5 Fakta Salamander Harimau, Amfibi Cantik yang Bisa Menolak Tua

Corak warnanya yang unik jadi daya tarik tersendiri

Salamander bisa dibilang jadi keluarga hewan yang cukup unik. Pasalnya, mereka memiliki penampilan layaknya kadal yang masuk dalam kategori reptil, tetapi sebenarnya hewan ini tergolong sebagai amfibi yang artinya lebih berkerabat dengan kodok dan katak. Biasanya, penampilan dari salamander bukan favorit bagi kebanyakan orang. Akan tetapi, bagaimana kalau ada salamander yang punya fisik yang menarik?

Nah, hal tersebut rasanya cukup menggambarkan tentang salamander harimau (Ambystoma tigrinum). Jenis salamander ini tampil nyentrik berkat warna kulit cokelat, abu-abu, atau kehijauan yang dibalut dengan pola garis berwarna kuning di sepanjang tubuhnya. Panjang rata-rata salamander harimau sekitar 17—33 cm dengan bobot sekitar 60—120 gram saja.

Tentunya ada sejumlah fakta yang menarik untuk diulik dari salamander harimau. Kali ini, yuk, kita kenalan lebih lanjut dengan si amfibi dengan pola warna yang cantik ini! Langsung gulir ke bawah, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

5 Fakta Salamander Harimau, Amfibi Cantik yang Bisa Menolak Tuaseekor salamander harimau dalam genggaman manusia (commons.wikimedia.org/Kyle Rossner)

Dilansir National Geographic, salamander harimau merupakan amfibi yang bisa ditemukan di Amerika Utara. Mereka dijumpai di sepanjang Amerika Serikat, termasuk Alaska, Kanada, hingga dataran Meksiko. Menariknya, salamander ini bisa ditemui pada berbagai jenis habitat. Sebab, mereka bukan jenis amfibi yang sangat bergantung pada daerah hutan yang lembab.

Salamander harimau setidknya bisa ditemukan di padang rumput, rawa, ataupun hutan pada umumnya. Hal penting dalam pemilihan habitat bagi amfibi ini adalah keberadaan tanah yang bisa digali. Sebab, salamander harimau akan memanfaatkan tempat tersebut sebagai rumah demi menjaga kelebaban tubuhnya. Selain itu, sebisa mungkin mereka akan mencari tempat yang dekat dengan sumber air karena lokasi itu sangat penting untuk bereproduksi.

Untuk urusan makanan, salamander harimau tergolong sebagai karnivor yang bergerak pada malam hari (nokturnal). Mereka mengonsumsi berbagai jenis serangga, keong, cacing, dan katak. Diluar jenis makanan itu, salamander ini sebenarnya tergolong oportunis sehingga makhluk apapun yang lewat dan bisa masuk ke dalam mulutnya bisa saja dikonsumsi, semisal anak tikus maupun anak ular.

2. Ahli menggali tanah

5 Fakta Salamander Harimau, Amfibi Cantik yang Bisa Menolak Tuasalamander harimau yang sedang berjalan di sekitar sarangnya (commons.wikimedia.org/psweet)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu syarat utama dalam pemilihan rumah bagi salamander harimau adalah tanah yang mudah digali. Akan tetapi, mereka bukannya menempati bekas lubang dari hewan lain seperti kebanyakan jenis salamander. Salamander ini justru akan membangun sendiri lubang yang akan jadi rumahnya dengan kedalaman yang cukup impresif.

Animal Diversity melansir kalau salamander harimau bisa menggali tanah hingga kedalaman 60 cm. Selain untuk menjaga temperatur tubuh dari cuaca di atas, lubang buatan salamander ini juga berfungsi untuk perlindungan diri dari predator yang mungkin mendekat. Hanya saja, saat sedang hujan dan air memasuki lubang mereka, salamander harimau akan keluar dan lebih memilih bergerak di atas tanah yang basah.

Baca Juga: 5 Fakta Salamander Api, Hewan Berwarna Mencolok yang Beracun 

3. Sistem reproduksi

5 Fakta Salamander Harimau, Amfibi Cantik yang Bisa Menolak Tuapotret larva salamander harimau (commons.wikimedia.org/psweet)

Musim kawin salamander harimau terjadi pada akhir musim dingin hingga awal musim semi. Sebelum mencari pasangan, mula-mula mereka akan bermigrasi ke daerah dengan kolam yang cukup luas. Setelah itu, jantan akan mulai mencari betina dan mulai melakukan ritual perkawinan. Uniknya, setelah pasangan terbentuk dan mereka mulai kawin, proses pembuahan tidak dilakukan secara langsung.

Menurut AZ Animals, si jantan akan mengeluarkan spermanya di luar tubuh betina. Setelah itu, tugas betina adalah mengumpulkan sperma itu untuk dibuahi pada telur-telurnya. Menariknya, baik sebelum maupun sesudah pasangan terbentuk, para pejantan akan selalu berkelahi demi bisa membuahi telur betina. Tak jarang jantan yang bukan pasangan satu betina akan menukar sperma milik pasangan betina itu dengan spermanya sendiri supaya bisa dibuahi dengan telur betina itu.

Dalam satu kali masa pembuahan, salamander harimau betina bisa menghasilkan hingga 100 butir telur. Hebatnya, dalam satu masa kawin, betina bisa menghasilkan telur pada beberapa gelombang berbeda hingga menghasilkan sekitar seribu telur. Telur-telur itu akan ditempelkan pada daun, ranting, maupun rumput yang tumbuh di dasar kolam tempat betina meletakkannya. 

Butuh waktu setidaknya 28 hari bagi telur salamander harimau sebelum menetas. Setelah itu, mereka akan memasuki fase hidup sebagai larva dengan insang sebagai alat pernafasan. 2—5 bulan kemudian, barulah larva salamander harimau berubah jadi salamander dewasa.

4. Bisa menolak proses menjadi dewasa!

5 Fakta Salamander Harimau, Amfibi Cantik yang Bisa Menolak TuaSalamander harimau dapat mempertahankan wujud sebelum dewasanya guna bertahan dari cuaca kering. (commons.wikimedia.org/elspethpierce)

Salah satu hal yang menarik dalam proses perkembangan salamander harimau adalah kemampuan mereka untuk "menolak" menjadi dewasa. Untuk menjelaskan hal tersebut, mula-mula perlu diketahui bagaimana proses perkembangan salamander harimau. Setelah menjadi larva, anak-anak salamander akan melakukan metamorfosis yang merubah struktur tubuhnya. Misalnya saja, mulai tumbuh tangan dan kaki serta pergantian sistem pernafasan dari insang menjadi paru-paru.

Nah, proses metamorfosis itulah yang bisa ditolak oleh larva salamander harimau, sekalipun mereka sudah memasuki usia dewasa. Mengutip Sea World, beberapa populasi salamander harimau bisa memutuskan agar tidak melakukan metamorfosis sehingga ia akan tetap berbentuk larva ataupun wujud sebelum menjadi dewasa penuh. Adapun, alasan dari perilaku ini terjadi lantaran kemampuan salamander harimau untuk mendeteksi kekeringan di sekitar kolamnya. 

Sebab, tak jarang habitat salamander harimau berupa dataran kering, tetapi masih memiliki kolam air. Kalau sudah demikian, larva salamander yang seharusnya sudah bermetamorfosis akan menahan proses itu untuk sementara waktu. Ketika tanah di sekitarnya sudah gembur lagi, baru lah ia akan bermetamorfosis. Proses ini kemudian diberi nama neoteny.

5. Punya kulit yang unik

5 Fakta Salamander Harimau, Amfibi Cantik yang Bisa Menolak TuaKulit salamander harimau jadi salah satu organ paling vital dalam beraktivitas. (commons.wikimedia.org/evangrimes)

Kulit pada salamander harimau tak hanya berfungsi sebagai corak yang terlihat cantik sekaligus intimidatif bagi para calon predator. Kulit ini memiliki fungsi yang sebenarnya mirip seperti yang dimiliki salamander lain, yakni untuk bernafas. Meski menggunakan paru-paru untuk memproses gas, salamander tak menghirup gas itu melalui hidung. Ada dua cara bagi amfibi ini untuk menghirup gas, yaitu melalui kulit dan membuka mulut sedikit demi sedikit.

Selain untuk bernafas, masih ada fungsi lain dari kulit salamander. Dilansir AZ Animals, kulit mereka bisa melepaskan zat kimia ke udara sebagai tanda kalau salamander harimau siap untuk kawin. Selain itu, pada beberapa bagian kulit, semisal pada bagian ekor, amfibi ini bisa mengeluarkan semacam racun yang dapat ditembakkan ke arah makhluk yang mencoba mengganggunya.

Biarpun terlihat serbaguna, kulit salamander harimau juga memiliki kelemahan. Disebabkan oleh strukturnya yang cukup berpori, kulit salamander ini sangat rentan pada polusi. Maka dari itu, mereka tidak bisa ditemui di tempat-tempat yang sudah terlalu tercemar.

Jadi, keberadaan salamander harimau bisa dibilang jadi salah satu tanda apakah habitat yang ada di sekitarnya itu masih bersih dari polusi atau tidak. Beruntungnya, saat ini populasi mereka masih ada dalam angka yang stabil sehingga kita masih bisa melihat amfibi unik ini di alam secara langsung. Oh iya, mereka bisa menumbuhkan anggota tubuh yang terlepas layaknya jenis salamander lainnya, lho.

Baca Juga: 5 Fakta Salamander Pipi Merah, Punya Cara Bernafas Tanpa Paru-paru

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis yang suka menulis dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya