TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Black-winged Stilt, Agresif dalam Melindungi Sarang

Black-winged Stilts sangat melindungi sarang dan anaknya

ilustrasi burung Black-winged stilt (flickr.com/181980422@N05)

Black-winged Stilt adalah burung perairan yang berasal dari famili Recurvirostridae. Burung yang dikenal memiliki nama ilmiah Himantopus himantopus  ini memiliki ciri fisik paruh panjang berwarna gelap, kaki yang sangat panjang dan ramping berwarna merah muda dan sebagian besar tubuhnya berwarna putih dengan sayap dan punggung hitam. Jantan memiliki punggung hitam yang mengkilap, sedangkan betina dan burung muda memiliki punggung yang lebih kecokelatan, yang kontras dengan sayap hitam.

Sebagai burung perairan, mereka hidup di berbagai habitat lahan basah seperti rawa hingga laguna pesisir. Black-winged Stilt ditemukan di berbagai wilayah di Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Memiliki sejumlah fakta menarik lainnya, yuk simak lebih dalam mengenai hewan perairan satu ini!

1. Habitat dan persebaran Black-winged Stilt

ilustrasi sekumpulan burung Black-winged Stilts (flickr.com/jean_hort)

Black-winged Stilt sering ditemukan di perairan asin maupun payau. Habitat mereka meliputi perairan dangkal seperti danau, laguna, rawa, dan tambak dengan persebaran yang sangat luas, mulai dari kawasan Eropa, Afrika, Asia, hingga Australia. Di beberapa tempat, mereka adalah spesies yang berkembang biak dan menetap sepanjang tahun, sementara di kawasan lain mereka adalah burung migran yang melakukan perjalanan panjang mengikuti musim.

Populasi migrasi dari kawasan Asia akan bergerak menuju selatan selama musim dingin untuk mencari tempat yang lebih hangat dan kaya akan sumber makanan. MelansirThe Wildlife Trusts, populasi Black-winged Stilt di Eropa sebagian besar adalah burung migrasi yang terbang ke Afrika saat musim dingin. Cuaca yang lebih hangat di Eropa Selatan menyebabkan lahan basah tempat mereka biasanya bersarang menjadi kering, memaksa mereka bergerak ke utara untuk menemukan lokasi yang lebih sesuai.

2. Pola makan Black-winged Stilt

ilustrasi burung Black-winged stilt (flickr.com/181980422@N05)

Black-winged Stilt memakan berbagai jenis invertebrata air, seperti serangga, krustasea, cacing, dan moluska kecil. Mereka menggunakan paruh panjangnya untuk menyapu permukaan air dan menggali lumpur untuk menemukan mangsa. Memiliki tubuh yang ringan dan kaki yang sangat panjang, memudahkan mereka untuk berburu di perairan yang lebih dalam dibandingkan dengan banyak spesies burung lain. Dalam kondisi tertentu, mereka juga memakan ikan kecil, kecebong, hingga laba-laba.

Meski aktif mencari makan di siang hari atau diurnal, namun mereka juga memiliki penglihatan yang cukup baik saat beradatasi di malam hari, sehingga mereka dapat mencari makan bahkan pada malam tanpa bulan.

3. Perilaku unik Black-winged Stilt saat membersihkan diri

ilustrasi burung Black-winged stilt (flickr.com/181980422@N05)

Membersihkan diri menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan hewan untuk menjaga tubuh mereka dari kotoran, parasit, maupun bulu yang rusak. Burung Black-winged Stilt biasanya membersihkan bulu mereka dengan menghadapkan badan mereka ke angin. 

Menurut Birds of the World, ada perbedaan perilaku membersihkan bulu antara jantan dan betina. Jantan biasanya mencelupkan paruhnya ke dalam air sebelum membersihkan bulunya, sementara betina tidak pernah terlihat melakukan hal tersebut. 

4. Perilaku reproduksi Black-winged Stilt

ilustrasi burung Black-winged Stilts (flickr.com/181980422@N05)

Menurut Animalia, burung Black-winged Stilt merupakan hewan monogami secara serial, yang mana mereka memiliki satu pasangan dan mempertahankan ikatan mereka hanya selama satu musim kawin, tidak seumur hidup. Mereka mencapai kematangan reproduksi dan mulai berkembang biak ketika berusia 1 atau 2 tahun.

Black-winged Stilt biasanya membuat sarang berupa area terbuka di tanah yang terletak dekat air. Betina bertelur hingga 4 butir, yang kemudian dierami selama sekitar 3 hingga 4 minggu oleh kedua induk. Anak-anak burung menetas dalam kondisi yang sudah berkembang baik dan mulai terbang sekitar 1 bulan setelah menetas, kemudian sekitar 2 hingga 4 minggu kemudian mereka mampu hidup mandiri. 

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya