TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Stephen Hawking, Ilmuwan yang Menaklukkan Tantangan Hidupnya

Dari penyakit ALS hingga radiasi Hawking

Stephen Hawking (commons.wikimedia.org/elhombredenegro)

Stephen Hawking adalah seorang fisikawan teoretis, kosmolog, dan penulis terkenal asal Inggris. Dia tidak hanya meninggalkan warisan besar dalam dunia sains, tetapi juga kisah hidup yang luar biasa inspiratif. Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford, Inggris, bertepatan dengan peringatan 300 tahun kematian Galileo.

Hawking menghadapi tantangan besar dalam hidupnya, termasuk diagnosis penyakit ALS yang melumpuhkannya secara progresif sejak usia 21 tahun. Meski demikian, kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan tekadnya yang kuat memungkinkannya untuk terus berkontribusi secara signifikan terhadap pemahaman kita tentang alam semesta. Berikut ini adalah lima fakta tentang Stephen Hawking yang harus kamu ketahui.

1. Memiliki tantangan berat di dunia akademis

Stephen Hawking (commons.wikimedia.org/Frankie Fouganthin)

Sejak kecil, Stephen Hawking menghadapi berbagai tantangan dalam dunia akademis. Meski kemudian dikenal sebagai salah satu ilmuwan paling brilian abad ini, masa kecilnya tidak menunjukkan tanda-tanda kecerdasan luar biasa yang dikenal banyak orang.

Di Byron House School, tempat ia mengawali pendidikannya, metode pengajaran yang dianggap progresif justru membuatnya kesulitan belajar membaca, sesuatu yang memengaruhi perkembangan akademisnya secara keseluruhan. Ketika pindah ke Sekolah St Albans, ia masih menghadapi kesulitan akademis dan bahkan menempati peringkat ketiga dari bawah di kelasnya selama tahun pertama.

Meski demikian, bakat Hawking mulai terlihat saat ia mendapat julukan "Einstein" dari teman-temannya karena kecerdasannya yang diakui. Kehidupan Hawking diperburuk oleh tekanan dari keluarganya, terutama dari ayahnya, yang menginginkan Hawking untuk mengejar karier di bidang kedokteran.

2. Didiagnosis penyakit di usia 21 tahun

Stephen Hawking (commons.wikimedia.org/Kosala Bandara)

Pada usia 21 tahun, kehidupan Stephen Hawking berubah drastis setelah ia didiagnosis dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS), suatu kondisi neurologis yang progresif dan melumpuhkan. Diagnosis ini datang saat Hawking sedang menjalani tahun pertama studi pascasarjana di University of Cambridge.

Sebelum didiagnosis, ia sudah mulai mengalami gejala-gejala seperti tersandung, jatuh, dan bicara cadel, namun tidak segera mencari pertolongan medis hingga kondisi kesehatannya memburuk. Dorongan dari ayahnya untuk menemui dokter akhirnya membawa Hawking pada diagnosis yang mengejutkan tersebut.

ALS yang diderita Hawking diperkirakan akan membuatnya hidup hanya dua setengah tahun lagi. Namun, alih-alih menyerah, Hawking justru menggunakan diagnosis ini sebagai pemicu untuk semakin fokus pada studinya. Penyakit ini mengubah pandangan hidupnya, membuatnya semakin terdorong untuk mengeksplorasi batas-batas ilmu pengetahuan.

3. Usulan tentang radiasi Hawking yang fenomenal

ilustrasi blackhole (commons.wikimedia.org/NOIRLab/AURA/NSF/P. Marenfeld)

Pada tahun 1974, Stephen Hawking mengusulkan teori yang kemudian dikenal sebagai radiasi Hawking, sebuah konsep yang mengubah cara pandang kita terhadap lubang hitam. Teori ini menyatakan bahwa lubang hitam bukanlah entitas yang sepenuhnya hitam, melainkan dapat memancarkan radiasi akibat efek kuantum di dekat cakrawala peristiwa.

Penemuan radiasi Hawking sangat kontroversial pada awalnya karena menantang pemahaman fisika yang berlaku saat itu. Namun, setelah berbagai penelitian dan diskusi ilmiah, teori ini diterima secara luas dan diakui sebagai salah satu terobosan besar dalam fisika teoretis.

Radiasi Hawking tidak hanya mengubah cara kita memahami lubang hitam, tetapi juga membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang kosmologi dan fisika kuantum. Penemuan ini membuktikan kejeniusan Hawking dan kontribusinya yang tak ternilai dalam menguak misteri alam semesta.

4. Menerima banyak penghargaan

Stephen Hawking (commons.wikimedia.org/Jim Campbell/Aero-News Network)

Sepanjang kariernya, Stephen Hawking menerima berbagai penghargaan dan penghormatan yang mencerminkan kontribusi besarnya terhadap dunia sains. Ia dianugerahi tiga belas gelar kehormatan, termasuk gelar CBE (Commander of the Order of the British Empire) pada tahun 1982 dan Companion of Honour pada tahun 1989.

Selain itu, ia juga menerima penghargaan tertinggi dari Presiden Amerika Serikat, yaitu Presidential Medal of Freedom pada tahun 2009. Hawking juga meraih sejumlah penghargaan ilmiah bergengsi seperti Hadiah Fisika Dasar pada tahun 2013, Medali Copley pada tahun 2006, dan Hadiah Wolf Foundation pada tahun 1988.

Verified Writer

Zaffy Febryan

Bingung mau nulis bio apaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya