TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Unik Elang-ular Bido, Predator Puncak yang Setia!

Elang-ular bido bisa kamu temui di Kalimantan dan Sumatra

Elang-ular bido (commons.m.wikimedia.org/Mildeep)

Elang-ular bido atau crested serpent eagle merupakan salah satu burung pemangsa yang bisa kamu temui di Indonesia. Mereka berada dalam famili Accipitridae dan memiliki nama ilmiah Spilornis cheela. Panjang tubuhnya mencapai 55--56 sentimeter, beratnya 420--1.800 gram dan lebar kepakan sayapnya kisaran 1--1,6 meter. Agar bisa mengenalinya lebih baik, ingatlah bahwa warna tubuhnya cokelat kuat.

Sayapnya membulat dan pendek. Mereka punya nuchal crest pendek berwarna hitam dan putih, nampak seperti kipas sehingga membuatnya terlihat memiliki leher tebal. Sementara itu, bagian bawahnya berbintik putih dan cokelat kekuningan. Berikut beberapa informasi unik tentang mereka.

1. Wilayah penyebaran elang-ular bido

Elang-ular bido (commons.m.wikimedia.org/PJeganathan)

Di India, penyebaran elang-ular bido menjangkau bagian bawah Pegunungan Himalaya hingga Sri Lanka dan Andaman. Lebih jauh ke timur, mereka berada di Tibet Tenggara dan China Tenggara di selatan Lembah Changiang. Di luar dataran Asia, kamu bisa menemukannya di Kepulauan Sunda Besar (termasuk Kalimantan dan Sumatra), Bali dan Filipina. Keberadannya biasa terlihat di ketinggian 1.900 meter.

Animal Diversity menginformasikan bahwa elang-ular bido hidup di berbagai habitat. Tapi lebih menyukai tepi hutan yang menyediakan tempat beburu dan terbang. Mereka juga menghuni hutan kering hingga basah, perkebunan teh, sabana berhutan dan hutan bakau. Karena bisa menoleransi banyak gangguan, elang-ular bido juga berada di hutan sekunder.

2. Makanan kesukaannya adalah ular pohon

Elang-ular bido (commons.m.wikimedia.org/Shino Jacob Koottanad)

Berdasarkan informasi dari The Peregrine Fund, seperti namanya, makanan utama elang-ular bido adalah ular. Mereka nampaknya sangat suka makan ular pohon. Selain itu, burung pemangsa ini tidak masalah memburu kadal, katak, mamalia, belut, burung kecil, rayap dan bahkan cacing besar.

Elang-ular bido adalah pemburu yang sabar, mereka rela menunggu mangsanya dengan bertengger hingga melihat target melintas di depannya. Saat waktunya tiba, elang ini akan menangkapnya dari tanah atau di antara tumbuhan.

3. Lebih aktif di siang hari dan tidak bermigrasi

Elang-ular bido (commons.m.wikimedia.org/Rushen)

Sebagai burung yang aktif di siang hari, elang-ular bido terbang berpasangan di atas wilayah jelajahnya. Saat tidak sedang berburu, burung ini menghabiskan banyak waktu bertengger di tepi hutan untuk mengawasi wilayahnya. Populasi di Jepang selalu ditemukan sangat dekat dengan tepian hutan atau di tanah rawa yang basah. Oh iya, elang-ular bido tidak bermigrasi, ya.

4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Elang-ular bido (commons.m.wikimedia.org/Senthi Aathavan Senthilverl)

Spesies burung pemangsa ini berkomunikasi melalui vokalisasi dan pertunjukan udara. Mereka punya ritual pendekatan saat musim kawin yang rumit. Melibatkan beberapa kali peluncuran dan melayang di udara dengan bulu kepala serta ekor yang terangkat. Terdapat beberapa variasi panggilan tergantung dari wilayahnya.

Akan tetapi, umumnya mereka mengeluarkan suara seperti 'kluee-wip-wip' dengan tiga nada melengking. Ketika merasa khawatir, jambulnya terangkat. Selain itu, mereka merasakan lingkungan melalui rangsangan visual, pendengaran, sentuhan dan aroma, dilansir Animalia.

5. Sistem perkawinan elang-ular bido

Elang-ular bido (commons.m.wikimedia.org/T.R. Shankar Rahman)

Sistem perkawinan elang-ular bido adalah monogami, membentuk ikatan dengan satu pasangan seumur hidupnya. Sama seperti burung lainnya, mereka juga melakukan ritual pendekatan untuk memperkuat ikatan. Biasanya berupa pertunjukan penerbangan yang diiringi dengan vokalisasi khusus. Musim kawinnya tergantung pada wilayah yang ditinggalinya. Di India Selatan, betina mulai menempatkan telur antara bulan Desember dan Maret.

Sementara di India Utara dan Sri Lanka, bisa terjadi antara bulan Februari dan Mei. Betina biasanya menghasilkan satu telur, tapi terkadang dua. Masa inkubasinya berlangsung selama 35 hari, anaknya sudah sepenuhnya menumbuhkan bulu pada usia 21 hari dan bisa terbang 2 bulan setelah menetas.

Verified Writer

Nur Aulia Safira

Grow in silence

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya