5 Hoaks tentang Reptil yang Banyak Dipercaya Orang Indonesia

Informasi salah ini mudah menyebar dari mulut ke mulut

Informasi saat ini bisa dengan mudah didapat dari televisi atau internet. Semua orang bisa mencari apa pun, entah itu hiburan atau data mengenai hewan. Namun di beberapa daerah, rumor atau hoaks tetap merajalela karena ulah oknum tidak bertanggung jawab yang menyebarkannya, terutama dari mulut ke mulut maupun melalui media sosial. Tak banyak orang yang mau mencari kebenaran sehingga hoaks yang ada terus dipercaya.

Salah satu hoaks yang banyak beredar adalah tentang reptil. Khususnya di Indonesia masih banyak orang yang percaya tentang berbagai hal salah kaprah mengenai kelompok hewan ini. Hoaks yang ada juga beragam, mulai dari kesalahpahaman tentang penyebaran reptil sampai kesalahpahaman tentang kebiasaan reptil. Untuk menepis hal-hal tidak benar tersebut mari kita ulik beberapa hoaks tentang reptil yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia.

1. Hoaks: Anakonda bisa ditemukan di Pulau Kalimantan

5 Hoaks tentang Reptil yang Banyak Dipercaya Orang IndonesiaAnaconda hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan (inaturalist.org/kim323)

Gara-gara penayangan film Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid (2004), banyak masyarakat yang percaya bahwa ular terbesar di dunia ini berasal dari Pulau Kalimantan. Padahal film tersebut hanya karangan fiksi dan anakonda sama sekali tidak ada di Kalimantan.

Jika ada orang yang bersaksi melihat anakonda di sana, berarti ia salah identifikasi dan melihat ular raksasa lain, contohnya Malayopython reticulatus (sanca kembang). Jika dibandingkan anakonda, sanca kembang memang tak kalah besar karena bisa tumbuh hingga lebih dari 9 meter.

Dilansir Britannica, anakonda berasal dari Amerika Selatan. Mereka menghuni hutan, rawa, perairan, dan sungai di beberapa daerah seperti Brasil, Peru, Venezuela, Suriname, Ekuador, dan Kolombia. Ular dengan panjang maksimal 9 meter ini tidak berbisa, tapi lilitannya sangat kuat dan tubuhnya sangat besar. Tubuhnya juga khas dengan warna kehijauan dan tutul-tutul hitam yang menyelimutinya dari kepala sampai ekor.

2. Hoaks: Iguana berasal dari Indonesia

5 Hoaks tentang Reptil yang Banyak Dipercaya Orang IndonesiaIguana tidak bisa ditemukan di Indonesia (inaturalist.org/floridensis)

Tidak hanya anakonda, masyarakat Indonesia juga banyak yang mengira bahwa iguana ada di nusantara. Padahal mereka merupakan hewan endemik Amerika Selatan dan hanya menghuni negara-negara seperti Kosta Rika, Kolombia, Venezuela, Brasil, Kuba, dan Panama. Bahkan kadal ini sama sekali tidak bisa ditemukan di daerah Asia Tenggara.

Kemungkinan orang-orang hanya salah melihat dan mengira beberapa jenis kadal sebagai iguana karena kemiripan ciri fisiknya. Hal ini masuk akal mengingat ada beberapa kadal seperti bunglon surai, bunglon taman, dan bunglon hutan yang cukup mirip dengan iguana. Mereka sama-sama pandai memanjat, berwarna hijau, berekor panjang, dan punya duri atau sisik yang menonjol. Namun, kadal-kadal tersebut jauh lebih kecil dari iguana dan merupakan pemakan serangga, berbeda dari iguana yang termasuk pemakan daun atau buah-buahan.

Baca Juga: 6 Reptil dengan Pertahanan Diri yang Unik, Bikin Predator Ketar-Ketir!

3. Hoaks: Semua ular yang hidup di tanah merupakan ular berbisa dan berbahaya

5 Hoaks tentang Reptil yang Banyak Dipercaya Orang IndonesiaUlar kawat merupakan salah satu jenis tanah yang tidak berbahaya (inaturalist.org/josh_vandermeulen)

Masyarakat Pulau Jawa sering dihebohkan dengan ular tanah karena banyak rumor yang mengatakan bahwa mereka berbahaya. Padahal banyak orang yang tidak tahu apa itu ular tanah, bagaimana wujudnya, dan seperti apa sifat ular tersebut. Sebenarnya ular tanah yang dimaksud adalah spesies ular viper bernama Calloselasma rhodostoma (C. rhodostoma). Tak cuma ular tanah, mereka juga punya nama lain, seperti ular gibug atau ular viper malaya.

Dilansir Thai National Parks, C. rhodostoma memang berbisa tinggi dan berbahaya, gigitannya bisa menyebabkan pembusukan sampai kematian. Namun karena ketidaktahuannya, banyak orang yang mengira kalau semua ular yang hidup di dalam tanah merupakan ular yang berbahaya. Padahal banyak jenis ular yang hidup di tanah dan kebanyakan justru tidak berbahaya. Beberapa di antaranya adalah ular kawat, ular pipa, atau ular alang-alang, mereka tidak berbisa dan bahkan punya perawakan yang jauh berbeda dari C. rhodostoma.

4. Hoaks: Ular berbisa yang baru menetas tidak punya bisa

5 Hoaks tentang Reptil yang Banyak Dipercaya Orang IndonesiaUlar berbisa sudah memiliki bisa sejak lahir (inaturalist.org/esoehren)

Karena masih kecil, banyak yang beranggapan kalau ular berbisa yang baru lahir tidak memiliki bisa. Padahal, sedari menetas ular berbisa sudah memiliki bisa yang tidak kalah kuat dari ular dewasa

Bisa tersebut hadir untuk membantu anak ular dalam berburu atau mencari mangsa. Tak cuma itu, sedari lahir anak ular juga sudah mandiri dan bisa berburu tanpa diawasi orang tuanya. Karenanya, jika kamu menjumpai bayi ular welang, kobra, atau viper, kamu tidak boleh sembarangan menyentuhnya. 

5. Hoaks: Anak kadal punya tubuh memanjang mirip ular

5 Hoaks tentang Reptil yang Banyak Dipercaya Orang IndonesiaKadal ular sering dikira sebagai anakan kadal (inaturalist.org/fandymuhammad)

Jika melihat reptil berukuran kecil, bertubuh panjang seperti ular, dan punya kaki sangat kecil pasti orang-orang sering mengiranya sebagai anakan kadal. Padahal hewan tersebut merupakan spesies kadal bernama Lygosoma quadrupes atau kadal ular. Dilansir The Reptile Database, kadal ular punya tubuh yang kecil dengan panjang sekitar 4 sampai 16 cm. Jadi ia bukanlah anakan kadal yang kakinya belum tumbuh melainkan jenis kadal yang bertubuh kecil dan berkaki pendek.

Kadal ular sendiri dapat ditemukan di Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Ia termasuk hewan fosorial yang hidup di dalam tanah dan hanya keluar ke permukaan saat musim hujan atau untuk berpindah tempat. Tubuh kadal ini berwarna cokelat atau kehitaman dan ia sangat suka memakan hewan kecil seperti semut atau larva serangga.

Berita hoaks memang dapat menyebar dengan sangat cepat dan biasanya disebarkan dari mulut ke mulut seperti lewat percakapan. Sebagai masyarakat yang cerdas tentunya kita tak boleh langsung percaya akan berita-berita yang disebarkan dan harus melakukan pengecekan fakta terlebih dahulu. Tentunya kamu pasti tak mau termakan berita bohong yang menyesatkan dan tidak sesuai fakta di lapangan.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Penyakit pada Reptil, Simpel!

Arzha Ali Rahmat Photo Verified Writer Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya