TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Fenomena Astronomi di Akhir September 2024, Ada Bulan Mini!

Bumi akan mendapat "bulan kedua" pada 29 September

ilustrasi Bulan (pixabay.com/scartmyart)

Setelah menyuguhkan gerhana bulan sebagian pada pekan lalu, langit akan kembali menampilkan beberapa fenomena astronomi yang menakjubkan di akhir September 2024. Bertabur bintang dan planet, fenomena astronomi yang akan hadir pada akhir September ini bisa diamati dengan mata telanjang, lho. Kabarnya, selain bintang dan planet, akan muncul sebuah objek yang disebut-sebut sebagai "bulan mini" atau "bulan kedua".

Yap, baru-baru ini santer kabar soal Bumi yang bakal memiliki dua Bulan mulai akhir September 2024. Penggunaan istilah "bulan mini" atau "bulan kedua" pun mulai nyaring terdengar di kalangan publik. Lalu, seperti apakah kebenarannya? Yuk, simak beberapa fenomena astronomi yang akan muncul pada akhir September 2024 berikut ini!

1. Perihelion komet C/2023 A3

ilustrasi komet (pixabay.com/TBIT)

Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) pertama kali terlihat pada Januari 2023 oleh Observatorium Gunung Ungu di Tiongkok. Kemudian, pada Februari 2023, objek serupa terdeteksi oleh ATLAS (the Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System) yang dioperasikan di Observatorium Sutherland, Afrika Selatan. Setelah dilakukan pengamatan lanjutan, barulah objek tersebut ditetapkan sebagai komet karena memiliki ekor pendek.

Lalu, mengapa komet C/2023 A3 begitu spesial? Mengutip dari BBC Sky at Night Magazine, menurut perhitungan, komet tersebut akan mencapai perihelion (titik terdekat dengan Matahari) pada 28 September 2024. Hal ini memungkinkan ia begitu dekat dengan Matahari dan Bumi.

Berdasarkan perhitungan tersebut, ada kemungkinan komet C/2023 A3 bisa dilihat dengan mata telanjang. Meskipun diperkirakan mencapai perihelion pada 28 September 2024, waktu terbaik untuk mengamati komet tersebut yakni pada sekitar tanggal 10 Oktober 2024. Pada saat itu warnanya akan sedikit memudar, tapi cahayanya diperkirakan masih di magnitudo 0,8 (terang).

Baca Juga: 6 Fenomena Langit September 2024, Ada Gerhana Bulan

2. Konjungsi Bulan dan Regulus

ilustrasi konjungsi Bulan dan Regulus di konstelasi Leo. (stellarium-web.org)

Bulan adalah satelit alami Bumi yang biasanya kita lihat di malam hari. Sementara, Regulus merupakan bintang paling terang di konstelasi Leo. Dalam astrologi, Leo dikenal sebagai zodiak dengan visual singa yang sangat populer.

Dilansir Earth Sky, Bulan dan Regulus bakal saling berpapasan di langit pada 29 September 2024. Fenomena astronomi tersebut dikenal sebagai konjungsi, yakni pertemuan semu dua atau lebih objek di langit. Artinya, ketika diamati dari Bumi, Bulan dan Regulus akan tampak saling berpapasan atau bertemu di cakrawala.

Untuk menemukan fenomena tersebut, kamu bisa memulainya dengan mencari Bulan atau konstelasi Leo di langit. Mengutip dari When the Curves Line Up, keduanya akan terlihat sebelum Matahari terbit. Carilah keduanya sekitar 75 menit sebelum fajar menyingsing.

3. Asteroid 2024 PT5 atau "bulan mini" akan mengorbit Bumi

ilustrasi Bulan (pixabay.com/adriannesquick)

Belakangan ini, heboh kabar yang menyebut bahwa Bumi akan memiliki bulan kedua pada 29 September 2024. Bulan kedua tersebut kini populer dengan istilah "bulan mini". Mengutip dari Space, bulan mini itu akan mengorbit Bumi selama 53 hari.

Usut punya usut, ternyata bulan mini yang dimaksud adalah sebuah asteroid yang bernama 2024 PT5. Ia adalah sebuah objek yang berasal dari sabuk asteroid Arjuna. Menurut penjelasan dari Observatorium Bosscha, ukuran asteroid tersebut kurang lebih 11 meter atau setara dengan dua ekor jerapah.

Karena ukurannya yang kecil dan jaraknya yang mencapai 3,44 juta kilometer (sangat jauh) dari Bumi, asteroid tersebut tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Untuk menemukannya, kamu membutuhkan teleskop yang diameternya minimal 30 inci. Selain itu, Observatorium Bosscha menjelaskan bahwa kehadiran bulan mini tersebut tidak akan membawa dampak apapun bagi Bumi.

Pada umumnya, fenomena-fenomena astronomi yang kerap terjadi, seperti perihelion, konjungsi, dan hujan meteor, bisa diamati dengan mata telanjang. Namun, untuk fenomena seperti komet atau asteroid yang melintas di orbit Bumi, harus diamati dengan teleskop atau teropong bintang. Selama tidak membahayakan Bumi, fenomena tersebut sangat menarik untuk diamati, bukan?

Baca Juga: Fakta Asteroid 2024 PT5, Bulan Mini yang Muncul pada 29 September 2024

Verified Writer

Mutiara Ananda

From the sea who love everything in the sky.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya