TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Spesies Monyet dari Genus Cercocebus, Banyak yang Terancam Punah

Banyak dari mereka tersebar di benua Afrika

ilustrasi monyet dari genus Cercocebus (commons.wikimedia.org/Atamari)

Afrika adalah benua terbesar kedua setelah Asia. Luas daratannya kurang lebih 30.365.000 kilometer persegi dan dihuni oleh lebih dari 1,48 miliar penduduk. Vegetasinya beragam, mulai dari gurun, padang rumput, hingga hutan hujan tropis. Selain itu, Benua Afrika adalah rumah bagi lebih dari 200 spesies primata.

Salah satu jenis primata yang dapat dijumpai di Benua Afrika adalah mangabey. Mereka adalah monyet Dunia Lama yang berasal dari genus Cercocebus. Mau tahu fakta-fakta menarik tentang mereka?

1. Cercocebus lunulatus

ilustrasi Cercocebus lunulatus (commons.wikimedia.org/Enric)

Yang pertama adalah Cercocebus lunulatus atau white-naped mangabey. Mereka berasal dari Burkina Faso, Pantai Gading, dan Ghana. Awalnya, mereka dianggap sebagai subspesies sooty mangabey (Cercocebus atys), tetapi pada tahun 2016 ditetapkan sebagai spesies tersendiri oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Panjang tubuh Cercocebus lunulatus adalah 40–67 cm dengan panjang ekor 40–80 cm dan berat 5–14 kilogram. Sebagian besar tubuhnya berwarna abu-abu, kecuali perut dan lehernya yang berwarna putih. Makanan utamanya adalah buah-buahan dan kacang-kacangan, namun terkadang juga mengonsumsi akar, batang, rumput, biji-bijian, jamur, hingga invertebrata. Umurnya di alam liar rata-rata hanya 18 tahun dan mencapai 27 tahun apabila di penangkaran.

2. Cercocebus galeritus

ilustrasi Cercocebus galeritus (commons.wikimedia.org/Michal Sloviak)

Jika status konservasi spesies sebelumnya adalah genting (endangered), maka berbeda dengan Cercocebus galeritus. Hewan yang dikenal sebagai Tana river mangabey ini berstatus kritis (critically endangered). Diperkirakan tersisa 1.000–1.200 ekor saja di alam liar dan populasinya terus menurun karena alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian. Mereka juga harus menghadapi ancaman predator, seperti ular piton, burung elang, dan buaya.

Sebagai hewan endemik, Cercocebus galeritus hanya ditemukan di hutan di sepanjang hilir Sungai Tana, Kenya bagian tenggara. Tubuhnya berwarna abu-abu muda, kecuali wajah, ujung tangan, dan kaki yang berwarna hitam. Panjangnya kurang lebih 44–63 cm (belum termasuk ekor 50 cm), sementara beratnya berkisar antara 5,4 hingga 9,5 kilogram.

3. Cercocebus torquatus

ilustrasi Cercocebus torquatus (commons.wikimedia.org/Rufus46)

Selanjutnya adalah Cercocebus torquatus alias red-capped mangabey, yang tersebar dari Guinea hingga Gabon. Spesies ini mudah dikenali berkat kepalanya yang berwarna merah serta leher, pipi, atas mata, hingga dadanya yang berwarna putih. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon untuk mencari makanan, beristirahat, dan mengamankan diri dari predator.

Panjangnya sekitar 46–67 cm dengan berat 7,5–10 kilogram. As always, ekornya lebih panjang dari tubuhnya, yakni 51–79 cm. Mereka hidup dalam kelompok yang terdiri dari 10–35 individu. Hewan yang statusnya rentan (vulnerable) ini mulai kawin di usia 5–7 tahun dan melahirkan satu anak setelah mengandung selama 170 hari.

Baca Juga: 6 Fakta Monyet Howler Merah Kolombia

4. Cercocebus chrysogaster

ilustrasi Cercocebus chrysogaster (commons.wikimedia.org/Frederique Burgers' Zoo)

Bergeser ke Cercocebus chrysogaster atau golden-bellied mangabey, yang hanya dijumpai di Republik Demokratik Kongo. Sesuai dengan namanya, area dada, perut, dan paha bagian dalam ditutupi oleh bulu berwarna keemasan, sedangkan sisanya berwarna abu-abu kecokelatan. Dalam bahasa Lonkundo (bahasa setempat), mereka disebut sebagai “linku”.

Bila dibandingkan dengan mangabey yang lain, Cercocebus chrysogaster adalah yang paling besar. Panjang tubuhnya sekitar 45–66 cm dengan panjang ekor 50–75 cm dan berat 6–14 kilogram. Perannya penting bagi ekosistem, yaitu sebagai penyebar benih tanaman. Sayangnya, mereka kerap diburu manusia untuk diambil dagingnya atau diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan di pasar gelap.

5. Cercocebus sanjei

ilustrasi Cercocebus sanjei (commons.wikimedia.org/Marc Veraart)

Terakhir adalah Cercocebus sanjei alias sanje mangabey. Mereka hidup di dataran tinggi Tanzania, tepatnya di Hutan Mwanihana dan Udzungwa Scarp Nature Preserve. Kamu bisa mengenalinya dari bulunya yang berwarna abu-abu muda dan wajahnya yang seperti memakai topeng. Panjangnya kurang lebih 50–65 cm (belum termasuk ekor 55–65 cm) dengan berat 5,8–10,3 kilogram.

Spesies ini mempunyai kebiasaan yang unik, yaitu geophagy atau sengaja mengonsumsi tanah. Menurut para peneliti, tujuannya adalah memenuhi kebutuhan mineral dan meredakan gangguan gastrointestinal. Sadly, populasinya tersisa 1.500–3.500 ekor saja karena kehilangan habitat, perburuan liar, serta menjadi santapan predator (seperti macan tutul, elang, dan ular).

Walau berasal dari genus yang sama, mereka memiliki perbedaan yang mencolok, ya? Semoga mereka semua dijauhkan dari kepunahan!

Baca Juga: 5 Spesies Monyet Dunia Lama yang Berstatus Hewan Endemik Indonesia

Verified Writer

Nena Zakiah

Let God do the rest šŸŒ 

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya