5 Fakta Menarik Celepuk Reban, Burung Hantu Endemik Kepulauan Sunda!

Celepuk reban menghuni wilayah Indonesia dan sekitarnya

Malam hari identik dengan suasana tenang, gelap, hening, dan menyeramkan. Kebanyakan makhluk hidup seperti manusia dan hewan juga mulai beristirahat saat malam menjelang. Namun tidak semuanya karena ada beberapa hewan yang justru mulai aktif pada malam hari. Salah satu diantaranya adalah Otus lempiji atau celepuk reban yang merupakan spesies burung hantu endemik Kepulauan Sunda.

Tubuhnya yang berwarna cokelat, matanya yang besar, dan sifat bulunya yang unik membuat burung ini sangat cocok sebagai hewan malam. Semua adaptasi yang ia miliki sangat berguna untuk bersembunyi, berkamuflase, dan mencari mangsa di gelapnya malam. Ia juga tergolong burung hantu yang menarik, karenanya kita akan mengulik beberapa hal tentang celepuk reban di artikel ini!

1. Dapat ditemukan di Kepulauan Sunda

5 Fakta Menarik Celepuk Reban, Burung Hantu Endemik Kepulauan Sunda!Celepuk reban (inaturalist.org/Martin Walsh)

Celepuk reban merupakan hewan endemik Kepulauan Sunda, karenanya jika kamu tinggal di Pulau Jawa dan Sumatra kemungkinan kamu pernah bertemu hewan ini. Namun tak hanya di Indonesia, ia juga bisa ditemukan di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Sebagai hewan yang mendiami daerah Asia Tenggara hewan ini sangat suka hidup di daerah yang hangat, tertutup, dan punya curah hujan yang tinggi.

Dilansir Animalia, celepuk reban bisa menghuni beberapa tipe habitat, mulai dari hutan, area dekat air, sampai daerah pertanian. Bahkan tak jarang orang-orang di perkampungan atau pemukiman juga melihat burung ini bertengger di depan rumah, di pohon bambu, atau di halaman belakang. Hal ini tidak mengejutkan mengingat beberapa area pemukiman menyediakan makanan, tempat berkembang biak, dan tempat persembunyian yang nyaman.

2. Warna cokelat di tubuhnya berguna sebagai kamuflase

5 Fakta Menarik Celepuk Reban, Burung Hantu Endemik Kepulauan Sunda!Celepuk reban (inaturalist.org/Wich’yanan (Jay) Limparungpatthanakij)

Salah satu ciri khas burung hantu yang ada di Indonesia adalah warnanya yang gelap dan mampu menyatu dengan daerah sekitar. Warna cokelat tua, cokelat muda, hitam, dan abu-abu jadi warna paling umum yang ditemukan pada burung hantu di Indonesia. Nah, hal ini juga berlaku bagi celepuk reban di mana ia punya ketiga warna tersebut. Matanya juga besar, kepalanya bulat, dan ia juga punya tanduk kecil di kepala yang sebenarnya hanyalah bulu yang terangkat.

Sekilas warna cokelat yang dimiliki celepuk reban memang biasa saja, namun sebenarnya warna yang ia miliki punya segudang kegunaan. Warna tersebut berguna sebagai kamuflase khususnya di malam hari. Ia bisa menyatu dengan pepohonan, dedaunan kering, sampai bebatuan yang akhirnya membuat burung ini sulit dideteksi oleh predator dan mangsa. Dengan hal ini celepuk reban bisa terbang, mengintai mangsa, dan bertengger dengan tenang tanpa merasa terancam.

Baca Juga: 5 Fakta Kinkajou, Mamalia Nokturnal yang Menggemaskan

3. Makanannya berupa hewan-hewan kecil seperti serangga

5 Fakta Menarik Celepuk Reban, Burung Hantu Endemik Kepulauan Sunda!Celepuk reban (inaturalist.org/HUANG QIN)

Laman MyBis menjelaskan kalau celepuk reban merupakan predator yang sangat suka memakan hewan-hewan kecil. Makanan utamanya sendiri mencakup serangga, namun ia juga suka berburu mamalia kecil, kadal, dan tokek. Hewan-hewan tersebut sangat mudah ditemukan di habitat burung hantu ini. Tikus biasa ditemukan di tanah, di lubang, atau bebatuan. Sementara tokek dan kadal kerap berkeliaran di pohon, rerumputan, bebatuan, dan pinggir sungai.

Ukuran burung ini memang tak seberapa, panjangnya hanya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya hanya ada di kisaran 100 sampai 170 gram. Tapi ia merupakan predator yang sangat andal, lho. Layaknya burung hantu lain, celepuk reban punya refleks dan kecepatan terbang yang luar biasa. Bahkan hewan ini bisa terbang tanpa mengeluarkan suara sama sekali yang mana kemampuan ini jadi kemampuan yang hanya dimiliki oleh burung hantu. Ditambah cakar dan paruhnya yang kuat celepuk reban menjadi predator yang cukup ditakuti.

4. Telurnya biasa disimpan di lubang-lubang pohon

5 Fakta Menarik Celepuk Reban, Burung Hantu Endemik Kepulauan Sunda!Celepuk reban (inaturalist.org/Jen Wei)

Selain jadi tempat berkamuflase dan mencari makan ternyata pohon juga jadi tempat berkembang biak bagi celepuk reban. Melansir iNaturalist celepuk reban biasanya menaruh telurnya di lubang-lubang yang ada di pohon. Telurnya sendiri berjumlah satu sampai tiga butir. Namun sebelum siap dijadikan tempat inkubasi lubang-lubang yang ada di pohon juga dibuat menjadi sarang yang nyaman dengan ditambahkannya serat-serat tanaman atau tanaman kering di dalamnya.

Tanaman-tanaman tersebut berfungsi sebagai alas dan pengatur suhu alami sehingga telurnya tidak akan kepanasan atau kedinginan. Musim bertelurnya sendiri cukup lama, yaitu dimulai dari bulan Januari dan bisa terus berlangsung sampai bulan Juli. Pada musim bertelur atau musim kawin ini celepuk reban juga akan menjadi agresif. Ia tidak segan-segan untuk menyerang burung lain yang mengganggu atau mendekati sarangnya.

5. Tiap individu punya suara yang unik dan berbeda dari individu lain

5 Fakta Menarik Celepuk Reban, Burung Hantu Endemik Kepulauan Sunda!Celepuk reban (inaturalist.org/Satdeep Gill)

Celepuk reban mampu mengeluarkan suara dan suara ini biasanya digunakan untuk menandai wilayah kekuasaan. Tak hanya itu, karena adanya evolusi tiap individu juga punya suara yang khas dan berbeda dari individu lain, jelas Avibase. Hal ini sangat unik dan karena suaranya yang berbeda masing-masing individu dapat membedakan individu lain sehingga mereka tak akan macam-macam dan tidak akan berani masuk ke wilayah kekuasaan yang lain. Mungkin jika diibaratkan suara yang dimiliki cepeluk reban serupa dengan suara manusia yang mana tiap orang punya suara yang berbeda.

Hewan diurnal yang hidup di siang hari tentunya sangat berbeda dengan hewan nokturnal yang hidup di malam hari. Contohnya dapat terlihat pada celepuk reban yang mana ia punya bulu berwarna gelap, mata yang besar, mampu terbang tanpa bersuara, sampai punya suara yang berbeda tiap individunya. Burung-burung diurnal tidak memiliki hal tersebut. Namun perbedaan-perbedaan tersebut menunjukan kalau dunia satwa memiliki banyak hal luar biasa yang sangat menarik untuk diulik.

Baca Juga: Mengenal Kakapo, Burung Endemik Selandia Baru yang Terancam Punah

Arzha Ali Rahmat Photo Verified Writer Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya