TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Pied Crow, Burung Gagak yang Punya Kecerdasan Mengesankan

Tingkat kecerdasannya setara dengan kera besar

Pied Crow (flickr.com/145489125@N03)

Pied Crow merupakan salah satu spesies burung yang berasal dari keluarga Corvidae. Berhabitat utama di daerah terbuka yang dekat dengan desa-desa dan kota, burung ini menghuni wilayah Afrika bagian selatan Gurun Sahara dan beberapa pulau di sekitarnya, seperti Madagaskar dan Zanzibar.

Burung yang memiliki nama ilmiah Corvus albus ini dikenal dengan warna bulunya yang khas berwarna hitam dan putih sehingga mudah untuk diidentifikasi. Bagian kepala dan lehernya berwarna hitam mengkilap, lalu pada bagian bahu hingga dada bagian bawah berwarna putih. Bagian ekor, paruh, dan sayapnya berwarna hitam, serta matanya berwarna cokelat tua. Baik jantan maupun betina memiliki penampilan yang serupa.

Selain karakteristik fisiknya yang khas, Pied Crow juga memiliki perilaku unik yang menarik untuk kita pelajari bersama. Artikel ini akan membahas lima fakta menarik tentang Pied Crow yang menarik untuk kamu simak. 

Baca Juga: 5 Fakta Burung Jackdaw, Mirip Gagak dan Sangat Cerdas

1. Pied Crow memiliki kecerdasan yang mengesankan

Pied Crow (flickr.com/francesco_veronesi)

Melansir Grace Valley Haven, dalam beberapa studi menunjukan bahwa burung Pied Crow memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mereka memiliki kemampuan memecahkan masalah yang mengesankan dan mampu menggunakan alat dengan menafaatkan benda-benda di sekitar mereka untuk menyelesaikan masalah seperti menggunakan batu atau ranting untuk membuka kacang atau telur. Mereka bahkan telah diamati meletakkan kacang di depan kendaraan dan mengumpulkan potongan kacang yang hancur setelahnya.

Salah satu studi dari Lefebvre et al. (2004) menunjukan perilaku inovatif Pied Crow dalam mengambil makanan dari tempat yang sulit dijangkau. Pied Crow diamati menggunakan batang sebagai alat untuk mengeluarkan serangga dari celah dan menjatuhkan kacang berkulit keras ke jalan agar kendaraan bisa membuka kacang tersebut.

Studi lain yang dilakukan oleh Orenstein dan Bostwick (2008) menunjukan bagaimana Pied Crow dapat menyesuaikan perilaku mereka berdasarkan kondisi yang berubah. Misalnya, Pied Crow ini dapat belajar dari pengalaman yang terjadi sebelumnya dan menyesuaikan strategi mencari makan mereka sesuai kebutuhan, yang mana hal ini menunjukkan tingkat kecerdasan yang setara dengan kera besar. 

2. Pola makan Pied Crow bervariasi

Pied Crow (flickr.com/berniedup)

Pied Crow merupakan burung omnivora yang makanan utamanya berupa buah-buahan dan biji-bijian, tetapi mereka juga memakan hewan lain seperti reptil, invertebrata, mamalia kecil, hingga burung dan kelelawar. Biasanya mereka memakan kura-kura, kadal, serangga, laba-laba, moluska, tikus, katak, dan ikan. Burung ini sering terlihat mencari sisa makanan di tempat pembuangan sampah atau tepi jalan untuk menemukan bangkai hewan. Pola makan yang bervariasi ini membantu mereka bertahan di berbagai lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan sumber makanan.

3. Pied Crow biasanya terlihat dalam kelompok sosial ataupun berpasangan

Pied Crow (flickr.com/berniedup)

Sebagai hewan sosial, Pied Crow biasanya terlihat berada dalam kelompok kecil maupun berpasangan terutama saat mencari makan. Mereka dapat berkumpul dalam jumlah besar di tempat peristirahatan komunal atau di sumber makanan yang melimpah, misalnya tempat pembuangan sampah dan bangkai mamalia besar.

Pied Crow biasanya tidur bersama di pohon-pohon besar di taman kota, sering kali bersama ratusan burung lainnya. Burung ini dikenal suka menyerang burung yang lebih besar, mulai dari burung pemangsa kecil hingga burung nasar besar. Namun, mereka sendiri bisa diserang oleh burung yang lebih kecil.

4. Pied Crow setia pada pasangan

Pied Crow (flickr.com/harlequeen)

Pied Crow menganut sistem kawin monogami, di mana mereka hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Di awal musim kawin, Pied Crow melakukan ritual pacaran di mana jantan memulai dengan berjalansambil mengembangkan bulu tengkuk dan tenggorokannya di sekitar betina. Jantan juga akan melakukan vokalisasi dengan suara bergetar sambil membungkuk. Kemudian betina akan merespon dengan gerakan membungkuk dan menggetarkan sayap sebagai postur mengundang jantan untuk kawin. 

Musim kawin mereka bervariasi tergantung wilayah dan musim hujan. Burung ini bersarang secara soliter dan biasanya bertelur 4 hingga 5 butir dari bulan September hingga November, tergantung pada lokasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya