TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Lebih Dekat 5 Spesies Scallop dari Genus Pecten

Apakah ada yang pernah kamu makan?

ilustrasi scallop (commons.wikimedia.org/stug.stug)

Intinya Sih...

  • Scallop adalah moluska bivalvia laut dengan rasa gurih dan manis serta tekstur lembut dan kenyal.
  • Pecten albicans, Pecten fumatus, Pecten jacobaeus, Pecten maximus, dan Pecten sulcicostatus adalah beberapa spesies scallop yang hidup di perairan tertentu.
  • Scallop memiliki nilai ekonomi tinggi di Jepang, kaya akan nutrisi seperti kalsium, zat besi, vitamin B12, asam lemak omega-3, protein, magnesium, kalium, dan seng.

Pernahkah kamu mengonsumsi hewan di atas? Itu adalah scallop, moluska bivalvia laut dari famili Pectinidae. Moluska merupakan hewan bertubuh lunak, sementara bivalvia artinya dua cangkang. Scallop sendiri rasanya gurih dan sedikit manis dengan tekstur lembut dan kenyal, tetapi tidak terlalu amis.

Pectinidae terdiri dari beberapa genus, salah satunya adalah Pecten. Genus ini memiliki lebih dari 70 spesies dan sebagian di antaranya telah punah. Mari tengok beberapa spesies yang masih hidup, yuk!

1. Pecten albicans

ilustrasi Pecten albicans (commons.wikimedia.org/Hectonichus)

Pertama adalah Pecten albicans, scallop berwarna cokelat atau oranye yang bisa tumbuh hingga 9,5 cm. Penghuni Samudra Pasifik bagian barat ini biasanya ditemukan di dasar laut yang berpasir dan berlumpur pada kedalaman 10–150 meter. Selain itu, juga dijumpai di Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.

Mereka bertahan hidup dengan memakan plankton, alga, hingga krustasea kecil. Spesies ini memiliki nilai ekonomi tinggi di Jepang. Di negara tersebut, Pecten albicans dimasak dengan cara diberi keju, mayones, dan ebiko (telur ikan) lalu dipanggang.

2. Pecten fumatus

ilustrasi Pecten fumatus (commons.wikimedia.org/Naturalis Biodiversity Center)

Selanjutnya adalah Pecten fumatus, yang dapat dijumpai di Shark Bay (barat Australia) hingga Kepulauan Kermadec (Selandia Baru). Scallop yang hidup di kedalaman 0–80 meter ini ukuran maksimalnya 15 cm. Jumlah garis-garis di cangkangnya berkisar antara 12 sampai 16.

Sebagai organisme bentik, mereka biasanya mengubur diri di pasir atau sedimen berlumpur sembari mencari makanan. Selama setengah abad terakhir, spesies ini dieksploitasi secara berlebihan. Akibatnya, sekarang Pecten fumatus sulit ditemukan di pesisir dan nelayan harus mencarinya hingga ke tengah laut.

3. Pecten jacobaeus

ilustrasi Pecten jacobaeus (commons.wikimedia.org/Naturalis Biodiversity Center)

Beranjak ke Pecten jacobaeus, yang juga dikenal sebagai scallop Mediterania. Seperti namanya, mereka dapat ditemukan di Laut Mediterania dan Samudra Atlantik Timur. Tepatnya dari Kepulauan Azores (Portugal) ke Kepulauan Canary (Spanyol) hingga Lebanon.

Mereka biasanya terlihat di dasar laut, pada kedalaman 0–30 meter. Panjang rata-rata Pecten jacobaeus ialah 5–6 cm, tetapi ada spesimen yang mencapai 25 cm. Hewan ini sangat bergizi, mengandung kalsium 149 mg per 100 gram dan zat besi 8,53 mg per 100 gram!

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Pinna nobilis, Kerang yang Dijuluki Sutra Laut!

4. Pecten maximus

ilustrasi Pecten maximus (commons.wikimedia.org/Consell Comarcal del Baix Empordà)

Pecten maximus memiliki banyak julukan, seperti scallop besar, scallop raja, dan St. James shell. Mereka dapat dijumpai di Irlandia, Inggris, Norwegia, Semenanjung Iberia, Madeira (Portugal), sampai lepas pantai Afrika Barat. Spesifiknya di dasar laut yang berpasir atau berlumpur pada kedalaman 10–110 meter.

Hewan yang dapat tumbuh hingga 15 cm ini merupakan filter feeder. Artinya, mereka memakan alga, fitoplankton, dan mikroorganisme lain dengan cara disaring. FYI, Pecten maximus kaya akan vitamin B12, asam lemak omega-3, protein, magnesium, kalium, dan seng. Biasanya, scallop ini dimasak dengan teknik pan-seared bersama bawang putih, mentega, dan parsley.

Verified Writer

Nena Zakiah

Let God do the rest 🌠

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya