4 Alasan Ilmiah Kita Bisa Suka Makanan Tertentu

Menyukai makanan tak semata soal enak atau tidak enak

Intinya Sih...

  • 45% kecenderungan makanan dipengaruhi secara genetis, menurut penelitian Physiology & Behavior
  • 55% kecenderungan makanan dipengaruhi oleh pengalaman dan observasi masa kecil
  • Sistem pencernaan memproduksi hormon yang berperan dalam memori dan emosi terkait makanan

Di satu sisi, dia memanjakan indra penglihatan dan pengecap kita. Di sisi lain, dia membahagiakan perut dan perasaan kita. Itulah 'keajaiban' makanan (dengan catatan: selama dikonsumsi secukupnya).

Ternyata ada sedikitnya empat alasan ilmiah, lho, di balik kenapa kita bisa menyukai kuliner tertentu. Tentunya alasan yang bukan sekadar soal enak atau tidak enak. Yuk, simak!

1. Sebagian kecenderungan kita akan makanan tertentu dipengaruhi secara genetis

4 Alasan Ilmiah Kita Bisa Suka Makanan Tertentuilustrasi ilmuwan meneliti DNA (pixabay.com/Belova59)

Dilansir Women's Health Magazine pada tahun 2011, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Physiology & Behavior menyebutkan bahwa sekitar 45 persen kecenderungan kita akan makanan tertentu dipengaruhi secara genetis. Hal ini dikarenakan kecenderungan manusia terhadap cita rasa tertentu sudah tersusun dan terbangun dalam kode-kode DNA kita sejak sebelum kita lahir.

2. Kesukaan kita pada makanan tertentu juga dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan pelajari di masa kecil

4 Alasan Ilmiah Kita Bisa Suka Makanan Tertentuilustrasi anak kecil makan sendiri (pixabay.com/avitalchn)

Masih menurut penelitian yang sama dari Physiology & Behavior, bahwa sisa 55 persen kecenderungan kita untuk menyukai makanan tertentu mendapat pengaruh dari apa yang pernah kita lihat maupun pelajari di masa kecil. Dalam hal ini termasuk apa yang kita observasi dari kebiasaan makan orang tua kita dan/atau kebiasaan makan keluarga kita secara umum. Termasuk pula apa yang orang tua kita ajarkan atau tanamkan pada kita sejak dini perihal makan dan makanan.

Baca Juga: 5 Faktor Junk Food Lebih Disukai Orang daripada Makanan Biasa

3. Ada hubungan erat antara kerja saraf otak dengan sistem pencernaan yang memengaruhi rasa suka kita terhadap suatu makanan

4 Alasan Ilmiah Kita Bisa Suka Makanan Tertentuilustrasi seorang wanita bahagia makan cokelat (pixabay.com/Nika_Akin)

Disebutkan dalam NPR bahwa sistem pencernaan kita memproduksi hormon-hormon seperti insulin, leptin, dan grelin, yang semuanya bekerja di bagian otak bernama hipokampus. Hipokampus berperan penting dalam memproses memori dan emosi. Tentu saja juga termasuk memori dan emosi terkait makanan tertentu yang meninggalkan kesan mendalam bagi kita.

Saat kita merasa sangat menyukai sesuatu (termasuk makanan), sistem dopamin di dalam otak secara otomatis mengirimkan perasaan nyaman dan perasaan bahagia. Hal ini kemudian disimpan dalam sebuah memori di dalam otak kita. Sistem dopamin itu menjadi aktif setiap kali kita melihat sesuatu yang kita suka, termasuk makanan.

Makanan yang membuat kita merasa nyaman ini adalah makanan yang kita hubungkan dengan emosi-emosi positif. Kata Brian Wansink, penulis Mindless Eating, meskipun memori tentang makanan tersebut samar-samar, perasaan menggugah yang muncul bisa mendorong kita kepada makanan bersangkutan untuk meningkatkan mood atau menjaga perasaan bahagia.

4. Pada dasarnya kita juga bisa mengembangkan sendiri kecenderungan kita terhadap makanan tertentu karena pengaruh eksternal

4 Alasan Ilmiah Kita Bisa Suka Makanan Tertentuilustrasi orang-orang makan bersama (pixabay.com/vivienviv0)

Penulis yang juga guru besar Gizi dan Makanan dari California State University at LA, Margaret McWilliams, dalam "Food" (The World Book Encyclopedia Vol. 7), menyatakan kalau setiap orang pada dasarnya akan mengembangkan sendiri kecenderungan, pilihan, dan penilaiannya masing-masing terhadap makanan.

Sama seperti seorang pendukung klub sepak bola yang akan mengenakan berbagai macam atribut untuk menunjukkan loyalitasnya terhadap klub tersebut, kita juga biasanya akan mempertahankan kegemaran kita akan makanan tertentu yang menghubungkan kita dengan agama dan latar belakang etnis kita. Atau bisa pula yang berkaitan dengan simbol-simbol, memori, asosiasi, dan rasa tertentu. Bahkan kondisi budaya dan sosial di sekitar kita juga mampu memengaruhi cara pandang kita akan makanan.

Setelah kita memahami faktor atau alasan ilmiah yang memengaruhi makanan yang kita suka, yang kita makan, dan cara kita memakannya, Elizabeth R. Lombardo, penulis A Happy You, mengatakan bahwa kita dapat mengusahakan bagaimana agar setiap pengalaman baru dengan makanan menjadi menyenangkan. Menurut Lombardo, yang terpenting adalah mengizinkan diri kita sendiri untuk menikmati apa yang ada di piring kita. Toh, sebagai orang dewasa, kita sudah mengerti perlunya proporsi makan yang seimbang. Jadi, sebesar apa pun kegemaran kita akan makanan tertentu, kita sudah bisa mengira-ngira batasannya.

Baca Juga: 5 Faktor Junk Food Lebih Disukai Orang daripada Makanan Biasa

Diar Adhihafsari Photo Writer Diar Adhihafsari

Reading enthusiast | Freelance writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya