5 Fakta Unik Paus Sirip, Hewan Terbesar Kedua di Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paus sirip, atau Balaenoptera physalus, adalah raksasa lautan yang dikenal sebagai hewan terbesar kedua di dunia setelah paus biru. Dengan panjang tubuh yang bisa mencapai hingga 27 meter, paus sirip adalah makhluk yang menakjubkan. Meski seringkali tidak sepopuler saudara mereka, paus biru, paus sirip memiliki banyak fakta unik yang membuatnya layak untuk dikenali lebih dalam. Berikut adalah lima fakta unik tentang paus sirip yang mungkin belum banyak diketahui.
1. Kecepatan yang mengejutkan
Paus sirip dikenal sebagai "Greyhound laut" karena kecepatannya. Mereka dapat berenang hingga kecepatan 40 km/jam ketika sedang makan, menjadikan mereka salah satu paus tercepat di lautan. Otot renang yang kuat, bentuk ekor yang efisien untuk berenang, permukaan kulit yang mulus, bentuk kepala yang meruncing, serta tubuh yang ramping adalah beberapa bentuk adaptasi tubuhnya untuk berenang dengan kecepatan tinggi.
2. Paus dengan aksen unik
Paus sirip memiliki cara berkomunikasi yang unik melalui suara frekuensi rendah. Setiap populasi paus sirip di berbagai belahan dunia memiliki dialek atau aksen yang berbeda-beda. Perbedaan aksen tersebut dapat membantu ilmuwan untuk membedakan satu populasi dengan populasi lainnya. Selain itu, perbedaan aksen juga dapat membantu dalam identifikasi pola migrasi paus ini.
3. Warna tubuh yang asimetris
Editor’s picks
Salah satu ciri khas paus sirip adalah warna tubuhnya yang asimetris. Bagian bawah tubuh mereka biasanya lebih terang daripada bagian atas dan sampingnya. Pada rahang bawah, sisi kanan sering berwarna putih, sementara sisi kiri berwarna gelap. Beberapa paus memiliki corak keabu-abuan berbentuk V di belakang kepalanya dan warna putih di bawah ekornya. Corak tersebut berbeda-beda antar paus dan dapat digunakan sebagai pembeda antar individu.
4. Pola migrasi yang panjang
Paus sirip melakukan migrasi tahunan yang panjang. Saat musim dingin, mereka berpindah dari perairan dingin di lintang tinggi ke perairan yang lebih hangat untuk berkembang biak. Sedangkan saat musim panas, mereka menghabiskan waktu di perairan lintang tinggi yang kaya akan makanan. Pola migrasi ini memungkinkan mereka untuk memanfaatkan sumber daya laut secara optimal.
5. Pernah hampir punah
Pada pertengahan abad ke-20, paus sirip menjadi salah satu target utama industri perburuan paus karena ukurannya yang besar dan jumlah lemaknya yang banyak. Akibatnya, populasi mereka menurun drastis, dan mereka hampir punah. Berkat upaya konservasi dan larangan perburuan paus, populasi paus sirip kini mulai pulih, meskipun mereka masih dianggap sebagai spesies yang rentan oleh IUCN.
Baca Juga: 5 Ikan Raksasa di Lautan Indonesia, Ada Coelacanth hingga Hiu Paus
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.