Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Yellow-throated marten merupakan spesies marten yang berasal dari Asia. Mereka berada dalam famili Mustelidae dan memiliki nama ilmiah Martes flavigula. Panjang tubuhnya kisaran 50--71 sentimeter dengan berat 1,6--5,7 kilogram. Mereka adalah marten terbesar dunia lama yang warnanya cerah. Perpaduan warna bulunya adalah hitam, putih, kuning emas dan cokelat.
Yellow-throated marten punya leher panjang dan kepala yang menonjol. Telinganya besar dan lebar tapi pendek. Mereka dikenal sebagai pemburu yang sangat pemberani sekaligus pengganggu yang menyebalkan. Penasaran bagaimana mereka mengganggu hewan lainnya? Berikut penjelasannya!
1. Wilayah penyebaran yellow-throated marten
Yellow-throated marten (commons.m.wikimedia.org/Rushneb) Penyebaran yellow-throated marten berada di Afghanistan, Pakistan, Himalaya di India, Nepal dan Bhutan. Mereka juga menjangkau Semenanjung Korea, bagian selatan China, Taiwan dan bagain timur Rusia. Di selatan, penyebarannya mencapai Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Laos, Kamboja dan Vietnam.
Animalia menginformasikan bahwa yellow-throated marten menghuni hutan konifera dan hutan berdaun lebar, hutan pegunungan, hutan tropis kering dan lembab. Mereka juga bisa kamu temui di semak belukar, rawa dataran rendah dan pegunungan tanpa pohon.
2. Hidup dalam kelompok kecil
Yellow-throated marten (commons.m.wikimedia.org/邱文強) Berdasarkan informasi dari Animal Diversity, yellow-throated marten cenderung lebih aktif saat siang hari. Tapi, mereka juga telah diamati aktif di malam hari. Berbeda dengan mustelid lainnya, mereka tidak menyendiri dan hidup berpasangan atau kelompok yang terdiri dari 3 individu. Mereka bahkan berburu bersama agar meningkatkan potensi kesuksesan perburuannya.
3. Menjelajah 10--20 kilometer dalam sehari
Yellow-throated marten (commons.m.wikimedia.org/DIbyendu Ash) Sumber yang sama menjelaskan bahwa yellow-throated marten biasanya menjelajah di tanah, mereka bisa bepergian sejauh 10--20 kilometer dalam sehari di bagian utara wilayah jelajahnya. Akan tetapi, di area lain, jarak tempuhnya mungkin lebih dekat. Di Thailand, yellow-throated marten diketahui menjelajah satu kilometer per hari. Oh iya, mereka juga menjelajah dari satu pohon ke pohon lainnya dengan melompat sejauh 8--9 meter.
4. Memakan mangsa yang lebih besar dari dirinya
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Yellow-throated marten (commons.m.wikimedia.org/Thai National Park) Sebagai omnivora, menu makan yellow-throated marten sangat beragam. Sumber makanannya adalah buah-buahan, nektar hingga rusa kecil. Mereka juga memangsa tikus, terwelu, ular, kadal dan burung beserta telurnya. Yellow-throated marten tidak segan memburu unggas dan hewan berkuku kecil seperti musk deer, wapiti, spotted dear, roe deer dan goral. Terkadang, mereka memangsa babi hutan dan anak panda.
5. Pengganggu yang tidak kenal ampun
Yellow-throated marten (inaturalist.org/premchand) Peringatan khusus datang dari laman Roundglass Sustain bahwa kamu tidak bisa terkecoh oleh wajah menggemaskan dari yellow-throated marten. Mereka adalah pemburu menakutkan yang tidak memiliki predator alami, bahkan kucing besar seperti harimau dan macan tutul masih harus menjaga jarak darinya. Elang besar yang nampak dominan juga tidak luput dari gangguannya!
Sepasang yellow-throated marten pernah terlihat memanjat puncak pohon ek dan nampak seperti sedang bersenang-senang ketika menakut-nakuti keluarga elang stepa yang bertengger di sana. Setiap elang mencoba melawan, yellow-throated marten akan menggeram dan membentaknya dari kanopi. Tebak, siapa yang akhirnya menyerah? Itu adalah elang yang akhirnya mencari tempat bertengger yang baru.
6. Bagaimana caranya berkomunikasinya?
Yellow-throated marten (commons.m.wikimedia.org/邱文強) Tidak banyak informasi mengenai cara berkomunikasi yellow-throated marten. Tapi, mereka berada dalam kelompok yang terdiri dari 2--3 individu, menjelajah dan mencari makan bersama. Tentu saja, mereka membutuhkan cara untuk saling terhubung dan mengirimkan sinyal satu sama lain. Belum lagi, jantan biasanya bersaing untuk mendapatkan pasangan kawin, mereka memanfaatkan penandaan aroma.