Gunung Es Bernyanyi di Antartika, Fenomena yang Memikat Ilmuan
Musik alami dari alam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunung es di Antartika sering kali menjadi objek penelitian yang menarik, tetapi ada satu fenomena yang benar-benar memikat para ilmuwan—gunung es yang 'bernyanyi'. Fenomena ini terjadi ketika angin bertiup melintasi permukaan gunung es dan menghasilkan getaran pada lapisan salju yang terperangkap di dalamnya. Getaran ini menghasilkan suara frekuensi rendah yang sangat mirip dengan nada musik, menciptakan efek seolah-olah gunung es tersebut sedang memainkan melodi alamnya sendiri. Meskipun suara ini tidak terdengar oleh telinga manusia tanpa bantuan alat khusus, ia tetap berhasil mengundang rasa penasaran dan kekaguman para peneliti.
Fenomena 'nyanyian' gunung es ini bukan hanya sekadar keanehan alam, tetapi juga memiliki implikasi penting dalam studi perubahan iklim. Suara yang dihasilkan oleh getaran ini bisa memberikan informasi mendalam tentang kondisi dan perubahan struktur internal gunung es, yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu global. Melalui analisis suara tersebut, para ilmuwan dapat memantau kondisi gunung es secara real-time, memberikan mereka alat tambahan dalam memprediksi dampak pemanasan global terhadap lapisan es di bumi.
1. Asal Usul 'Nyanyian' Gunung Es
Fenomena 'nyanyian' gunung es di Antartika ini bermula dari interaksi antara angin dan struktur es itu sendiri. Ketika angin bertiup dengan kecepatan tertentu, ia menciptakan getaran di lapisan salju yang terperangkap dalam retakan atau rongga di dalam gunung es. Getaran ini kemudian menghasilkan gelombang suara dengan frekuensi yang sangat rendah, sering kali dalam rentang infrasonik yang berada di bawah ambang pendengaran manusia. Uniknya, suara ini tidak hanya berasal dari satu titik tetapi bisa terjadi di berbagai bagian gunung es, menciptakan harmoni alami yang terdengar seolah-olah gunung es tersebut benar-benar sedang memainkan sebuah lagu. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa intensitas dan pola suara ini juga dapat berubah seiring dengan kondisi cuaca dan perubahan struktural pada gunung es, menjadikannya indikator penting dalam memahami dinamika lingkungan di Antartika.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Nanga Parbat, Gunung yang Memiliki Gelar Raja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.