TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan Purba yang Tidak pernah Berevolusi sejak Zaman Dulu 

Hewan-hewan ini dikenal sebagai fosil hidup

Hiu berjumbai (commons.wikimedia.org/saname777)

Sebelum manusia tinggal di bumi, hewan adalah makhluk hidup yang mendiami bumi. Hewan-hewan tersebut mengalami evolusi dari masa ke masa akibat perubahan alam yang ekstrem di masa lalu. Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut sudah meninggalkan wujud nenek moyang mereka.

Namun, ternyata ada hewan-hewan yang tidak pernah berevolusi meski spesies mereka sudah tinggal di bumi sejak jutaan tahun lalu. Hewan-hewan ini kerap disebut ‘fosil hidup’ karena sempat dikabarkan punah tapi ditemukan hidup di era modern. Apa saja hewan-hewan tersebut? Inilah 5 hewan purba yang tidak pernah berevolusi sejak zaman dulu!

1. Laba-laba Pelikan

Laba-laba pelikan (commons.wikimedia.org/Hannah Wood)

Dilansir Nickybay, laba-laba pelikan adalah laba-laba yang gemar memangsa laba-laba lain. Laba-laba ini tidak memangsa dengan jaring, tapi memanfaatkan karapaks dan chalicerae yang dimodifikasi untuk mencengkeram laba-laba dari jarak jauh, mirip seperti menggunakan tombak panjang. Sebagai hewan purba, laba-laba pelikan tidak terlihat seperti laba-laba pada umumnya. Mereka punya karapaks yang panjang dan berbentuk seperti tabung yang sedikit menggembung di bagian puncaknya. Laba-laba ini memiliki bagian mulut yang tampak seperti burung pelikan.

Mengutip Science Alert, fosil laba-laba pelikan ditemukan pada tahun 1854. Fosilnya diperkirakan berasal dari Zaman Eosen, 50 juta tahun yang lalu. Para naturalis menganggap laba-laba purba ini sudah punah, tapi pada tahun 1881 laba-laba pelikan yang masih hidup ditemukan di Madagaskar.

2. Tuatara

Tuatara (commons.wikimedia.org/Judi Lapsley Miller)

Mengutip Auckland Zoo, tuatara atau Sphenodon puntatus adalah spesies reptil berukuran sedang yang hanya ditemukan di Selandia Baru. Meskipun mereka tampak seperti kadal, tuatara termasuk dalam ordo reptil tersendiri. Perbedaan utama tuatara dengan kebanyakan kadal adalah tidak adanya lubang telinga eksternal. Namun, mereka punya mata ketiga di bagian atas kepala yang tertutup sisik dan pigmen seperti kadal.

Fosil tuatara tertua ditemukan di bebatuan berumur 180 juta tahun. Bukti fosil tersebut menunjukkan bahwa tuatara adalah satu-satunya reptil dari ordo Rhynchocephalia yang selamat. Anggota ordo Rhynchocephalia lainnya telah punah sekitar 60 juta tahun tahun yang lalu.

3. Coelacanth

Coelacanth (commons.wikimedia.org/Alberto Fernandez Fernandez)

Mengutip VIMS, coelacanth atau Latimeria chalumnae adalah ikan purba nokturnal yang suka memakan ikan. Pada siang hari ikan purba ini tinggal di gua-gua laut untuk menghindari predator dan menyimpan energi guna mencari makan di malam hari. Coelacanth hidup di kedalaman laut sekitar 180—200 meter dan salinitas 35 ppt.

Fosil coelacanth memperkirakan ikan purba ini hidup di periode Trias, 240 juta tahun yang lalu. Coelacanth sempat diperkirakan punah pada Zaman Kapur, hingga seorang nelayan di Afrika Selatan menangkap coelacanth hidup-hidup pada tahun 1983. Coelacanth itu akhirnya diawetkan oleh Dr. Marjorie Courtenay Latimer, seorang naturalis lokal, guru, dan kurator Museum Sejarah Alam London Timur.

4. Hiu Berjumbai

Hiu berjumbai (commons.wikimedia.org/Franz Theodor Doflein)

Mengutip Oceana, hiu berjumbai atau Chlamydoselachus anguineus adalah hiu yang tinggal di perairan dalam dan gelap jauh di bawah permukaan laut. Hiu berjumbai adalah predator yang dapat menelan utuh mangsanya yang berukuran cukup besar. Hiu berjumbai sangat jarang ditemui di alam liar sehingga sedikit yang diketahui tentang ekologi mereka.

Melansir National Geographic edisi 1000 FAKTA TENTANG DINOSAURUS, hiu berjumbai dianggap sebagai keturunan hiu bertampang serupa yang hidup pada Zaman Kapur. Hiu purba ini diperkirakan sudah hidup di bumi sejak 80 juta tahun yang lalu. Hiu berjumbai dijuluki sebagai ‘fosil hidup’ karena tampangnya tidak berubah sejak jutaan tahun lalu.

Writer

Rakeen Ekaruz P. M

Pencinta kopi yang nggak pernah asam lambung

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya