5 Fakta Manulwaki Vogelkop, Burung dengan Tarian Menawan

Namanya masih asing di telinga, bukan?

Intinya Sih...

  • Manulwaki vogelkop merupakan subspesies burung cenderawasih yang punya perjalanan panjang sebelum diresmikan pada 2018.
  • Burung endemik Indonesia ini ditemukan di Semenanjung Doberai, Papua Barat.
  • Spesies ini memiliki ritual tarian unik untuk memikat betina dan mengalami penurunan populasi akibat kerusakan lingkungan dan perburuan liar.

Manulwaki vogelkop atau cenderawasih vogelkop (Lophorina niedda) merupakan spesies burung cenderawasih yang punya perjalanan panjang sebelum menjadi subspesiesnya sendiri. Mereka sebenarnya sudah ditemukan sejak 1930, tetapi baru diresmikan menjadi subspesies dari superb bird-of-paradise sekitar 2018 silam. Ada satu kerabat dekat manulwaki vogelkop yang sempat dimasukkan dalam spesies yang sama dengan mereka, yakni vogelkop loforina (Lophorina superba).

Ukuran manulwaki vogelkop terbilang cukup kecil. Panjang tubuh individu dewasanya sekitar 26 cm, bobot 104 gram, dan rentang sayap hingga 55 cm. Di balik penampilannya yang menawan, burung cenderawasih yang satu ini menyimpan sejumlah fakta menarik yang sayang untuk dilewatkan, lho. Penasaran, kan? Yuk, kenal lebih dalam dengan burung ahli menari yang satu ini!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

5 Fakta Manulwaki Vogelkop, Burung dengan Tarian Menawanilustrasi Semenanjung Doberai atau Semenanjung Kepala Burung di Papua Barat (commons.wikimedia.org/NASA)

Ternyata manulwaki vogelkop itu merupakan hewan endemik Indonesia, tepatnya Pulau Papua, lho. Nama mereka justru merepresentasikan tentang lokasi burung ini ditemukan. Kata vogelkop itu sebenarnya berarti 'kepala burung' dalam bahasa Belanda. Ini sangat sesuai dengan peta persebaran burung ini karena manulwaki vogelkop hanya ditemukan di Semenanjung Doberai, Papua Barat, yang juga disebut sebagai vogelkop.

Sementara untuk pilihan habitatnya, Animal Spot melansir kalau manulwaki vogelkop dapat ditemukan di kawasan hutan hujan tropis. Mereka sering bertengger di atas pohon yang masih berdiri ataupun batang pohon yang sudah roboh pada saat-saat tertentu. Menariknya, ternyata manulwaki vogelkop jantan tergolong sebagai hewan teritorial karena mereka akan menganggap area seluas 1,2 hektar sebagai wilayah kekuasaan dan akan menjaganya dari pejantan lain yang coba menyusup ke dalamnya.

Burung cantik ini tergolong sebagai omnivor. Makanan utamanya terdiri atas berbagai jenis buah-buahan, kacang-kacangan, serangga, katak, reptil, hingga burung kecil. Manulwaki vogelkop juga memiliki beberapa predator yang tak segan untuk memburu mereka. Beberapa jenis burung predator, semisal elang dan burung hantu, serta ular bisa saja jadi ancaman bagi burung yang satu ini.

2. Perbedaan ciri fisik antara jantan dengan betina

5 Fakta Manulwaki Vogelkop, Burung dengan Tarian Menawanpotret manulwaki vogelkop betina yang sedang makan (macaulaylibrary.org/Anonymous)

Kalau dari kebanyakan gambar yang kita lihat, manulwaki vogelkop tampil dengan bulu mayoritas berwarna hitam dengan keberadaan semacam jubah berwarna biru di dadanya. Ternyata tak semua manulwaki vogelkop memiliki bulu cantik seperti ini, lho. Mirip seperti kebanyakan burung cenderawasih lainnya, hanya para pejantan yang punya bulu memikat seperti ini. Sementara, betinanya punya penampilan yang berbeda.

Dilansir Animal Spot, warna bulu manulwaki betina cenderung lebih polos, yakni merah kecokelatan. Ada beberapa pola bergaris berwarna kecokelatan pada bagian bawah para betina. Menariknya, saat masih muda, baik manulwaki vogelkop jantan maupun betina sama-sama memiliki warna bulu ini. Barulah saat sudah dewasa, burung jantan akan berubah warna jadi perpaduan hitam pekat dan biru yang sangat menawan.

Oh iya, ada satu lagi fakta menarik soal warna bulu manulwaki vogelkop jantan. Mengutip National Geographic, warna hitam pada burung ini jadi salah satu yang paling pekat di dunia! Diketahui kalau bulu hitam manulwaki vogelkop menyerap hampir seratus persen cahaya yang menyinarinya, lho.

Baca Juga: 5 Fakta Yellow-tailed Black Cockatoo, Burung Endemik Australia

3. Tarian pemikat yang jadi daya tarik

5 Fakta Manulwaki Vogelkop, Burung dengan Tarian MenawanManulwaki vogelkop betina (kiri) punya warna bulu yang lebih polos daripada pejantannya. (inaturalist.org/Jean-Paul Boerekamps)

Tak hanya soal ciri fisik, perilaku manulwaki vogelkop bisa dibilang sangat unik. Saking uniknya, hal inilah yang jadi salah satu faktor mengapa mereka bisa dianggap sebagai spesies tersendiri dari burung cenderawasih, lho. Perilaku itu adalah tentang ritual tarian jantan saat hendak memikat betina pada musim kawin.

National Geographic melansir kalau mula-mula manulwaki vogelkop jantan akan membuka bulu "jubah" di dadanya hingga membentuk seperti tirai yang mirip dengan burung merak saat membuka ekornya. Pola garis pada bagian bawah dan dua titik pada bagian atas yang sama-sama berwarna biru seolah-olah menunjukkan wajah tersenyum saat jubah pejantan sudah seperuhnya terbuka. Proses ini memang sudah menarik, tapi hal yang lebih menakjubkan baru akan dimulai dari sini.

Manulwaki vogelkop jantan akan mulai menggerakkan kakinya ke kiri dan ke kanan secara cepat. Bahkan, gerakan ini kadang dilakukan hingga mengelilingi betinanya. Tentunya, si jantan akan memamerkan jubah cantiknya itu ke arah betina. Sambil melakukan gerakan itu, manulwaki vogelkop jantan akan mengeluarkan berbagai suara kicauan dengan nada-nada yang sangat enak untuk didengar manusia sekalipun. 

Menariknya, ternyata tarian yang dilakukan manulwaki vogelkop ini berbeda dengan saudaranya, yaitu vogelkop loforina. Pada tarian vogelkop loforina jantan, ia akan menekuk kakinya dan melompat-lompat, bukan bergerak ke arah samping. Lalu, suara kicauan yang dilakukan vogelkop loforina jauh lebih keras ketimbang vogelkop manulwaki.

Perbedaan inilah yang kemudian mendorong peneliti untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kedua spesies ini. Ternyata setelah dilakukan uji genetik yang dimulai pada 2016, dikonfirmasi kalau kedua jenis vogelkop ini benar-benar spesies yang berbeda. Akan tetapi, penetapan kedua spesies ini sebagai spesies vogelkop yang terpisah baru benar-benar diresmikan pada 2018 silam.

4. Sistem reproduksi

5 Fakta Manulwaki Vogelkop, Burung dengan Tarian MenawanMeski tariannya nampak indah, tak semua manulwaki vogelkop jantan bisa mendapatkan pasangan kawin. (macaulaylibrary.org/Anonymous)

Ritual tarian yang dilakukan manulwaki vogelkop jantan itu sebenarnya hanya pembuka dari musim kawin yang panjang bagi spesies ini. Menariknya, betina tak selalu langsung terpukau oleh tarian dari si jantan, lho. Dalam 1 musim kawin, seekor betina bisa saja menolak 15—20 pejantan yang mencoba merayunya. Karena itu, hanya ada satu jantan beruntung yang dapat kawin dengan betina pilihannya.

Karena jumlah manulwaki vogelkop jantan lebih banyak daripada betina, tak semua pejantan dapat kawin saat musim kawin tiba. Kesempatan bagi beberapa jantan untuk kawin pun makin kecil lagi mengingat burung ini tergolong sebagai hewan poligini. Artinya, seekor jantan (jika beruntung) dapat kawin dengan beberapa ekor betina sekaligus dalam satu musim kawin.

Pasangan yang berhasil terbentuk akan kawin dan bekerja sama untuk membuat sarang yang nyaman bagi telur-telurnya nanti. Dilansir Critter Science, dalam 1 musim kawin, manulwaki vogelkop betina dapat menghasilkan 3 butir telur. Baik jantan maupun betina sama-sama mengambil peran dalam mengerami sekaligus menjaga telur ini hingga menetas. 

Butuh waktu 16—22 hari sebelum telur manulwaki vogelkop menetas. Anak-anak burung yang baru menetas itu akan dirawat oleh kedua induknya hingga berusia 16—30 hari sebelum akhirnya dapat hidup mandiri dan meninggalkan sarangnya. Anakan betina hanya butuh waktu 2—3 tahun sebelum dapat bereproduksi, sedangkan jantan butuh waktu yang lebih panjang, yakni sekitar 4—7 tahun.

5. Status konservasi

5 Fakta Manulwaki Vogelkop, Burung dengan Tarian Menawanseekor burung vogelkop jantan yang sedang bertengger di atas pohon (commons.wikimedia.org/markaharper1)

Meski namanya masih terdengar asing, sebenarnya wujud dari manulwaki vogelkop lumayan populer. Status konservasinya masih menunjukkan berisiko rendah atau Least Concern berdasarkan catatan IUCN Red List. Hanya saja, tren penurunan populasi sedang terlihat pada spesies ini maupun saudaranya, vogelkop loforina.

Kerusakan lingkungan dan perburuan liar jadi penyebab penurunan ini. Bulu hitam dan biru dari vogelkop jantan begitu diminati dan dihargai cukup tinggi sehingga mengundang pemburu untuk mencari mereka. Jika dua kondisi ini terus terjadi tanpa adanya upaya penghentian dan konservasi, bisa saja dalam beberapa tahun mendatang kedua spesies vogelkop ini sama-sama berada dalam jurang kepunahan.

Spesies burung ini secara tak langsung memberi contoh pada kita tentang sulitnya mencari pasangan yang sesuai. Meski punya penampilan dan tarian yang memikat, itu tak jadi jaminan kalau manulwaki vogelkop jantan bisa memikat betina yang ada di sekitarnya. Ia masih perlu mencari lagi calon betina di sekitar hingga ada satu yang tertarik pada dirinya. Kalau ingin dijadikan pelajaran bagi kita sebagai manusia, usaha dan tekad kuat dalam mencari pasangan tentu jadi kunci supaya kita bisa menemukan pasangan yang sesuai dengan harapan kita. Kira-kira kamu setuju, gak?

Baca Juga: Berapa Lama Burung Bisa Terbang Tanpa Mendarat?

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis artikel dengan tema sains, alam, dan teknologi | Email: anjar.triananda85@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya