direstorasi dan diperbaiki, restorasi gereja selesai pada tahun 1949 dengan hasil yang sangat baik namun sejumlah lukisan fresco dan mozaik yang rusak sudah tidak dapat direstorasi lagi karena parahnya kerusakan.

4. Dihiasi oleh sejumlah karya seni bernilai tinggi

5 Fakta Basilika St. Laurensius di Luar Tembok, Gereja Kuno di Romapotret lawas Basilika Santo Laurensius di luar tembok antara tahun 1890 hingga 1900 (commons.wikimedia.org/United States Library of Congress)

Sama seperti banyak gereja bersejarah di Roma yang dihiasi oleh karya seni religius artistik karya seniman-seniman kenamaan pada masanya, Basilika St. Laurensius di luar tembok juga dihiasi oleh sejumlah karya seni seperti lukisan fresco, mozaik lantai dan sejumlah ornamen dekorasi interior yang indah. Menurut Liturgical Arts Journal, terdapat lukisan fresco dari abad ke-13 di bagian portico (serambi). Lukisan fresco adalah teknik melukis langsung pada plester yang masih basah di tembok atau dinding. Ketika plester tersebut mengering pigmen warna cat akan menyatu dengan plester yang mengering tersebut sehingga warnanya dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama.

Lukisan fresco tersebut terdiri dari tiga tingkat panel persegi panjang yang menggambarkan adegan kehidupan dan kemartiran St. Stefanus dan St. Laurentius. Fresco tersebut telah direstorasi karena terdampak oleh ledakan bom Sekutu selama PD II. Dilansir Turismoroma, terdapat pula kanopi altar atau siborium, yang merupakan karya dari abad ke-12 yang dikerjakan oleh pekerja marmer Roma, konstruksinya terdiri atas empat pilar marmer yang menopang atap penutup altar. Lantainya memiliki mozaik lantai polikrom yang indah beserta dekorasi pilarnya dalam gaya Cosmatesque. Dalam literatur arsitektur, seni bergaya Cosmatesque merupakan aliran seni tatahan dan pengaturan batu hias geometris khas arsitektur Italia dari abad pertengahan. Selain itu, basilika ini juga memiliki tempat lilin Paskah besar yang indah yang berasal dari abad ke-12 atau abad ke-13. 

5. Menjadi tempat pemakaman sejumlah Paus

5 Fakta Basilika St. Laurensius di Luar Tembok, Gereja Kuno di Romapotret makam Paus Pius IX di Basilika St. Laurensius di luar tembok (commons.wikimedia.org/Livioandronico2013)

Jika sebelumnya lebih banyak diketahui bahwa para Paus atau pimpinan umat Katolik sedunia yang telah wafat dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus di Vatikan, namun terdapat sejumlah Paus yang dimakamkan di luar Basilika Santo Petrus, salah satunya dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika St. Laurensius di luar tembok ini. Dilansir Walks in Rome, salah satu Paus terkenal yang dimakamkan di basilika ini adalah Paus Pius IX. Paus Pius IX adalah seorang Paus yang berasal dari Italia dan merupakan kepala Gereja Katolik Roma dari tanggal 16 Juni 1846 hingga wafatnya pada tanggal 7 Februari 1878, ia merupakan salah satu Paus terpilih dengan masa pelayanan Kepausan terlama dalam sejarah Gereja Katolik Roma yaitu 32 tahun.

Selain Paus Pius IX, berdasarkan sejumlah catatan sejarah yang ada sejumlah Paus dari abad ke-5 juga dimakamkan di dalam Basilika St. Laurensius di luar tembok ini. Para Paus tersebut adalah Paus Zosimus (masa pelayanan Kepausan tahun 417-418), Paus Sixtus III (masa pelayanan Kepausan 432-440) dan Paus Hilarius (masa pelayanan Kepausan 461-468).

Kota Roma, Italia merupakan kota yang kaya akan berbagai seni rancang bangun luar biasa yang berasal dari rentang waktu Kekaisaran Romawi pagan hingga Kekristenan muncul di sana dan kemudian memenuhi lanskapnya dengan berbagai bangunan gereja dengan arsitektur yang luar biasa. Roma dikenal sebagai salah satu kota di dunia dengan bangunan gereja terbanyak. Sejumlah arsitek dan seniman terkenal terlibat dalam rancang bangun sejumlah bangunan gereja terkenal di Roma, memberikan sentuhan keajaiban teknik konstruksi pada masanya dengan pengalaman dan intuisi perhitungan mereka karena teknologi komputer untuk perhitungan desain kompleks sebuah bangunan belum ditemukan saat itu.

Jangan lupa untuk mengunjungi salah satu gereja basilika bersejarah di Kota Roma ini apabila nanti ada kesempatan untuk jalan-jalan ke Kota Roma, ya!

Baca Juga: 5 Fakta Basilika Hati Kudus, Gereja Ikonik Megah di Paris

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka sejarah dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya