TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Marcus Aurelius, Membantu Menjaga Kejayaan Kekaisaran Romawi

Dilatih menjadi pemimpin dari usia muda

Marcus Aurelius (commons.wikimedia.org/Bob3321)

Marcus Aurelius, salah satu kaisar Romawi paling terkenal, tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana tetapi juga sebagai seorang filsuf Stoik yang mendalam. Di balik sosoknya yang kuat sebagai kaisar, terdapat banyak kisah menarik yang jarang dibahas. Kehidupannya penuh dengan tantangan, mulai dari wabah mematikan hingga kesedihan pribadi.

Ulasan ini akan membahas lima fakta menarik tentang Marcus Aurelius yang mungkin belum banyak diketahui, namun sangat berpengaruh pada hidupnya dan masa pemerintahannya. Melalui lima fakta berikut, kita akan lebih mengenal sisi lain dari Marcus Aurelius, baik sebagai seorang pemimpin maupun seorang manusia yang harus menghadapi banyak cobaan hidup.

1. Selamat dari pandemi yang mematikan

Marcus Aurelius (commons.wikimedia.org/Aiwok)

Marcus Aurelius berhasil bertahan dari salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah Kekaisaran Romawi, yaitu Wabah Antoninus. Wabah yang diperkirakan merupakan varian cacar ini menyebar di seluruh wilayah kekaisaran pada masa pemerintahannya, sekitar tahun 165 hingga 180 M.

Dengan jumlah korban diperkirakan mencapai 5 hingga 10 juta orang, wabah ini menghancurkan banyak aspek masyarakat, termasuk militer, yang menyebabkan ketakutan luas dan kekacauan ekonomi. Meskipun ia sendiri jatuh sakit, Marcus Aurelius berhasil pulih dan melanjutkan pemerintahannya.

Pengalaman dari masa sulit ini sangat memengaruhi pandangan filosofisnya, yang tercermin dalam karyanya Meditations. Dalam karya tersebut, ia merenungkan tantangan hidup, penderitaan, dan kematian yang dihadapi saat pandemi ini. Filosofi Stoik yang dianutnya membantunya menjaga ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi krisis.

Baca Juga: 5 Fakta Fritz Haber, Ilmuwan Jenius dengan Warisan Kontroversial

2. Diadopsi ke dalam keluarga kekaisaran

Marcus Aurelius (commons.wikimedia.org/Merulana)

Pada usia 17 tahun, Marcus Aurelius diadopsi oleh Antoninus Pius, kaisar Romawi saat itu. Pengadopsian ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari rencana Kaisar Hadrian untuk memastikan transisi kekuasaan yang stabil di Kekaisaran Romawi. Hadrian menginstruksikan Antoninus Pius untuk mengadopsi Marcus Aurelius dan Lucius Verus.

Proses adopsi ini menandai awal perjalanan Marcus menjadi salah satu pemimpin terbesar Romawi. Di bawah bimbingan Antoninus Pius, Marcus Aurelius dididik dalam seni kepemimpinan, etika, dan kebijaksanaan, yang pada akhirnya mempersiapkannya untuk menjalani kehidupan sebagai kaisar yang adil dan bijaksana.

3. Kehilangan delapan anak

Marcus Aurelius (commons.wikimedia.org/José Luiz )

Meskipun sukses dalam karier politik dan militernya, Marcus Aurelius harus menghadapi banyak tragedi pribadi. Dari total 13 anak yang ia miliki bersama Faustina, hanya lima yang bertahan hingga dewasa. Kematian delapan anaknya menjadi sumber kesedihan mendalam yang ia harus tanggung di tengah tugasnya sebagai kaisar.

Kesedihan ini tak diragukan lagi memengaruhi tulisan dan pandangan filosofisnya, di mana ia sering kali berbicara tentang ketidakkekalan hidup. Dengan tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, Marcus Aurelius menunjukkan ketangguhan emosional yang luar biasa, tetap setia pada ajaran Stoik yang menekankan penerimaan terhadap takdir.

4. Memiliki nama panggilan Verissimus

Marcus Aurelius (commons.wikimedia.org/Zaqarbal)

Marcus Aurelius dikenal dengan nama panggilan "Verissimus," yang berarti "yang paling jujur" atau "paling benar." Julukan ini diberikan oleh Kaisar Hadrian, yang sangat menghormati kejujuran dan integritas Marcus sejak usia muda. Hadrian menyadari bahwa Marcus memiliki kualitas yang jarang ditemui, yaitu ketulusan dan dedikasi pada kebenaran.

Julukan ini juga merupakan permainan kata dari nama keluarganya, "Verus," yang dalam bahasa Latin berarti "sejati" atau "benar." Gelar ini mencerminkan reputasi Marcus sebagai pemimpin yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan kejujuran, yang kemudian tercermin dalam kebijakan dan keputusan selama masa pemerintahannya.

Verified Writer

Zaffy Febryan

Bingung mau nulis bio apaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya