Benarkah Ular Anakonda Dapat Ditemukan di Indonesia?

Salah satu keluarga ular terbesar di dunia

Intinya Sih...

  • Anakonda merupakan salah satu ular terbesar di dunia dengan panjang rata-rata 3–9 meter dan berat hingga 250 kg.
  • Keluarga anakonda terbagi atas empat spesies yang berbeda, yaitu anakonda kuning, hijau, berbintik gelap, dan bolivia.
  • Mereka hidup di hutan hujan tropis dan mampu menahan napas di dalam air.

Ular anakonda (genus Eunectes) bisa dibilang merupakan salah satu ular paling populer di seluruh dunia. Mereka masuk dalam kategori ular boa pembelit (famili Boidae) dan jadi salah satu jenis ular terbesar di dunia. Rata-rata panjang anakonda sekitar 3–9 meter, tergantung pada spesiesnya. Bobot terbesar yang bisa diraih keluarga anakonda sekitar 250 kg yang artinya mereka merupakan ular paling berat di dunia.

Sekilas, penampilan anakonda terlihat mirip seperti ular piton atau sanca (famili Pythonidae). Pola di tubuh mereka cenderung mirip. Warna sisik terdiri atas perpaduan warna cerah dan gelap, ukurannya sama-sama besar, dan mereka berburu mangsa dengan cara melilit. Hal ini kemudian bisa saja membuat orang-orang kesulitan untuk mengidentifikasi keduanya, terutama kalangan awam.

Beberapa kali pernah viral di internet pembahasan tentang penemuan anakonda di Indonesia. Dengan gambar habitat hutan yang identik dengan alam Indonesia, narasi tersebut bisa saja membuat masyarakat kita percaya soal keberadaan anakonda di Indonesia. Namun, apakah itu benar? Untuk menjawab hal tersebut, yuk, simak beberapa poin menarik soal salah satu keluarga ular terbesar di dunia ini!

1. Ada berapa jenis anakonda?

Benarkah Ular Anakonda Dapat Ditemukan di Indonesia?ular anakonda kuning yang sedang berada di sekitar rerumputan (commons.wikimedia.org/Walter S. Prado)

Secara umum, keluarga ular anakonda terbagi atas empat spesies yang berbeda. Mereka anakonda kuning, anakonda hijau, anakonda berbintik gelap, dan anakonda bolivia. Seluruh spesies anakonda ini merupakan ahlinya berenang sehingga nama ilmiah mereka Eunectes. Nama tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'perenang andal'. Tentunya, masing-masing spesies ini memiliki perbedaannya masing-masing.

Anakonda kuning (Eunectes notaeus) terkenal dengan sisik dengan pola yang terlihat seperti tompel atau bercak berwarna hitam. Warna lain pada sisik ular ini ada kuning, keemasan, kuning kehijauan, sampai cokelat tua. Meski bukan spesies anakonda terbesar, ukuran anakonda kuning tak boleh dianggap remeh. Dilansir Animalia, panjang mereka bisa mencapai 3–4,5 meter dengan bobot 25–35 kg. Adapun, betina punya ukuran lebih besar dari jantannya.

Kemudian, ada anakonda hijau (Eunectes murinus) atau biasa disebut anakonda sejati, yang merupakan spesies anakonda terbesar di dunia. Sesuai dengan namanya, sisik mereka didominasi warna hijau zaitun dengan perpaduan warna hitam, kuning, dan jingga pada area sekitar kepala. Panjang rata-rata ular ini sebenarnya sekitar 3–6 meter dengan bobot 30–70 kg. Namun, beberapa individu bisa mencapai panjang 9 meter dan bobot 250 kg, dilansir National Geographic.

Anakonda berbintik gelap (Eunectes deschauenseei) bisa dibilang jadi spesies anakonda yang kurang populer. Sangat sedikit informasi tentang perilaku ular ini. Namun, secara penampilan, mereka mirip seperti anakonda hijau. Bedanya, pada bagian kepala anakonda berbintik gelap, terdapat garis vertikal yang membentang ke arah tubuhnya. Ukuran anakonda berbintik gelap terbilang cukup pendek sebab panjang mereka biasanya hanya sekitar 1,2–2,3 meter.

Terakhir, ada anakonda bolivia (Eunectes beniensis), spesies anakonda yang baru diidentifikasi secara resmi pada 2002 silam. Mereka jadi jenis anakonda dengan peta persebaran paling sempit, tetapi secara ukuran masih cukup besar. Penampilan mereka sekilas mirip seperti gabungan antara anakonda hijau dengan anakonda kuning sehingga spesies ini sempat dikira sebagai ular hasil hibrida dari kedua spesies anakonda tersebut. Dilansir Animalia, panjang anakonda bolivia mencapai 3–4,4 meter dengan bobot sekitar 35 kg.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Ular Kisik, Mengeluarkan Bau Busuk saat Disentuh

2. Habitat seluruh spesies anakonda cukup serupa

Benarkah Ular Anakonda Dapat Ditemukan di Indonesia?anakonda berbintik gelap yang berhasil ditangkap manusia (commons.wikimedia.org/Paola de La Quintana)

Keempat spesies anakonda di atas ternyata hidup pada satu habitat utama, yakni hutan hujan tropis. Secara khusus, keluarga ular yang satu ini akan mudah ditemukan di daerah aliran air. Sebab, anakonda memang terkenal akan kemampuan berenang sekaligus mampu menahan napasnya di dalam air selama beberapa menit.

Dilansir Live Science, selain hutan hujan tropis, anakonda juga dapat ditemukan di rawa ataupun perairan yang keruh. Menariknya, anakonda juga diketahui bisa hidup di kawasan sabana pada musim-musim tertentu. Pilihan habitat anakonda ini tentunya disesuaikan dengan cara mereka hidup.

Sebagai ular yang tak berbisa, elemen kejutan untuk berburu jadi sangat penting agar mereka bisa menangkap mangsa dengan mudah. Beruntungnya, keluarga ular ini sangat lihai dalam menerapkan strategi kejutan dari dalam air, layaknya seekor buaya. Pilihan makanan anakonda di alam liar sangat beragam tergantung dari ukuran mereka.

Untuk anakonda muda ataupun spesies yang berukuran sedang, pilihan makanan mereka bisa berupa ikan-ikan, burung kecil, pengerat, ayam hutan, hingga hewan berukuran kecil dan sedang lainnya. Sementara, untuk anakonda berukuran raksasa, pilihan makanannya jauh lebih luas lagi. Mamalia dan burung berukuran besar, kapibara, tapir, buaya kaiman, sampai jaguar sekalipun masuk dalam daftar buruan ular anakonda raksasa.

3. Jadi, apakah anakonda bisa ditemukan di Indonesia?

Benarkah Ular Anakonda Dapat Ditemukan di Indonesia?seekor anakonda bolivia di sekitar lubang yang menjadi sarangnya (commons.wikimedia.org/Phil Whitehouse)

Kita sudah tahu kalau ternyata keluarga anakonda terbagi atas empat spesies yang berbeda, tetapi hidup pada habitat yang serupa. Nah, membaca pilihan habitat di atas jelas mengingatkan kita pada bentang alam di Indonesia. Pasalnya, hutan hujan tropis, rawa-rawa, hingga sabana yang dikelilingi aliran air memang bisa ditemukan dengan mudah di negara kita. Dengan sederet pernyataan itu, apakah keempat spesies anakonda tersebut memang bisa ditemukan di alam liar Indonesia? Sayangnya, jawaban singkat untuk pertanyaan tersebut adalah tidak.

Meski ada banyak jenis boa yang bisa ditemukan di Indonesia, anakonda merupakan keluarga ular boa yang secara eksklusif hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan. Dilansir Britannica, anakonda hijau jadi spesies dengan peta persebaran paling luas karena meliputi seluruh bagian Hutan Hujan Amazon. Kemudian, ada anakonda kuning yang tersebar di Brazil, Bolivia, Argentina, Paraguay dan Uruguay.

Sementara, dua saudara anakonda lainnya tersebar pada daerah yang lebih sempit lagi. Anakonda berbintik gelap hanya ditemukan di bagian utara Brazil dan Guyana Prancis. Sementara, anakonda bolivia, sesuai dengan namanya, hanya bisa ditemukan di Bolivia.

Dari sini, sudah jelas kalau anakonda sejatinya merupakan reptil endemik dari Amerika Selatan. Dengan demikian, ular yang satu ini memang tidak dapat ditemukan secara alami di Indonesia sekalipun mereka masih berkerabat dengan ular-ular boa yang ditemukan di negara kita.

Kalaupun pada satu waktu ada orang yang mengeklaim menemukan anakonda di hutan-hutan Indonesia, ada beberapa kemungkinan di baliknya. Pertama, bisa saja orang yang mengeklaim menemukan anakonda itu sebenarnya salah melihat penampilan ular temuannya dengan ular sanca atau piton yang banyak tersebar di negara kita. Kedua, ada kemungkinan anakonda yang dipelihara manusia atau dirawat di kebun binatang tak sengaja lepas ke alam liar sehingga bisa ditemukan di hutan atau aliran air di Indonesia.

Baca Juga: 4 Spesies Ular Paling Beracun di Vietnam, Patut Diwaspadai!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis artikel dengan tema sains, alam, dan teknologi | Email: anjar.triananda85@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya