TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Fakta Stud Tail pada Kucing, Bikin Ekor Berminyak dan Kotor

Berpotensi memicu terjadinya infeksi sekunder

ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Kristina Yadykina)

Kucing adalah hewan yang punya kebiasaan rajin membersihkan diri atau disebut dengan grooming. Proses ini dapat menjangkau hampir seluruh tubuh. Oleh sebab itu, tidak heran bila kucing yang sehat akan selalu tampak bersih, meski jarang sekali dimandikan. Namun, terkadang meski tubuhnya baik-baik saja, bagian ekor justru kotor. Ketika kamu mencoba untuk membersihkannya, ternyata sulit karena sangat berminyak. Kira-kira kenapa, ya?

Nah, bila menemui keadaan yang demikian, besar kemungkinan kucingmu mengalami stud tail. VCA Animal Hospitals melansir, stud tail atau tail gland hyperplasia adalah kondisi di mana kelenjar-kelenjar minyak yang terletak di bagian pangkal ekor mengalami pembesaran. Ketika ekor terlalu berminyak, maka kotoran akan lebih mudah menempel dan membuat ekor menjadi kusut. Kalau sudah begini, penampilan kucing tentu akan terganggu. Supaya kamu semakin paham, simak beberapa fakta tentang stud tail berikut ini, ya!

1. Stud tail adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon

ilustrasi hewan kucing (pexels.com/Jonathan Cooper)

Ketika kucing mengalami stud tail, ekornya akan berminyak dan membuat rambut di sekitarnya saling menempel. Ditambah dengan paparan debu dan kotoran, rambut menjadi semakin kusut dan mengganggu penampilan. Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga menyebabkan area ekor rentan terhadap peradangan dan infeksi sekunder seperti oleh bakteri atau jamur. Sebenarnya, apa sih penyebab stud tail?

International Cat Care menjelaskan, stud tail sering kali diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon seks, di mana testosteron diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak. Testosteron ini berperan memicu produksi minyak atau sebum, terutama di bagian pangkal ekor. Oleh sebab itu, keadaan ini lebih sering dijumpai pada kucing jantan yang belum steril dibandingkan dengan kucing jantan steril atau kucing betina.

Baca Juga: 5 Fakta Kucing Sphynx yang Unik dan Menarik, Tidak Memiliki Bulu!

2. Penanganan yang tepat bantu atasi masalah stud tail

ilustrasi seekor kucing yang sedang dimandikan (pexels.com/Karin Chantanaprayura)

VCA Animal Hospitals menyatakan bahwa stud tail dapat memengaruhi kucing sesuai dengan derajat keparahan kondisi tersebut. Pada kasus ringan yang hanya terdapat sedikit kebotakan, kucing sebenarnya tidak akan merasakan sakit. Namun, tentu hal ini dapat membuat penampilan kucing menjadi kurang baik dan membuat cat owner sedikit gemas. Untung saja, penggunaan sampo khusus bisa dijadikan solusi.

Jika stud tail diperparah dengan adanya infeksi, maka kucing perlu diberikan antibiotik dan obat-obatan lain yang tepat. Sayangnya, bila keadaan tersebut tidak kunjung membaik, maka tidak menutup kemungkinan tindakan amputasi ekor akan menjadi pilihan yang dapat membantu menyelesaikan masalah.

Verified Writer

Ratna Kurnia Ramadhani

Sometimes a Vet, sometimes a writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya