TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gurun Sahara Mendadak Menghijau, Dampak dari Perubahan Iklim

Terjadi hujan yang tak terduga

Gurun Sahara (pixabay.com/Wolfgang_Hasselmann)

Intinya Sih...

  • Hujan deras di Gurun Sahara menyebabkan tumbuhnya tanaman hijau, menarik perhatian ilmuwan.
  • Peningkatan curah hujan disebabkan oleh pergeseran zona ITCZ dan faktor El Niño ke La Niña.
  • Perubahan iklim global juga berperan dalam pergeseran zona ITCZ ke utara, sesuai dengan prediksi model iklim.

Gurun Sahara, yang dikenal sebagai salah satu tempat paling gersang di dunia, baru-baru ini mengalami perubahan yang mengejutkan. Setelah hujan deras yang tak biasa, beberapa bagian Sahara mulai ditumbuhi tanaman hijau.

Fenomena ini mengundang perhatian ilmuwan karena menyiratkan dampak dari perubahan iklim global yang semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya menumbuhkan kehidupan di tengah gurun, hujan ini juga menyebabkan banjir besar di beberapa daerah.

Bagaimana hujan bisa mencapai Sahara?

Biasanya, curah hujan di utara khatulistiwa Afrika meningkat pada bulan Juli hingga September, seiring dengan dimulainya Muson Afrika Barat. Angin muson membawa udara lembap tropis dari dekat khatulistiwa dan bertemu dengan udara panas dan kering dari bagian utara benua, menciptakan cuaca badai.

Zona Konvergensi Antar Tropis (Intertropical Convergence Zone/ITCZ) adalah pusat dari cuaca badai ini. 

Dilansir Live Science, sejak pertengahan Juli tahun ini, zona ITCZ bergerak lebih jauh ke utara dari yang seharusnya. Hal ini menyebabkan badai yang biasanya tidak terjadi, mengarah ke Gurun Sahara bagian selatan, termasuk Republik Niger, Chad, Sudan, bahkan mencapai Libya.

Data dari Pusat Prediksi Iklim National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan bahwa beberapa wilayah gurun ini mengalami curah hujan yang dua kali hingga enam kali lebih tinggi dari biasanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya