TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Bangau Hutan Rawa, Induk Berbagi Waktu Merawat Anaknya 

Bangau hutan rawa tersebar di Sumatra dan Kalimantan

Bangau hutan rawa (commons.m.wikimedia.org/Mike Prince)

Bangau hutan rawa atau storm's stork merupakan spesies bangau yang bisa kamu temui di Indonesia, lho. Mereka berada dalam famili Ciconiidae dan memiliki nama ilmiah Ciconia stormi. Tinggi spesies ini mencapai 75--91 sentimeter. Sebagian besar bulunya berwarna hitam, sementara bagian bawah dan bagian belakang lehernya berwarna putih tapi penutup bulunya hitam. Kulit wajahnya oranye dan terdapat cincin kuning di sekeliling matanya.

Iris bangau hutan rawa berwarna merah dan paruhnya merah muda. Perlu kamu ingat bahwa paruh dan bagian tubuh lunak lainnya akan menjadi lebih gelap saat musim kawin. Jantan dan betina nampak serupa, tapi ukuran jantan lebih besar. Yuk, kenalan lebih jauh melalui fakta berikut ini.

1. Wilayah penyebaran bangau hutan rawa

Bangau hutan rawa (commons.m.wikimedia.org/Rushen)

Sebagian besar populasi bangau hutan rawa berada di Kalimantan, Serawak, Sabah dan Brunei. Mereka juga bisa temukan di Sumatra, tapi wilayah penyebarannya terbatas di bagian tenggara pulau. Walaupun tersebar luas, populasinya berada di kepadatan rendah dan hanya satu atau beberapa individu pernah terlihat bersama. Habitat utama dari bangau ini adalah hutan sungai dataran rendah yang lebat serta hutan rawa gambut, di ketinggian tidak melebihi 240 meter di atas permukaan laut.

Animalia menginformasikan bahwa bangau hutan rawa nampaknya toleran terhadap bekas tebangan. Tapi masih pro dan kontra sebab ada yang menganggapnya tidak bisa jadi tempat perkembang biakan. Di Kalimantan, mereka terlihat berada di rawa air tawar terbuka dan sawah.

2. Menu makannya sangat beragam

Bangau hutan rawa (commons.m.wikimedia.org/Mike Prince)

Berdasarkan informasi dari iNaturalist, makanan utama bangau hutan rawa adalah ikan kecil, katak, larva serangga air dan terkadang cacing tanah. Selama musim bersarang di Sumatra Selatan, burung dewasa kembali ke sarang untuk membawakan makanan pada anak-anaknya setiap 2--4 jam di bulan Juni. Frekuensi tersebut berkurang secara signifikan saat memasuki bulan Juli.

Bangau hutan rawa mencari makan dengan gerakan lambat, lehernya nampak diseret di sepanjang tepi sungai berlumpur. Mereka yang punya anak hanya mencari makan sejauh 2--3 kilometer dari sarangnya. Burung ini menghindari sungai dan saluran air berarus deras.

Baca Juga: 5 Fakta Bangau Rejan, Belajar Terbang dari Pesawat Ultralight

3. Lebih suka hidup menyendiri

Bangau hutan rawa (commons.m.wikimedia.org/Mike Prince)

Spesies bangau ini lebih suka hidup menyendiri, tapi juga bisa ditemukan berada dalam kelompok kecil. Bangau hutan rawa dewasa hanya kawin dengan satu pasangan, biasanya berlangsung selama beberapa tahun. Mereka sering menggunakan kembali sarang yang sama, hanya menambahkan ranting atau lumpur setiap tahunnya. Bangau hutan rawa merupakan burung yang sangat berhati-hati, melansir Restorasi Ekosistem Riau.

4. Sarangnya berada di ketinggian 19--30 meter

Bangau hutan rawa (commons.m.wikimedia.org/Rushen)

Sarang bangau hutan rawa berada di ketinggian yang sulit dijangkau, biasanya sekitar 19--30 meter di tepian sungai di pohon jenis Dipterocarpus. Di Sumatra Selatan, bangau ini telihat menempatkan sarangnya di ketinggian 8,3 meter di atas tanah, tepatnya di pohon Rhizophora mucronata setinggi 18 meter. Sarangnya memiliki diameter luar berukuran antara 30--50 sentimeter dengan kedalaman 10--15 sentimeter.

Bagian dalam sarang dilapisi dengan bahan lembut seperti rumput dan bulu halus. Mereka menggunakan sarang yang sama selama beberapa tahun, bahkan menambahkan lebih banyak meterial pada sarangnya.

Verified Writer

Nur Aulia Safira

Grow in silence

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya