Bagaimana Dataran Es Bisa Terbentuk di Antarktika? Ini Jawabannya!

Ada beberapa fakta menarik lainnya dari benua es ini, lho

Berbeda dengan Arktik atau Kutub Utara yang masih dekat dengan daratan di sekitarnya, Antarktika atau Kutub Selatan merupakan salah satu tempat paling terisolasi di Bumi. Tempat tersebut jadi satu-satunya lokasi di mana manusia tak bisa membangun pemukiman secara permanen. Selain itu, es yang ada di Antarktika jadi yang paling besar di seluruh dunia.

Tentunya kita sudah tahu bahwa Antarktika itu diklasifikasikan sebagai sebuah benua. Secara total, Antarktika memiliki ukuran sekitar 13,66 juta km persegi, sehingga benua ini memiliki proporsi sekitar 20 persen dari keseluruhan dataran di belahan Bumi selatan. Artinya, ukuran Antartika hanya sedikit lebih kecil dari Amerika Selatan dan jauh lebih besar ketimbang Eropa, Australia, serta Oseania. 

Melihat begitu luasnya hamparan es di Antarktika, pastinya pertanyaan pertama yang muncul di benak kita adalah bagaimana proses terbentuknya benua tersebut. Ternyata ada sejumlah alasan dan proses yang sangat panjang dari pembentukan Antarktika. Kali ini, yuk, kita cari tahu soal terbentuknya es di Kutub Selatan Bumi dan beberapa fakta menarik lain dari tempat ini. Langsung gulir layar ke bawah, ya!

1. Dataran Antarktika terbentuk karena benturan lempeng

Bagaimana Dataran Es Bisa Terbentuk di Antarktika? Ini Jawabannya!penjelajahan kapal manusia di sekitar Antarktika (commons.wikimedia.org/Robert L. Dale)

Perlu diingat bahwa Bumi sebenarnya tidak pernah berhenti untuk terus bergerak sejak pertama kali terbentuk. Maka dari itu, aktivitas lempeng di planet kita ini sebenarnya sangat dinamis sehingga sangat wajar kalau dulunya dataran yang sekarang menjadi Antarktika dulunya merupakan satu kesatuan dengan dataran di benua lain yang jauh darinya. Salah satu superbenua bernama Gondwana jadi tempat awal di mana Antarktika terbentuk.

Dilansir Aurora Expedition, superbenua Gondwana yang terbentuk sekitar 500—600 juta tahun lalu itu merupakan sebuah dataran besar yang nantinya menjadi cikal bakal dari Afrika, India, Amerika, Madagaskar, Australia, dan Antarktika. Menariknya, bagian dataran yang diduga akan menjadi Antarktika nantinya itu berada di daerah ekuator dari superbenua Gondwana. Kemudian, sekitar 180 juta tahun yang lalu, Gondwana mulai terpecah secara perlahan.

Lempeng yang nantinya menjadi Afrika dan Amerika Selatan terpecah pertama. Kemudian, lempeng yang akan menjadi India dan Madagaskar mulai berpisah pada 40 juta tahun selanjutnya. Dan terakhir, sisa dari dataran superbenua Gondwana adalah Australia dan Antarktika yang bergerak ke arah selatan sekitar 55 juta tahun yang lalu.

Belum bisa dipastikan kapan Australia dengan Antarktika berpisah pada proses pergerakan dataran tersebut. Akan tetapi, penemuan terbaru mengungkap kalau proses pembekuan di Antarktika terjadi karena adanya dua jalur yang menghubungkan Antarktika dengan dua benua lain. Keduanya, yakni Selat Drake yang menghubungkan Cape Horn di Amerika Selatan dengan Kepulauan Shetland di Antarktika dan Tasman Gateway yang menghubungkan Australia dengan Antarktika.

Berdasarkan laporan Live Science, kedua jalur yang ada di dalam air itu membuka arus air dingin ke arah Antarktika. Berkat keduanya pula, air hangat sama sekali tidak bisa mencapai Antarktika sehingga proses pendinginan dataran itu dimulai dari bawah secara perlahan-lahan. Kondisi ini dikenal dengan Arus Sirkumpolar Antarktika yang berada di sekeliling benua tersebut. Arus ini sangat berperan dalam pembentukan iklim serta cuaca di sana hingga saat ini.

2. Dataran di Antarktika terbagi atas dua bagian yang berbeda

Bagaimana Dataran Es Bisa Terbentuk di Antarktika? Ini Jawabannya!Bagian barat dari Antarktika didominasi oleh pegunungan yang cukup tinggi. (commons.wikimedia.org/Michelle Maria)

Meski terlihat seperti dataran dengan bongkahan es raksasa dari ujung ke ujung, sebenarnya Antarktika memiliki topografi yang cukup berbeda. Perbedaan itu sangat terlihat pada bagian barat dan timur dari benua ini. Antarktika bagian timur memiliki porsi ukuran yang lebih besar dibandingkan Antarktika bagian barat.

Dilansir National Geographic, kedua bagian Antarktika ini dipisahkan oleh Pegunungan Transantarktik yang membentang sejauh 3.400 km. Bagian timur dari Antarktika merupakan batuan yang lebih tua dengan dataran rendah cenderung lebih rata. Selain datarannya yang rendah, lapisan es di sini juga cenderung tebal, yakni sekitar 2,2—4,9 km. Maka dari itu, sebenarnya hanya sedikit batuan yang terekspos pada bagian timur Antarktika.

Di sisi lain, bagian barat dari Antarktika didominasi oleh pegunungan, gletser serta pulau-pulau kecil. Meskipun ketebalan es di sini mirip seperti pada bagian timurnya, tetapi daratan yang lebih tinggi berkat barisan pegunungan di sekitarnya membuat batuan masih bisa ditemui dengan mudah. Di bagian barat ini pula terdapat begitu banyak gunung berapi yang masih aktif dan berbagai gunung yang tinggi, semisal Vinson Massif yang memiliki ketinggian 4.892 mdpl.

Baca Juga: 5 Hewan Unik yang Mampu Hidup di Suhu Ekstrem Antarktika

3. Titik dengan kandungan air tawar terbesar di Bumi

Bagaimana Dataran Es Bisa Terbentuk di Antarktika? Ini Jawabannya!Air tawar di Antarktika berbentuk es dan ada dalam jumlah yang sangat masif. (commons.wikimedia.org/Godot13)

Dengan ukurannya yang besar, maka wajar kalau Antarktika memiliki sejumlah rekor yang tak dimiliki tempat lain di dunia. Setidaknya, ada dua rekor besar dari benua es ini, pertama soal jumlah es dan kedua soal kandungan air. Antarktika jadi tempat 90 persen es yang ada di seluruh dunia.

Dilansir Britannica, luas 13,66 juta km dari Antarktika terlapisi oleh es dengan ketebalan rata-rata 1,8 km. Jumlah ini belum ditambah dengan es yang mengapung di sekitar perairannya yang bisa bertambah atau berkurang, tergantung dengan musim. Selain itu, di Antarktika inilah 80 persen dari seluruh air tawar yang ada di Bumi berada. Seperti yang terlihat dengan jelas, air tawar di Antarktika merupakan bongkahan es besar yang ada di sekitar benua ini. 

4. Daerah dengan keanekaragaman hayati laut yang besar

Bagaimana Dataran Es Bisa Terbentuk di Antarktika? Ini Jawabannya!sosok orca yang hidup di perairan Antarktika (commons.wikimedia.org/Robert L. Pitman)

Kalau berbicara keanekaragaman hayati di daratannya, Antarktika bisa dibilang sangat sepi. Hanya berbagai jenis lumut dan penguin yang mungkin bisa kita lihat di daratan. Akan tetapi, kondisi ini sangat berkebalikan jika melihat keanekaragaman hayati di lautan sekitar Antarktika. Faktanya, ada begitu banyak spesies hewan laut yang menjadikan perairan dingin ini sebagai rumah mereka.

Antarctic Glaciers melansir bahwa wilayah air sekitar Antarktika begitu kaya akan  phytoplankton dan krill (sejenis krustasea kecil mirip udang). Kedua makhluk itu jadi makanan utama bagi begitu banyak hewan laut, semisal berbagai jenis ikan dan paus berukuran raksasa. Kehadiran berbagai jenis ikan jelas menarik predator yang suka memakannya, semisal anjing laut totol dan berbagai jenis pinnipedia lain. Tak ketinggalan, predator yang jadi puncak rantai makanan di seluruh lautan, yakni orca, juga dapat ditemukan di perairan sekitar Antarktika. 

Fakta menarik lain dari Antarktika adalah statusnya yang sebenarnya merupakan gurun terbesar di dunia. Ya, meskipun didominasi oleh hamparan es, Antarktika diklasifikasikan sebagai gurun yang sama seperti Sahara ataupun Gobi. Adapun, alasan penyematan status ini adalah karena curah hujan yang sangat minim. Pasalnya, proses hujan sangat sulit terjadi di tempat ini karena air yang terperangkap menjadi es dan sinar Matahari yang tak cukup panas untuk terjadinya evaporasi air laut.

Baca Juga: 7 Misteri Besar di Antarktika, Air Terjun Darah hingga Lubang Raksasa!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis artikel dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya