TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kadal dari Genus Sauromalus dan Status Konservasinya

Ada yang mulai terancam punah, lho!

ilustrasi kadal dari genus Sauromalus (commons.wikimedia.org/TimVickers)

Dalam hidupmu, kamu pasti pernah melihat kadal. Ini adalah reptil dari ordo Squamata yang kulitnya bersisik, berekor panjang, dan sebagian besar memiliki empat kaki. Terdapat sekitar 7.000 spesies kadal di seluruh dunia, kecuali Antartika. Sebagai hewan berdarah dingin (ektotermik), mereka tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri dan akan bergantung pada lingkungannya.

Salah satu jenis kadal yang mungkin belum pernah kamu dengar adalah chuckwalla. Mereka adalah bagian dari genus Sauromalus dan famili Iguanidae. Di mana kita bisa menjumpainya dan bagaimana status konservasinya?

1. Sauromalus slevini

ilustrasi Sauromalus slevini (inaturalist.org/Ginni Callahan)

Pertama adalah Sauromalus slevini, yang juga dikenal sebagai Monserrat chuckwalla atau Slevin’s chuckwalla. Mereka berasal dari tiga pulau kecil (Isla del Carmen, Isla Coronados, dan Isla Monserrate) di Laut Cortés, Meksiko. Biasanya, mereka terlihat pada ketinggian 0–489 meter di atas permukaan laut.

Spesies ini menyukai daerah berbatu, apalagi kalau terdapat celah untuk berlindung. Sebagian besar yang mereka konsumsi adalah tanaman (mulai dari daun, buah, hingga bunga), tetapi terkadang juga mengonsumsi serangga. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) ini statusnya hampir terancam (near threatened).

Baca Juga: 5 Fakta Naga Berjanggut, Reptil Ini Memiliki Perisai Sisik Berduri

2. Sauromalus hispidus

ilustrasi Sauromalus hispidus (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Selanjutnya adalah Sauromalus hispidus, yang memiliki julukan Angel Island chuckwalla dan spiny chuckwalla. Ini merupakan spesies chuckwalla terbesar kedua dengan panjang keseluruhan 64 cm dan berat 1,4 kilogram. Sebagai hewan endemik, mereka hanya bisa dijumpai di Isla Angel de la Guarda dan beberapa pulau kecil di Meksiko.

Sauromalus hispidus tidak berbahaya bagi manusia, justru mereka akan kabur apabila merasa terancam. Biasanya, antara bulan Juni–Agustus, chuckwalla betina dewasa akan bertelur sebanyak 5–16 butir dan menetas pada akhir September. Sayangnya, hewan yang dapat hidup hingga usia 25 tahun ini terancam punah (endangered).

3. Sauromalus ater

ilustrasi Sauromalus ater (commons.wikimedia.org/Stan Shebs)

Beralih ke Sauromalus ater alias common chuckwalla, yang mendiami gurun di bagian barat Amerika Serikat (AS) serta daratan utama dan 30 pulau di Meksiko. Mereka kerap ditemui pada ketinggian 0–1.400 meter di atas permukaan laut. Panjang tubuhnya rata-rata 16,2 cm, tetapi bisa tumbuh hingga 19,7 cm. Belum termasuk ekor yang panjangnya 18,2 cm dan berat maksimal 315 gram.

Hewan yang penyendiri dan aktif di siang hari (diurnal) ini mengonsumsi makanan yang tinggi serat, rendah lemak, dan rendah protein. Contohnya adalah daun, bunga, dan buah. Sarangnya berada di bawah tanah dan berisi 5–16 butir telur, yang akan menetas dalam 33–50 hari. Spesies yang berstatus “risiko rendah” (least concern) ini umurnya hanya 10–15 tahun di alam liar, tetapi bisa mencapai 65 tahun di penangkaran.

4. Sauromalus klauberi

ilustrasi Sauromalus klauberi (commons.wikimedia.org/David J. Stang)

Sauromalus klauberi memiliki beberapa sebutan, seperti spotted chuckwalla dan Catalina chuckwalla. Spesies ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1941. Namanya diambil dari Laurence Monroe Klauber, seorang naturalis asal AS kelahiran tahun 1883.

Sebagai hewan endemik, mereka hanya dijumpai di Isla Santa Catalina, Meksiko. Panjang badannya rata-rata 14,4 cm, belum termasuk ekornya. Sauromalus klauberi dikategorikan sebagai spesies rentan (vulnerable), mengacu pada IUCN Red List versi 3.1.

Verified Writer

Nena Zakiah

Let God do the rest 🌠

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya