TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

The Butcher of Plainfield, Kisah Pembunuhan Paling Aneh di Amerika

Menunjukan rasa cinta kepada ibu dengan cara yang salah 

Sosok Ed Gein (kiri) dan Norman Bates (kanan) (Sumber : 99wfmk)

Pada saat menonton film thrillerkita kerap melihat adegan di mana penjahat menguliti korbannya. Kemudian kulit tersebut akan ditempelkan pada berbagai benda sehari-hari, seperti buku, jaket, hingga kursi. Ternyata adegan tersebut bukanlah karangan semata, melainkan terinspirasi dari salah satu pembunuh terkenal bernama Ed Gein. Kisah tersebut dikenal dengan sebutan The butcher of Plainfield dan menjadi salah satu kisah pembunuhan paling aneh serta menjijikan di Amerika Serikat.

Baca Juga: 10 Film Horor tentang Badut Pembunuh, Gak Lagi Menggemaskan! 

1. Mengenal sosok Ed Gein

Edward Theodore Gein (sumber: Biography.com)

Edward Theodore Gein merupakan seorang pemuda yang lahir di La Crosse, Wisconsin pada 27 Agustus 1906. Ia merupakan anak ke-2 sekaligus menjadi anak kesayangan sang ibu, yaitu Augusta Wilhelmine Lehrke. Namun, rasa sayang yang diberikan oleh Augusta cenderung bersifat aneh dan berefek negatif bagi pertumbuhan Ed. Augusta mengajarkan Ed bahwa pikiran dan perbuatan manusia telah terinfeksi dosa serta seluruh manusia layak mendapatkan kutukan kekal di neraka. Hal tersebut membuat Ed berpikir bahwa dirinya merupakan sosok yang lemah dan mendambakan sosok perempuan kuat seperti ibunya.

2. Rasa cinta yang besar kepada ibu

Eg Gein (kiri) dan Augusta Gein (Kanan) (Sumber : thetealmango)

Pada saat megandung Ed, Augusta menginginkan anak perempuan. Namun, ternyata bayi yang dilahirkannya merupakan seorang laki-laki. Hal tersebut membuat Augusta ingin membesarkan Ed sebagai sosok laki-laki yang 'tidak biasa'. Ia pun mulai bersikap protektif terhadap Ed, hingga menanamkan bahwa seluruh wanita di dunia merupakan sosok yang kotor kecuali ibunya. Tak lupa, Augusta menanamkan bahwa sahabat terbaik seorang anak laki-laki adalah ibunya, sehingga Ed tumbuh menjadi sosok yang pemalu, bergantung kepada ibunya, dan menuruti seluruh perintah ibu sebagai cara untuk menunjukan rasa cintanya. 

3. Sang ibu meninggal

Makam Augusta Gein (Sumber : Robert/findagrave)

Pada tanggal 29 Desember 1945, dalam usia 67 tahun, Augusta akhirnya meninggal akibat stroke. Ed yang pada saat itu berusia 39 tahun tidak mampu menahan rasa sedihnya mulai mengubah rumahnya menjadi museum kematian. 18 bulan setelah Augusta meninggal, Ed semakin tidak mampu mengendalikan dirinya, sehingga ia pun menggali makam Augusta untuk mengambil tengkoraknya. Ed pun mulai menjadi sosok pengintai makam di Plainfield untuk mencari berita tentang meninggalnya perempuan seusia ibunya untuk mencuri beberapa bagian tubuh. Menurut beberapa tetangga, Ed tampak membuat sebuah 'baju' yang terbuat dari kulit manusia untuk mengubah dirinya menjadi sang ibu. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Dokumenter Pembunuh Berantai Tayang di Netflix

4. Awal terungkapnya kejahatan

Penangkapan Ed Gein yang diberitakan oleh Oshkosh Daily Northwestern (sumber: newspapers)

Pada tahun 1951, Ed menggali makam Eleanor Adams yang berusia 51 tahun pada hari yang sama saat dia dimakamkan. Namun, bukti yang terdapat di lokasi hanyalah sebuah jaket yang tidak diketahui pemiliknya. Kemudian, pada tahun 1953, Ed menculik seorang gadis berusia 15 tahun bernama Evelyn Hartley dan meninggalkan jejak-jejak kekerasan di sekitar lokasi. Kemudian, Ed bertemu dengan sosok Mary Hogan yang mirip dengan sosok ibunya. Ed pun memiliki ketertarikan terhadap Marry dan pada tahun 1954 membunuh, memperkosa, dan menyimpan kepala Marry di dalam penyimpanan beras. Polisi pun berusaha menghubungkan dan mencari pelaku dari ketiga kasus tersebut. 

Hingga pada tahun 15 November 1957, Ed mampir ke toko perangkat keras Worden di jalan utama Plainfield dan menanyakan tentang biaya antibeku kepada Bernice Worden dan putranya. Namun, pada keesokan harinya, toko tersebut tidak dibuka sehingga putra dari Bernice Worden yang merupakan wakil sherrif mengunjungi rumah Ed untuk menanyakan apakah Ed melihat ayahnya, tetapi tidak ada orang di rumah tersebut. Kemudian wakil sherrif tersebut berusaha untuk mengunjungi Ed kembali dan menemukan Bernice Worden yang terbelah dan pakai pakaian lapangan.

5. Karya seni yang unik

Ikat pinggang yang terbuat dari puting susu manusia (sumber: elitereaders)

Ed kerap mengatakan bahwa Ia ingin mengecilkan kepala dan hal tersebut dianggap sebagai lelucon oleh penduduk sekitar hingga mereka menemukan berbagai benda aneh yang terbuat dari kulit manusia di rumah Ed. Beberapa 'karya seni' yang ditemukan di rumah Ed adalah:

  • Tulang manusia, baik berupa utuh atau terpotong
  • Tengkorak manusia yang ditancapkan di tiang ranjang
  • Mangkuk dan peralatan dapur yang terbuat dari tulang manusia
  • Kursi berlapis kulit manusia
  • Keranjang sampah yang terbuat dari kulit
  • Legging yang terbuat dari kulit kaki manusia
  • Topeng yang terbuat dari kulit wajah
  • Ikat pinggang yang terbuat dari puting susu
  • Sepasang bibir yang digunakan sebagai tali pengikat jendela
  • Korset yang terbuat dari kulit wanita
  • Kap lampu yang terbuat dari wajah manusia.
  • Sarung tangan dari kulit manusia

6. Pengidap gangguan mental

Edward Gein saat dirawat di rumah sakit jiwa sebelum akhirnya meninggal pada 1984 (sumber: reddit)

Psikolog yang mewawancari Ed menilai Ed sebagai sosok 'psikopat seksual' dan penderita skizofrenia. Selain itu, Ed juga digambarkan memiliki keterikatan yang besar dan tidak normal terhadap ibunya. Oleh karena itu, pada Januari 1958, Ed dirawat di Rumah Sakit Negara Bagian Wisconsin untuk kriminal dengan ganggunan jiwa. Pada tahun 1968, Ed dinyatakan layak untuk diadili atas pembunuhan Bernice Worden. Namun, Ed dinyatakan tidak bersalah karena mengalami gangguan mental. 

Pada tahun 1974, Ed mengajukan sebuah petisi agar dirinya dibebaskan dari rumah sakit dengan alasan bahwa ia sudah mampu secara mental. Namun, petisi tersebut ditolak sebanyak 2 kali hingga pada tahun 1978 dia meninggal pada usia ke-78. Penyebab meninggalnya Ed karena ia menderita demensia, kanker, dan kegagalan pernafasan. Ed pun dimakamkan di pemakaman Plainfield bersama ibu dan kakaknya. 

Writer

Yuliani Wong

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya