Kenapa Halloween Dirayakan pada 31 Oktober? 5 Kisah Unik di Baliknya

Dari kepercayaan bertransisi menjadi tradisi

Festival Halloween sudah menjadi salah satu perayaan yang cukup besar di dunia Barat meskipun tidak semua dari mereka merayakannya. Secara umum, kita akan melihat berbagai hiasan dan cerita-cerita tentang horor. Tentu saja tidak ada hantu, monster, atau hal-hal menyeramkan yang sesungguhnya dalam Halloween.

Namun, tetap saja kisah mengenai tradisi Halloween masih menjadi salah satu fakta sejarah yang menarik untuk diselidiki. Well, di sini akan dibahas mengenai sejarah, kisah nyata, dan hal-hal apa saja yang melatarbelakangi Halloween menurut sains. Yuk, disimak!

1. Muncul dari peradaban kuno di Eropa

Kenapa Halloween Dirayakan pada 31 Oktober? 5 Kisah Unik di Baliknyailustrasi benda-benda yang berhubungan dengan Halloween (unsplash.com/Drew Hays)

Festival Halloween sebetulnya termasuk acara modern yang tergolong baru. Namun, kisah di baliknya mungkin menginspirasi munculnya Halloween di Eropa dan dunia Barat pada umumnya. Dijelaskan dalam laman History, kisah mengenai Halloween sebetulnya dikaitkan dengan keberadaan Bangsa Celtic yang di masa lalu kental dengan Samhain.

Perayaan Samhain merupakan tradisi khusus yang dilakukan oleh orang-orang Celtic ketika malam tahun baru. Namun lebih dari 2 ribu tahun lalu, mereka merayakan tahun baru bukan pada 1 Januari, melainkan 1 November.

Nah, Samhain dirayakan pada 31 Oktober sebagai malam transisi yang konon katanya bisa membawa roh orang mati kembali ke Bumi.

2. Tradisi yang diubah oleh gereja

Kenapa Halloween Dirayakan pada 31 Oktober? 5 Kisah Unik di Baliknyailustrasi tradisi dalam Halloween (unsplash.com/Nick Fewings)

Di saat agama Kristen mulai menyebar di tanah Eropa, ada banyak misionaris yang berpikir keras bagaimana caranya menyebarkan agama di tengah-tengah masyarakat yang masih kuat dengan paganisme. Salah satu tantangan terberat mereka adalah konsep hari raya yang berhubungan dengan mistis, misalnya Samhain dan perayaan Pagan lainnya.

Nah, pada akhirnya, gereja mengubah konsep dan perayaan Pagan menjadi tradisi yang bisa dirayakan secara umum, yakni All Halows' Eve sebelum All Saints' Day. Hari All Halows' Eve dirayakan pada 31 Oktober, sedangkan All Saints' Day dirayakan pada 1 November. Cara ini dinilai berhasil mengubah kepercayaan orang Eropa yang awalnya tradisi Pagan menjadi beragama Kristen.

Sekadar informasi, awalnya All Saints' Day dirayakan pada 13 Mei. Namun, Paus Gregorius III dan Paus Gregorius IV mengubah Hari Raya Orang Kudus itu menjadi 1 November. Cara ini terbukti berhasil menyingkirkan kepercayaan okultisme dan paganisme yang sempat melekat di peradaban kuno Bangsa Celtic.

Baca Juga: Apa Itu Trick or Treat yang Dilakukan saat Halloween?

3. Bukan perayaan keagamaan

Kenapa Halloween Dirayakan pada 31 Oktober? 5 Kisah Unik di Baliknyailustrasi dekorasi dalam menyambut Halloween (unsplash.com/Clint Patterson)

Karena Halloween berkaitan dengan Samhain yang kental dengan tradisi okultisme, maka perayaan itu bukan termasuk hari raya keagamaan. Sebaliknya, tradisi paganisme yang ada di zaman kuno berusaha untuk diubah menjadi sesuatu yang baru dan umum untuk dirayakan.

Sebetulnya, di wilayah Barat yang masih konservatif juga tidak semuanya merayakan Halloween. Di sana, sebagian orang hanya merayakan Halloween dengan biasa-biasa saja. Seperti diberitakan dalam Religion Unplugged, seorang pemimpin gereja di Life Church New Jersey bernama Jamie Morgan menyatakan bahwa Halloween (tradisi gelap) memang tidak dirayakan oleh orang-orang Kristen karena bertentangan dengan ajaran Alkitab.

Sebaliknya, justru di masa lalu, tradisi Halloween yang identik dengan okultisme telah diubah peruntukannya sebagai perayaan hari lainnya, yakni All Halows' Eve. Akan tetapi, sulit untuk melawan mereka di dunia hiburan, bisnis, dan kapitalisme yang membawa konsep Halloween demi keuntungan finansial.

4. Buah labu yang misterius

Kenapa Halloween Dirayakan pada 31 Oktober? 5 Kisah Unik di Baliknyailustrasi buah labu yang digunakan dalam perayaan Halloween (unsplash.com/Alfred Schrock)

Buah labu identik dengan perayaan Halloween. Namun, kenapa harus buah labu yang dipakai sebagai simbol? Kenapa bukan buah pepaya, jeruk, apel, melon, atau durian? Hal ini memang misterius dan ada hubungannya dengan cerita rakyat di zaman kuno. Dilansir Britannica, hal aneh ini berkaitan dengan kisah mitos rakyat Irlandia di masa lalu.

Konon diceritakan bahwa zaman dulu ada seorang bernama Stingy Jack yang menipu iblis untuk keuntungan pribadi. Sialnya, ketika meninggal, ia tak diizinkan masuk surga dan neraka. Nah, orang-orang Irlandia mengukir buah labu untuk dijadikan pajangan di depan rumah yang gunanya menakuti arwah Jack yang penasaran.

Di zaman dulu, buah yang cukup terkenal di Eropa adalah buah labu karena bisa ditanam di musim yang berbeda. Kalau saja saat itu di Eropa bisa ditanami pohon durian dengan kualitas bagus, tentu mereka akan membuat pajangan Halloween dari buah durian yang mungkin bakal terlihat makin menyeramkan.

5. Tradisi Halloween di seluruh dunia

Kenapa Halloween Dirayakan pada 31 Oktober? 5 Kisah Unik di Baliknyailustrasi pajangan untuk Halloween (unsplash.com/Taylor Foss)

Secara umum, Halloween memang erat dikaitkan dengan budaya orang-orang Barat. Di Asia sendiri, kisah dan tradisi Halloween tidak sekuat yang ada di Eropa dan Amerika. Jelas bahwa tradisi orang Asia, seperti China, Jepang, Korea, Thailand, bahkan Indonesia tidak mengenal konsep Halloween.

Di era modern ini, Halloween hanya digunakan sebagai momen atau peristiwa yang dapat menarik keuntungan finansial bagi dunia hiburan, bisnis, pariwisata, dan penjualan pernak-pernik. Di daerah lain pun, macam Afrika, Australia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Eropa Timur, Halloween tidak dirayakan secara khusus.

Nah, beberapa kisah dan fakta unik tentang Halloween sudah dijelaskan. Bagaimana denganmu, apa kamu juga merayakan Halloween?

 

Baca Juga: 11 Perusahaan yang Batalkan Promosi Pasca Tragedi Halloween Itaewon

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya