Perbedaan Buaya Orinoko dan Buaya Amerika yang Jadi Predator Puncak!

Ada begitu banyak perbedaan mereka, lho

Intinya Sih...

  • Buaya orinoko dan buaya amerika merupakan predator puncak di Amerika.
  • Keberadaan buaya orinoko terkonsentrasi di sepanjang Sungai Orinoko, sementara buaya amerika tersebar dari Amerika Utara hingga Amerika Selatan.
  • Buaya orinoko memiliki ukuran yang lebih besar daripada buaya amerika. Namun, keduanya sama-sama terancam punah akibat perburuan dan kerusakan habitat.

Biasanya, kalau bicara soal ordo Crocodilia yang hidup di Amerika Selatan, nama aligator ataupun kaiman jadi dua spesies yang pertama diingat. Sebab, di sana sangat sedikit spesies buaya sejati (famili Crocodylidae) yang bisa ditemukan. Padahal, ada beberapa spesies buaya sejati yang juga hidup di sana dan menarik untuk dibahas, yaitu buaya orinoko (Crocodylus intermedius) dan buaya amerika (Crocodylus acutus). 

Kedua jenis buaya ini sama-sama memiliki ukuran yang relatif besar untuk keluarga buaya. Bahkan, di habitat alaminya, mereka jadi predator puncak yang dapat mengonsumsi apa pun jenis mangsa yang tersedia. Akan tetapi, pastinya ada pula banyak perbedaan antara buaya orinoko dengan buaya amerika. Nah, kali ini, yuk, cari tahu sama-sama soal perbedaan dari kedua reptil raksasa tersebut. Simak sampai tuntas, ya!

1. Beda peta persebaran dan habitat

Perbedaan Buaya Orinoko dan Buaya Amerika yang Jadi Predator Puncak!Buaya orinoko hanya bisa ditemukan di Sungai Orinoko dan badan air di sekitarnya. (commons.wikimedia.org/ Bernard DUPONT)

Buaya orinoko dapat ditemukan di wilayah Amerika Selatan. Akan tetapi, peta persebaran dan habitat reptil ini terbilang sangat sempit. Mereka hanya bisa ditemukan di sepanjang Sungai Orinoko (Orinoco) yang melewati Kolombia dan Venezuela. Akan tetapi, mereka kadang juga bisa berpindah menuju kolam alami ataupun danau ketika musim hujan. Itu karena permukaan air menjadi lebih tinggi dan membuat kedua habitat tersebut terhubung sementara, dilansir Animalia.

Tentunya, sama seperti ordo Crocodilia lain, buaya orinoko merupakan karnivor yang jadi puncak rantai makanan di habitatnya. Reptil ini bisa mengonsumsi apa pun yang ada, mulai dari ikan, mamalia, burung, ataupun reptil lainnya. Sementara, ketika masih berusia muda, buaya ini akan memangsa hewan-hewan kecil, semisal kepiting, siput, ataupun serangga. Buaya orinoko merupakan hewan nokturnal yang artinya mereka hanya akan berburu pada malam hari. 

Di lain sisi, buaya amerika punya peta persebaran yang lebih luas. Dilansir National Geographic, buaya ini ada mulai dari Amerika Utara, Amerika Tengah, hingga Amerika Selatan. Mereka terkonsentrasi mulai dari Florida, Kepulauan Karibia, negara-negara Amerika Tengah, Ekuador, Kolombia, Haiti, hingga Republik Dominika. Habitat buaya amerika pun lebih fleksibel karena mereka bisa hidup di wilayah perairan tawar, payau, sampai pesisir pantai.

Buaya amerika juga jadi predator puncak di habitatnya. Hanya saja, mengingat hewan-hewan yang ada di sekitar tergolong berukuran kecil, buaya amerika biasa memakan ikan sebagai pilihan utama, mamalia-mamalia kecil, katak, serangga, kepiting, sampai bangkai hewan.

2. Beda ciri fisik

Perbedaan Buaya Orinoko dan Buaya Amerika yang Jadi Predator Puncak!potret buaya amerika dengan ukuran besar (commons.wikimedia.org/Tomás Castelazo)

Dari fisik luarnya saja, buaya orinoko dengan buaya amerika tampak sangat berbeda. Buaya orinoko memiliki moncong yang panjang dan pipih ketimbang saudaranya itu. Warna sisiknya pun terbilang cukup cerah karena bisa berwarna kuning, cokelat, dan abu-abu. Selain itu, buaya orinoko juga memiliki beberapa bercak berwarna cokelat tua di sekujur tubuhnya.

Dibandingkan dengan buaya orinoko, warna sisik buaya amerika lebih polos, yaitu abu-abu. Animalia melansir kalau warna tubuh buaya amerika ini berbeda sendiri dari keluarga buaya sejati lainnya. Moncong mereka juga panjang dan pipih meski tak sepipih buaya orinoko. Menariknya, pada bagian ujung moncongnya, terdapat sebuah benjolan yang ternyata merupakan hidung dari buaya ini.

3. Perbandingan ukuran

Perbedaan Buaya Orinoko dan Buaya Amerika yang Jadi Predator Puncak!Buaya orinoko dewasa sedang menepi ke pinggir sungai. (commons.wikimedia.org/Chrislorenz9)

Ternyata predator terbesar yang ditemukan di Amerika Selatan bukan kaiman, aligator, atau jaguar. Justru buaya orinoko yang namanya masih cukup asing inilah yang merupakan karnivor terbesar yang bisa ditemukan di sana. Bahkan, dalam lingkup keluarga buaya sejati, sebenarnya buaya ini merupakan salah satu yang terbesar, lho.

Rata-rata buaya orinoko memiliki panjang antara 3—5 meter dengan bobot 200—380 kg. Meski begitu, ternyata buaya ini masih bisa tumbuh lebih besar lagi dari angka tersebut. Dilansir Britannica, individu terbesar yang pernah dicatat memiliki panjang 6,7 meter dengan bobot lebih dari 400 kg. Meski secara bobot masih kalah, ternyata panjang buaya orinoko raksasa ini tidak berbeda terlalu jauh dengan buaya muara yang punya panjang maksimal sekitar 7 meter.

Meski masih kalah jika dibandingkan dengan buaya orinoko, ukuran buaya amerika tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Rata-rata panjang buaya ini sekitar 3,5—4,4 meter, akan tetapi beberapa individu bisa mencapai panjang 5—6 meter. Sea World melansir kalau bobot buaya amerika memiliki rentang 400—500 kg dengan individu terbesar bisa mencapai 1 ton. Dengan demikian, baik buaya orinoko maupun buaya amerika merupakan ordo Crocodilia terbesar yang bisa ditemukan di Dunia Baru.

Baca Juga: 7 Fakta Terunik Argentine Tegu, Reptil Raksasa Berdarah Panas!

4. Beda perilaku sosial

Perbedaan Buaya Orinoko dan Buaya Amerika yang Jadi Predator Puncak!Buaya amerika lebih suka hidup menyendiri di luar musim kawin. (commons.wikimedia.org/Gregory "Slobirdr" Smith)

Buaya orinoko ternyata hidup dalam kelompok dengan sistem hierarki yang jelas. Hanya ada satu individu yang berhak memimpin kelompok. Namun, pada saat tertentu, biasanya para pejantan akan tetap bertarung demi memperebutkan hak kawin ataupun mendapatkan makanan lebih dulu. Nah, cara hidup mereka yang berkelompok itu juga berdampak pada sistem komunikasi buaya orinoko. Siapa sangka kalau ternyata buaya orinoko cukup berbeda dengan keluarga buaya yang dikenal tidak begitu ekspresif.

AZ Animals melansir kalau buaya orinoko punya sejumlah cara untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Mereka mengeluarkan beberapa suara desisan kecil, melenguh, menggetarkan air dengan tubuhnya, dan bisa menghasilkan gerakan mengibas ekor. Menariknya, buaya orinoko akan bergerak bersamaan di daratan ketika sungai menjadi kering demi mencari area yang masih memiliki air di sekitar Sungai Orinoko. Pada saat itulah, kemampuan komunikasi yang beragam dari reptil ini akan sangat bermanfaat agar seluruh anggota kelompok bisa bergerak dengan kompak.

Di sisi lain, buaya amerika justru terkenal sebagai buaya yang lebih suka menyendiri. Dilansir Britannica, buaya amerika biasanya hanya akan bersama buaya lain ketika musim kawin tiba atau kebetulan berjumpa dalam satu perairan yang sama. Aktivitas sehari-hari mereka dimulai dengan berjemur di bawah sinar Matahari pada siang hari dan berburu saat hari mulai gelap. 

Oleh karena kebiasaan mereka yang menyendiri, tak banyak jenis komunikasi yang bisa dihasilkan buaya amerika. Mereka biasanya hanya mengeluarkan suara akustik jarak pendek ataupun desisan ketika sedang merasa terancam. Buaya yang satu ini diketahui dapat menyerang manusia—dalam kasus yang sangat langka—jika mereka diusik ataupun merasa terancam dengan kehadiran kita.

5. Beda sistem reproduksi

Perbedaan Buaya Orinoko dan Buaya Amerika yang Jadi Predator Puncak!potret buaya orinoko betina di sekitar area sarangnya (commons.wikimedia.org/Fernando Flores)

Buaya orinoko jantan akan berkelahi untuk memperebutkan hak kawin dengan betina. Seekor jantan biasanya akan kawin dengan beberapa betina yang berlangsung saat musim kemarau, yaitu sekitar Januari hingga Februari. Dalam sekali musim kawin, betina akan menghasilkan 15—70 butir telur yang disimpan di tanah berpasir di pinggir sungai yang sudah ia gali sebelumnya.

Masa inkubasi telur buaya orinoko berlangsung selama 70—90 hari. Dilansir Critter Science, ketika baru menetas, anak-anak akan mengeluarkan suara guna memanggil induknya. Walau baru beberapa telur yang menetas, biasanya induk buaya orinoko akan langsung menghampiri sarangnya dan memasukkan seluruh anak yang sudah menetas maupun telur yang belum menetas ke dalam mulutnya. Hal ini berfungsi agar anak-anak buaya ini dapat terlindungi dengan baik.

Meski buaya orinoko merupakan predator puncak ketika dewasa, mereka sangat rentan saat masih anak-anak hingga remaja. Ada begitu banyak predator yang menargetkan buaya orinoko muda, semisal jaguar, anakonda, burung pemakan bangkai, maupun jenis buaya lainnya. Tak cukup sampai di situ, tugas induk buaya orinoko semakin berat lagi karena beberapa buaya orinoko dewasa diketahui bisa bersikap kanibal pada buaya muda. Oleh karena itu, biasanya sang induk akan menjaga anak-anaknya setidaknya hingga mereka berusia 3 tahun.

Pertarungan untuk memperebutkan betina juga terjadi pada buaya amerika. Pada musim kawin yang dimulai sekitar Januari hingga Februari, jantan akan kawin dengan beberapa betina karena mereka merupakan hewan poligini. Menariknya, penelitian terbaru yang dilakukan pada 2023 silam menunjukkan kalau buaya amerika merupakan satu-satunya jenis buaya yang melakukan praktik partenogenesis, dilansir Britannica.

Partenogenesis sendiri merupakan proses inkubasi telur tanpa memerlukan pembuahan dari jantan. Dalam sekali musim kawin, buaya amerika betina bisa menghasilkan 30—60 butir telur yang akan menjalani proses inkubasi selama 85—90 hari. Suhu memainkan peran penting dalam menentukan jenis kelamin anak-anak buaya amerika. Pada suhu lingkungan rendah, yakni sekitar 29 derajat celsius, anak-anak betina akan lahir. Sementara, pada suhu sekitar 32 derajat celsius, anak-anak jantanlah yang akan lahir.

Sama seperti buaya orinoko, tak ada predator alami bagi buaya amerika. Hanya saja, telur-telur buaya ini jadi incaran sejumlah hewan lain, semisal rakun dan sigung. Anak-anak buaya ini pun jadi target beberapa ikan predator, kucing liar, maupun buaya lain yang berukuran lebih besar. Sayangnya, induk buaya amerika hanya akan menemani anak-anaknya selama beberapa hari sebelum akhirnya meninggalkan mereka untuk bertahan hidup secara mandiri.

 

6. Beda status konservasi

Perbedaan Buaya Orinoko dan Buaya Amerika yang Jadi Predator Puncak!seekor buaya amerika yang hidup di penangkaran di Kolombia (commons.wikimedia.org/Petruss)

Kendati dapat menghasilkan telur dalam jumlah besar dalam sekali musim kawin, nyatanya populasi buaya orinoko saat ini sangat mengkhawatirkan. Tak lebih dari 1.500 individu yang masih tersisa saat ini sehingga mereka sudah dikategorikan sebagai hewan terancam punah (Critically Endangered) oleh IUCN Red List. Manusia jadi penyebab utama dari rusaknya populasi buaya orinoko.

Dalam catatan Britannica, praktik perburuan buaya orinoko ada sejak tahun 1800-an. Tujuan perburuan buaya ini utamanya untuk memanfaatkan daging dan kulit mereka demi kepentingan komersial. Saking masifnya perburuan terhadap spesies ini, diketahui kalau ada sekitar 2,5 juta kulit buaya orinoko yang dijual dari Venezuela hanya dalam kurun waktu 1931—1934. Itu sebabnya, sejak abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20, populasi buaya ini telah hancur hingga 80 persen. 

Belum selesai dengan perburuan, buaya orinoko juga masih menghadapi masalah lain. Kerusakan habitat akibat aktivitas manusia membuat ruang gerak dari reptil ini semakin terbatas. Upaya konservasi sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 1990-an. Ini ditandai dengan perlindungan terhadap spesies ini dan melepasliarkan 10 ribu buaya orinoko dari penangkaran ke alam liar. Sayangnya, upaya-upaya itu masih belum membuahkan hasil karena pada faktanya populasi buaya orinoko masih menunjukkan adanya penurunan tiap tahunnya.

Nasib buaya amerika pun tak jauh berbeda dari kerabatnya dari Sungai Orinoko. IUCN Red List menempatkan buaya ini sebagai spesies rentan punah (Vulnerable) sejak 1996. Saat ini, diketahui kalau ada sekitar 2—5 ribu individu buaya amerika yang tersebar di seluruh dunia. Perburuan oleh manusia demi memanfaatkan kulitnya jadi alasan terbesar dari berkurangnya populasi buaya ini. Ditambah lagi, ada kerusakan habitat juga.

Akan tetapi, nasib konservasi buaya amerika bisa dibilang lebih mujur ketimbang buaya orinoko. Pasalnya, pelarangan pemburuan dapat dilakukan secara efektif dan pengembangbiakan spesies ini berjalan dengan lancar. Peternakan yang membudidayakan buaya ini pun mulai banyak berdiri sehingga pemanfaatan kulit buaya amerika dapat dilakukan dari peternakan saja. Berkat hal-hal tersebut, populasi buaya amerika terhitung terus meningkat dari tahun ke tahun.

Meski sama-sama tinggal di Dunia Baru, ternyata spesies buaya sejati yang ditemukan di sana benar-benar berbeda jauh. Setelah membaca artikel ini, tentu makin mudah untuk membedakan keduanya, kan? Oh iya, semoga saja upaya konservasi dan perlindungan terhadap buaya orinoko maupun buaya amerika bisa membuahkan hasil agar kita tetap bisa melihat predator terbesar di Amerika Utara dan Amerika Selatan ini hingga masa yang akan datang, ya!

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Ketemu Biawak? Ikuti Tips Ini!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis artikel dengan tema sains, alam, dan teknologi | Email: anjar.triananda85@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya